Bandar Lampung

Mahasiswa Psikologi Islam UIN Raden Intan Lampung Menerbitkan Karya Novel Perdana

Sukma Wulan Suci, mahasiswi semester 6 Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung meluncurkan novel karya perdana nya.

Penulis: joeviter muhammad | Editor: Dedi Sutomo
Dokumentasi pribadi
Sukma Wulan Suci dan novel perdananya. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sukma Wulan Suci, mahasiswi semester 6 Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung meluncurkan novel karya perdana nya.

Novel berjudul 24 Jam Tanpa Detik, dikerjakan oleh Sukma dalam waktu sekira 3 bulan. Novel perdana Sukma memiliki 99 halaman.

Dalam berbincangan dengan Tribun Lampung pada Sabtu (19/3/2022), Sukma menceritakan awal dirinya tergerak menulis novel.

Mahasiswi Psikologi Islam itu memang memiliki hobi membaca sejak masih duduk di bangku SMA.

Dirinya kerap mengujungi toko buku. Hal itu mematik keinginannya, satu waktu namanya tertulis di sampul buku yang ditulisnya.

Baca juga: PCNU Tubaba Rombak Formasi Katib Syuriah dan Wakil Katib

Baca juga: Pailit di Masa Pandemi, Faktor Calon Jemaah Haji di Mesuji Batalkan Keberangkatan

"Sering ke Gramedia baca baca buku novel, dari situ mulai kepikiran pengin buat novel sendiri," kata Sukma.

Seiring berjalannya waktu, Sukma tak sengaja berkenalan dengan pihak publishing atau penerbitan buku.

"Novel saya diterbitkan Inovasi Publishing, itu awalnya saya iseng coba DM ke Instagram publishing nya," ujar Sukma.

Bak gayung bersambut, pesan singkat ke akun Instagram penerbit buku tersebut direspon dengan positif.

Menurutnya, dalam proses penerbitan dan pemasaran buku tidak dikenakan biaya sepeserpun. Bahkan pihak penerbit tidak mentargetkan penjualan buku pasca dilempar ke pasaran.

"Semuanya gratis gak ada biaya sama sekali," kata Sukma.

Sukma menyebut penerbitan novel perdana nya agak molor dari jadwal semula, awal tahun 2022. 

Hal itu dikarenakan kendala dalam pengajuan Internasional Standar Book Number (ISBN) di Perpusnas.

Baca juga: Biaya Umrah Tetap Mahal Meski Pemerintah Arab Saudi Hapus Kewajiban Karantina dan PCR

Baca juga: Bupati Sujadi Serahkan Bantuan Perikanan, Dorong Peningkatan Produksi Ikan di Pringsewu

"Kendala cuma dimasalah pengajuan ISBN yang penuh, jadi harus menunggu. Kalau untuk penyelesaian naskah materi novel mengalir begitu saja," ujar Sukma.

Pengagum karya sastrawan Taufik Ismail ini mengerjakan materi novel disela-sela kesibukan jadwal kuliah.

Pun demikian, Sukma bisa merampungkan novel perdana nya hanya dalam waktu 3 bulan.

Bahkan saat ini Sukma tengah menggarap novel fiksi keduanya yang berjudul "Dari Aku Yang Rumit, Kumohon Jangan Pamit".

Menurutnya, isi novel kedua yang masih dalam tahap pengerjaan tidak jauh berbeda dengan novel pertamanya.

Sukma menjelaskan, novel 24 Jam Tanpa Detik menceritakan tentang kondisi mental seorang perempuan dalam menghadapi cobaan hidup.

Meskipun tema yang diangkat bukan dari pengalaman pribadi, Sukma mengakui novel tersebut merupakan tempat dirinya mengekspresikan diri.

Sukma tak memungkiri dirinya bukan pribadi yang pandai mengungkapkan perasaan, isi hati melalui lisan.

Karena itu Sukma menuangkan semua ide yang ada dalam dirinya ke dalam bentuk tulisan.

Di dalam novel 24 Jam Tanpa Detik ada beberapa hal yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca nya.

Salah satunya mengenai kepedulian terhadap sesama, terutama berhubungan dengan kesehatan mental seorang perempuan.

"Kita tu harusnya aware sama teman, jadi tempat curhat teman yang sedang ada persoalan hidup," terang Sukma.

Dari studi yang Sukma pelajari, berbagi cerita atau keluh kesah dengan orang terdekat dapat meminimalisir terjadinya depresi.

Depresi kadang bisa juga memicu orang untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

"Sekarang banyak kasus kasus bunuh diri, nah inti dari buku ini ada beberapa pesan yang disampaikan ke pembaca mengenai hal itu," kata Sukma.

Saat ini novel 24 Jam Tanpa Detik bisa dipesan melalui market place Soppe Inovasi Publishing atau Instagram Inovasi Publishing. Novel tersebut dijual dengan harga Rp 58 ribu.

Dengan diterbitkannya novel perdananya, Sukma semakin mantap untuk menjadi seorang novelis.

Sebagai penulis pemula, Sukma mengaku siap menerima segala saran dan kritikan demi menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

"Kalau mau berkembang jangan takut salah dan jangan takut dikritik," kata Sukma.

( Tribunlampung.co.id / Muhammad Joviter )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved