Perampokan di Lampung Timur
Di Balik Perburuan Pelaku Perampokan BRILink Lamtim: Dari Doni, Ardian, Andrian, hingga Afdian
Kepingan puzzle barang bukti perampokan uang BRILink di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) 99 persen lengkap.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepingan puzzle barang bukti perampokan uang BRILink di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) 99 persen lengkap.
Ada sandal kiri dan kanan di tempat berbeda, helm pink, plastik dan sedotan bekas es degan, hingga foto pria dan kartu keluarga (KK).
Namun, masih ada fakta lain yang memperkuat identifikasi siapa terduga pelaku perampokan tersebut. Apa itu?
Sepanjang akhir pekan, Sabtu (22/1/2022) dan Minggu (23/1/2022), tim gabungan Polsek Way Bungur, Polres Lamtim, dan Polda Lampung sedang sibuk-sibuknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dua tempat.
Baca juga: Di Balik Perburuan Pelaku Perampokan BRILink Lamtim: Sandal, Helm Pink, dan Foto Pria
Masing-masing di TKP perampokan dan penembakan perempuan pegawai BRILink serta rumah mantan istri siri terduga pelaku.
Di tempat lain, ada tim yang bergerak menyisir gerai-gerai BRILink di sepanjang jalan lintas timur (jalintim) ruas Lamtim.
Di sejumlah gerai di sepanjang jalintim tersebut, tim kepolisian menemukan fakta yang serupa dengan kejadian di BRILink ruas Desa Tambah Subur, Kecamatan Way Bungur.
Rupanya, pada hari yang sama dengan perampokan uang BRILink di Desa Tambah Subur, ada seorang pria yang mendatangi satu per satu gerai di sepanjang jalintim.
Dia bertanya apakah bisa mengambil uang Rp 100 juta.
“Kejadian perampokan dan penembakan kan petang. Nah, tim mendapat informasi bahwa siangnya ada orang yang datang ke beberapa gerai BRILink di sepanjang jalintim,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Polisi Reynold EP Hutagalung.
"Dia mau ambil uang Rp 100 juta. Alasannya macam-macam. Ada yang untuk kasih bantuan ke anak yatim, ada yang untuk khitanan, ada untuk mantenan, ada untuk cukuran anak," sambungnya.
Namun, pria itu gagal mengambil uang Rp 100 juta dari sejumlah gerai tersebut.
Baca juga: Rekam Jejak Afdian Saputra, Pelaku Perampokan BRI Link Lampung Timur
Hingga tibalah dia di gerai BRILink di Desa Tambah Subur, Way Bungur.
Di sini, pria itu tetap tidak bisa mengambil uang Rp 100 juta, melainkan setengahnya, Rp 50 juta.
“Untuk ambil Rp 100 juta, ternyata tidak bisa langsung. Harus konfirmasi dulu sebelumnya, telepon dulu. Akhirnya, hanya bisa ambil Rp 50 juta. Saat itulah terjadi perampasan dan penembakan terhadap pegawai BRILink (Leli Agustin) yang berusaha mempertahankan uang tersebut,” ujar Reynold.
Penyisiran tak berhenti di sejumlah gerai BRILink di jalintim ruas Lamtim, tetapi berlanjut hingga ke perbatasan Lamtim dengan Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng).
Di sebuah gerai BRILink di Simpang Randu, Kecamatan Seputih Banyak, Lamteng, tim mendapati ada CCTV.
Dari hasil pemeriksaan, tampak seorang pria datang menggunakan sepeda motor dengan helm warna merah muda alias pink.
Dia juga memakai celana jeans pendek warna biru.
“Ini identik dengan temuan barang bukti di TKP kedua (rumah mantan istri siri terduga pelaku). Ada helm warna pink dan celana jeans pendek warna biru yang masih basah,” kata Kombes Reynold.
Baca juga: BRI Beri Santunan Rp 15 Juta hingga Pembiayaan KUR untuk Keluarga Korban Perampokan di BRI Link
“Temuan di CCTV ini, kemudian temuan barang bukti di TKP kedua, kemudian juga hasil penelusuran di beberapa gerai di jalintim, semakin meyakinkan kami bahwa dia lah pelaku perampokan dan penembakan pegawai BRILink di Desa Tambah Subur,” lanjutnya.
Tim kepolisian lalu berkesimpulan si pelaku menerapkan modus ‘tebar jaring’ untuk merampok uang dari gerai BRILink.
“Dia ‘tebar jaring’ yang targetnya adalah gerai-gerai di sepanjang jalintim di Lamtim, bahkan sampai perbatasan Lamtim-Lamteng,” ujar Reynold.
Baca juga: BREAKING NEWS Polisi Olah TKP Perampokan BRI Link di Lampung Timur
Nama Berbeda-beda
Pengejaran terhadap pelaku tinggal menunggu waktu setelah kepingan-kepingan puzzle barang bukti lengkap.
Dari foto pria dan KK yang ditemukan di TKP kedua, yakni rumah mantan istri siri terduga pelaku, tim melihat ada nama Doni. Alamatnya di Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan (Sumsel).
Dibentuklah tim untuk pengejaran. Koordinasi dilakukan lintas polda untuk menelusuri alamat tersebut.
Alhasil, dari foto pria yang ditemukan, dipadukan dengan alamat yang dimaksud, terungkap fakta lain bahwa pria itu rupanya buronan polisi atas kasus pencurian dengan kekerasan alias curas pada 2018.
“Dia juga residivis. Pada 2016, dia melakukan curas di OKU (Kabupaten Ogan Komering Ulu) Timur. Dipenjara, bebas pada 2018. Lalu pada 2018, melakukan curas lagi dan masuk DPO (daftar pencarian orang),” beber Direskrimum Polda Lampung Kombes Reynold Hutagalung.
Menyeberang ke Pulau Jawa, tepatnya di Kendal, Jawa Tengah (Jateng), pria tersebut beraksi lagi pada 2020. Dia melakukan curas di sejumlah minimarket.
Di sinilah dia tertangkap, lalu dihukum bui di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kendal.
“Tapi, belum selesai menjalani masa hukuman, dia nekat kabur dari Lapas Kendal pada November 2021. Dari sinilah dia kembali ke Sumatra, lalu menjalankan aksinya lagi,” kata Reynold.
Untuk mengelabui pengejaran aparat, pria ini menggunakan nama berbeda-beda.
Selain Doni yang tertera pada KK yang ditemukan di TKP kedua, nama lain yang digunakan antara lain Andrian, Ardian, dan Ryan.
Dari koordinasi dengan Polda Sumsel dan Polda Jateng, diketahui nama asli pria itu adalah Afdian Saputra.
Belakangan diketahui Afdian Saputra inilah si pelaku perampokan dan pembunuhan pegawai BRILink.
Tiga Kali Beraksi
Sepulang dari ‘perantauan’ di Pulau Jawa, Afdian beraksi setidaknya tiga kali di Sumsel dan Lampung.
Pertama, 16 Januari, dia melakukan curas di OKI, Sumsel, dengan menembak korbannya hingga mengalami luka berat.
Aksi keduanya tak lain terjadi di gerai BRILink di Desa Tambah Subur, Way Bungur, Lamtim, Jumat (21/1/2022).
Afdian kabur setelah menembak perempuan pegawai BRILink. Sempat mampir di rumah mantan istri sirinya, dia pergi ke Sumsel.
“Beberapa hari kemudian, 25 Januari, dia beraksi lagi di OKI. Kali ini dia melakukan curanmor dengan sadis. Korbannya ditembak hingga tewas di depan anak dan istrinya,” ungkap Kombes Reynold.
Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti terjatuh juga. Sepintar-pintarnya menutupi bangkai, pasti tercium juga.
Pepatah ini berlaku bagi siapapun penjahat, termasuk Afdian Saputra.
Tim kepolisian perlahan-lahan berhasil mengendus keberadaannya. ( Tribunlampung.co.id / Yoso Muliawan/ Bersambung)