Tanggamus
Talud Laut di Pelabuhan Kota Agung Tanggamus Roboh
Talud laut di Pelabuhan Perikanan Kota Agung roboh pada salah satu bidangnya.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Talud laut di Pelabuhan Perikanan Kota Agung roboh pada salah satu bidangnya.
Menurut Awin, salah satu nelayan talud tersebut roboh karena kondisinya sudah rusak. Lantas lama-kelamaan makin rusak dan akhirnya roboh.
"Dari dulu memang sudah rusak tapi dibiarkan saja akhirnya roboh. Pokonya sepanjang talud itu memang sudah rusak tunggal tunggu robohnya saja," ujar Awin.
Ia mengaku, penyebab roboh bukan karena ombak pula. Sebab untuk bangunan di tepi laut pasti terhantam ombak. Tinggal bagaimana bangunan itu bagus atau tidak.
"Ya kalau misalnya bangunannya bagus pasti lebih kuat. Itu jelek saja bangunannya. Bukan cuma karena ada ombak, namanya dekat laut pasti kena ombak," ujar Awin.
Panjang talud yang roboh sekitar delapan meter. Kini hanya menyisakan material dan puing-puing talud yang roboh. Titik yang roboh ada di tengah-tengah di antara seluruh talud.
Dan sekarang ini seluruh talud sudah rusak, tinggal menunggu robohnya. Meski sebenarnya bisa dicegah dengan perbaikan supaya tidak seluruhnya roboh.
"Kalau mau memperbaiki ya sekarang ini, sebab yang rusak cuma bagian bawah-bawahnya. Itu bisa ditutup batu-batu besar terus disemen," terang Awin.
Talud ini dibangun untuk membentuk kolam pelabuhan. Sehingga permukaan tanah tidak terkikis akibat ombak. Dengan begitu mencegah pendangkalan di kolam pelabuhan.
Selain itu, adanya talud ini pun untuk melindungi SPDN dari hantaman ombak. Sebab tepat pada sisi utaranya merupakan bangunan SPDN. Sehingga lahan sekitar bangunan tidak tergerus ombak.
Talud laut ini terhubung dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), lalu pada sisi timur terkait dengan break water. Perairan di dalamnya itulah kolam pelabuhan agar perahu nelayan bisa sandar di dermaga.
Talud tersebut dibangun 2014 lalu dan selesai akhir tahun itu juga. Dana pembangunannya Rp 3,5 miliar dari anggaran tugas perbantuan (TP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Bangun talud mulai belakang Solar Paket Diesel Nelayan (SPDN) hingga dermaga yang panjangnya sekitar 90 meter dan tinggi 3,5 meter berbentuk letter L. Satu sisi menghadap laut (selatan) dan sisi satunya menghadap barat.
Menurut Asep, nelayan lainnya, selama ini tidak ada upaya perawatan serius untuk mempertahankan talud tersebut. Padahal talud sudah rusak sejak 2016 lalu.
"Jebolnya sih sudah beberapa tahun lalu, terus makin lama tambah lebar. Tapi tidak ada perbaikan, akhirnya batu-batuan untuk bangunan talud rontok. Apalagi saat musim ombak besar," ujar Asep.