Bandar Lampung
Biaya Umrah Tetap Mahal Meski Pemerintah Arab Saudi Hapus Kewajiban Karantina dan PCR
Meski Pemerintah Arab Saudi sudah menghapus Karantina dan PCR, namun biaya umrah saat ini masih tetap tinggi.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Meski Pemerintah Arab Saudi sudah menghapus Karantina dan PCR, namun biaya umrah saat ini masih tetap tinggi.
Hal itu diungkapkan oleh Manajer PT Aryo Putra Mandiri (Aryo Tour and Travel) Mujiono, Sabtu (19/3/2022).
Dikatakannya, setelah pemerintah Arab Saudi menghapus kebijakan karantina dan PCR, muncul persoalan baru. Yakni, kenaikan harga hotel-hotel yang ada di Arab Saudi.
Menurutnya, tidak semua hotel bisa digunakan untuk penginapan jamaah umrah karena sesuai standar yang ditetapkan.
Sehingga, hotel-hotel yang sudah sesuai standar dengan bebas menaikan harga penginapan yang berimbas kepada biaya umrah.
Baca juga: Haji Ditunda, Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji di Mesuji Capai 5 Persen
Baca juga: Memiliki Keperdulian pada Dunia Farmasi, Herman HN Dapat Penghargaan dari IAI
"Hotel sekarang ini tidak karantina, tapi hotel yang bisa dipakai masih terbatas yang lain belum memenuhi standar.”
“Nah otomatis harga hotel yang standar itu tinggi dan menjadi kendala kami untuk menentukan harga travel nya," kata Mujiono.
Dia menyebut untuk biaya umroh jika dilakukan saat ini berkisar Rp 30-35 juta. Sementara sebelumnya, pada saat karantina berlaku biaya umroh Rp 35-40 juta.
"Memang turun tapi masih tinggi, bisa diangka Rp 32 juta, Rp 34 juta, atau ya Rp 35. Kami menyesuaikan sebetulnya," ungkap Mujiono.
"Kalo normalnya waktu itu ya dari Rp 25-28 juta," imbuhnya.
Mujiono mengaku saat ini dia belum menerima pendaftar untuk umrah meski sudah sedikit dilonggarkan oleh pemerintah Arab Saudi.
Keberangkatan travel jamaah umrah dilakukan bagi jamaah-jamaah umrah yang sudah lama tertunda.
"Kalo saya sih belum ada keberangkatan dan gak punya tanggungan keberangkatan.”
Baca juga: Bupati Sujadi Serahkan Bantuan Perikanan, Dorong Peningkatan Produksi Ikan di Pringsewu
Baca juga: Peserta Muscab DPC Demokrat se-Lampung Diikuti 198 DPAC
“Kalo teman-teman ada yang harus memberangkatkan jamaah karena yang sudah tertunda waktu itu," ungkap Mujiono.
"Pendaftar lama yang sudah tertunda ya mereka mau gak mau ya bagaimana pun caranya harus berangkat. Soalnya jamaah gak mau tau," kata dia.