Konflik Rusia Ukraina

Ukraina Setuju Damai dengan Rusia, Delegasi Masing-masing Negara Akan Negoisasi

Dikabarkan, Ukraina setuju damai dengan Rusia, delegasi masing-masing negara akan melakukan negoisasi di perbatasan Ukraina-Belarusia.

RIA Novosti/Alexander Kryazhev via Tribunnews.com
Delegasi Rusia di Gomel, Belarus menunggu kedatangan delegasi Ukraina. Mereka adalah ketua delegasi Rusia Vladimir Medinsky, Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dan Duta Besar Rusia untuk Belarus Boris Gryzlov. Dikabarkan, Ukraina setuju damai dengan Rusia, delegasi masing-masing negara akan melakukan negoisasi di perbatasan Ukraina-Belarusia. 

Namun, setelah Rusia telah tiba di sana, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan delegasi Ukraina ingin perundingan di lokasi lain, seperti Warsawa, Istanbul, Baku atau Wina, dan bukan di Belarusia.

Zelensky beralasan, Belarus adalah tempat pijakan penyerbuan Rusia atas Ukraina selama tiga hari terakhir.

Zelensky secara langsung menyebut Belarus dalam sebuah pidato hari Minggu, mengatakan, "tindakan agresif" yang dilakukan atas Ukraina dari wilayah Belarusia membuat negaranya tidak mungkin mengadakan pembicaraan dengan Rusia di Belarusia.

Ukraina mengatakan, pasukan mereka hari ini mencegat sebuah rudal jelajah yang diluncurkan ke arah Kiev dari wilayah Belarusia.

Rusia Kaget Pertahanan Ukraina

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini mengamuk setelah serangannya ke Ukraina belum juga bisa menduduki kota besar di negara itu.

Padahal, Sabtu (26/2/2022) kemarin sudah menjadi hari ketiga Rusia melakukan  enyerangan ke Ukraina.

Pasukan Rusia dilaporkan telah melakukan pertempuran di jalanan menuju Kiev pada Sabtu pagi.

Tetapi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan tentaranya telah berhasil mempertahankan kota itu dan membuat situasi di Kiev terkontrol.

Adalah Mantan Kepala Pertahanan Anggota NATO Estonia, Riho Terras yang mengatakan Putin saat ini tengah mengamuk.

“Putin sangat marah, ia pikir seluruh perang akan mudah, dan semuanya akan selesai dalam waktu 1 hingga 4 hari,” cuit Terras di Twitter seperti dikutip dari New York Post.

“Rusia merasa kaget dengan menakutkannya perlawanan yang mereka hadapi,” tambah Terras.

Ia mengklaim laporan itu menunjukkan bahwa Rusia tak memiliki rencana taktis untuk menghadapi perlawanan Ukarina.

Terras menyatakan bahwa seluruh rencana invasi Rusia bergantung pada usaha menabur kepanikan di antara warha sipil dan angkatan bersenjata.

Selain itu juga dengan memaksa Zelensky untuk melarikan diri.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved