Konflik Rusia Ukraina

Presiden Ukraina Sindir Amerika Serikat, 'Pasukan Terkuat di Dunia Nonton dari Jauh'

Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina sindir Amerika Serikat, sebut pasukan terkuat di dunia hanya nonton dari jauh konflik Rusia Ukraina.

Handout / UKRAINE PRESIDENCY / AFP
Ilustrasi. Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina sindir Amerika Serikat, sebut pasukan terkuat di dunia hanya nonton dari jauh konflik Rusia Ukraina. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina sindir Amerika Serikat, sebut pasukan terkuat di dunia hanya nonton dari jauh konflik Rusia Ukraina.

Diketahui, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militer khusus ke Ukraina pada (24/2/2022), Volodymyr Zelenskyy membuat curhatan pilu.

Di dalam pidatonya, mantan aktor sekaligus komedian tersebut mengatakan mereka merasa sendirian saat bala tentara beruang merah menggempur mereka.

Tak ada sama sekali bantuan yang dikerahkan dari negara-negara tetangga, termasuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Amerika Serikat untuk melawan pasukan Rusia yang begitu kuat.

Bahkan, kata Zelenskyy, pasukan terkuat di dunia hanya menonton dari jauh.

Baca juga: Aksi Berani Pria Ukraina Hentikan Tank Tentara Rusia, Naik di Depan Lalu Berlutut

Baca juga: Jerman Turun Tangan, Kirim Suplai Amunisi 500 Rudal ke Ukraina untuk Lawan Rusia

"Pagi ini kami bertahan sendirian (melawan Rusia) sama seperti kemarin."

"Pasukan terkuat di dunia cuma nonton dari jauh," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dikutip dari kanal YouTube Guardian News (27/2/2022).

"Apakah sanksi (ekonomi) yang diberikan kemarin dapat membujuk Rusia? Kami merasa itu belum cukup," katanya.

Lantaran merasa ditinggalkan begitu saja, Zelenksyy sadar bahwa kini mereka hanya bisa bergantung pada negara mereka sendiri.

Bahkan dirinya juga meminta agar penduduknya bersedia turun membantu tentara militer Ukraina dalam menjaga stabliltas keamanan negara bekas pecahan Uni Soviet itu.

Tak hanya itu, pemerintah Ukraina juga akan memberikan penduduknya senjata bagi siapapun yang mau membantu melawan pasukan beruang merah.

Di samping itu, Volodymyr Zelenskyy sempat berterima kasih kepada warga Rusia yang telah melakukan aksi protes terkait dengan operasi militer khusus ke Ukraina.

Baca juga: 2 Bocah di Perbatasan Ukraina Dititipkan ke Orang Asing Demi Selamat dari Serangan Rusia

Baca juga: Presiden Ukraina: Mungkin Ini Terakhir Kalinya Kalian Lihat Saya Hidup

Pasalnya, aksi penolakan tersebut begitu berarti bagi negara yang berjuluk Keranjang Rotinya Eropa.

"Kepada warga Federasi Rusia yang terhormat, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, malam tadi tentara Rusia mulai memborbardir ibu kota Kyiv."

"Ini mengingatkan kami dengan kejadian di tahun 1941," ujarnya.

"Kepada seluruh penduduk Federasi Rusia yang ikut melakukan unjuk rasa, saya ingin bilang: Kami melihat kalian."

"Artinya kalian mendengarkan kami, artinya kalian percaya pada kami."

"Mari berjuang untuk kami, mari berjuang melawan perang," tandasnya penuh semangat.

Sebelumnya diberitakan Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan tentara militernya untuk melakukan operasi militer khusus ke negara Ukraina, yang berbatasan langsung dengan mereka.

Sebenarnya konflik Rusia Ukraina ini telah mengakar sejak lama.

Hal ini lantaran Rusia nampaknya masih belum rela negara yang kini dipimpin Volodymyr Zelenskyy itu telah merdeka.

Apalagi, pidato Putin yang menyebutkan serta mengakui dua wilayah Ukraina yang bernama Donetsk dan Luhansk telah merdeka dari Ukraina memperkeruh suasana.

Sebab kedua wilayah tersebut diketahui merupakan dua daerah separatis yang pro-Rusia.

Sebelumnya, Rusia juga mendukung separatis di Semenanjung Krimea milik Ukraina.

Ada pula alasan lain karena Rusia ingin NATO berjanji agar tidak menerima Ukraina sebagai anggotanya.

Hal tersebut lantaran dianggap sebagai sebuah ancaman langsung bagi Negeri Beruang Merah karena dapat mengganggu keamanan nasional mereka.

Ia tak ingin ada pangkalan militer NATO di perbatasan negaranya jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.

Terlebih, isi dari aliansi NATO itu merupakan negara-negara sekutu Amerika Serikat.

Di samping itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasinya merupakan permintaan bantuan dari kelompok separatis di wilayah Ukraina Timur.

"Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida dari rezim Kyiv selama delapan tahun," kata Putin, dikutip dari TASS, Jumat (27/2/2022).

"Dan untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi Ukraina dan mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap orang-orang damai, termasuk warga negara Rusia," ungkapnya.

Bahkan Vladimir Putin juga meminta negara lain untuk tidak ikut campur dalam permasalahan kedua negara ini.

Sayangnya, alasan Rusia melakukan operasi militer itu dicurigai oleh banyak negara Barat sebagai bentuk invansi terhadap Ukraina.

Volodymyr Zelenskyy diminta serahkan negaranya

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diminta Vladimir Putin untuk serahkan negaranya.

Diketahui, sepanjang Kamis (24/2/2022), Rusia diyakini telah meluncurkan sekitar 160 rudal saat pasukannya bergerak ke wilayah Ukraina.

Tak hanya itu, dikutip dari cbsnews.com, aksi penembakan juga terjadi di Kyiv dan di Kharkiv, dekat perbatasan Rusia di timur Ukraina.

Penembakan Rusia dimulai hanya beberapa saat setelah Putin memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus.

Putin diketahui meminta pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan kembali menyerahkan negara mereka atas kendali Rusia.

Konflik antara Rusia dengan Ukraina ini mengundang perhatian negara-negara lain, tak terkecuali Amerika Serikat (AS)

Oleh karena itu, Putin memperingatkan AS dan The North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk tidak mencampuri konflik antara negaranya dengan Ukraina.

Jika mencampuri konflik ini, maka Rusia berencana akan memberikan konsekuensi yang belum pernah dibayangkan dunia. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved