Lampung Selatan

Kenaikan Harga Elpiji Non Subsidi Pengaruhi Permintan Elpiji 3 Kg di Lampung Selatan

Kenaikan harga elpiji non subsidi 5 kg dan 12 kg berpengaruh terhadap permintaan elipiji bersubsidi 3 kg.

Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Kenaikan harga elpiji non subsidi 5 kg dan 12 kg pengaruhi permintaan elipiji bersubsidi 3 kg. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Kenaikan harga elpiji non subsidi 5 kg dan 12 kg berpengaruh terhadap permintaan elipiji bersubsidi 3 kg.

Perlu diketahui, pemerintah telah menaikan harga elpiji non subsidi 5kg dan 12 kg sudah 2 kali.

Kenaikan harga yang pertama terjadi pada Desember 2021 lalu yang semula HET nya Rp 11.500/kg, naik menjadi Rp 13.500/ kg.

Sementara baru-baru ini, pemerintah menaikan kembali harga elpiji nonsubsidi dari Rp 13.500/kg menjadi HET Rp Rp 15.500/ kg atau naik Rp 2.000 dari harga sebelumnya.

Harga itu berlaku mulai 27 Februari 2022, kemarin.

Penyesuaian harga hanya berlaku untuk elpiji non subsidi seperti Bright Gas atau sekitar 6,7 persen dari total konsumsi LPG nasional perjanuari 2022.

Untuk LPG subsidi 3 kg yang porsinya lebih dari 93 persen tidak mengalami perubahan harga, harga tetap mengacu kepada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

Kenapa dilakukan dua kali kenaikan harga, untuk mengurangi beban masyarakat pengguna elpiji non subsidi.

Ketersediaan elpiji non subsidi di Lampung Selatan belum langka, dan belum ada antrean warga yang hendak membeli elpiji non subsidi.

Namun di sisi lain, naiknya harga elpiji non subsidi berdampak kepada permintaan elpiji bersubsidi 3 kg.

Baca juga: Diskes Lampung Selatan Perbolehkan Warga Vaksin Booster Setelah 3 Bulan dari Vaksin Dosis 2

Seperti yang terjadi di pangkalan elpiji milik Firman Tanuwijaya di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan yang kebanjiran pemesan elpiji bersubsidi.

"Kalau langka sih belum. Ini tabung-tabungnya masih terisi semua, yang numpuk ini. Nggak sampe ngantri sih, tapi bingung ngejualinnya gimana kalau harganya naik gini," kata Rendi, salah seorang karyawan di pangkalan itu, pada Senin (28/2/2022).

"Gara-gara mahal gini, banyak masyarakat yang membeli gas yang 3 kg. Yang beli yang bawa-bawa mobil kebanyakan," ujarnya.

Rendi mengatakan kenaikan harga elpiji non subsidi ini telah terjadi 2 kali.

"Sebelumnya udah pernah naik, bulan desember kemarin sebelum natal kalau nggak salah. Bukan naik sih, bahasanya berganti harga. Kemarin itu sempat harganya Rp 11.500 lalu naik Rp 13.500. Sekarang naik lagi jadi Rp 15.500," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved