Kesehatan

Halo Dokter, Beda Kutu Rambut dengan Kutu Sarcoptes Scabiei

Kutu rambut berbeda dengan kutu sarcoptes scabiei yang menyebabkan scabies atau kudis.

Editor: Reny Fitriani
Net via Tribun Manado
Ilustrasi - Kutu rambut. Beda kutu rambut dengan kutu Sarcoptes Scabiei 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Keberadaan kutu rambut dan telurnya pada rambut dan kulit kepala pasti membuat tidak nyaman, karena bisa membuat kulit kepala terasa gatal.

dr Hari Purwanto, Sp.DV dari RSUD dr A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung mengatakan, selain itu juga tidak membuat rasa tidak percaya diri karena terkadang kutu rambut muncul di rambut terluar dan terlihat orang lain.

Seseorang yang terkena kutu rambut pasti karena tertular dari orang lain yang sudah mengalami kutu rambut.

Penularannya karena menggunakan benda yang sama dengan orang yang sudah lebih dulu ada kutu rambut dan telurnya.

"Kutu rambut dan telurnya tidak bisa diatasi hanya dengan shampo. Mengatasinya sebaiknya ke dokter spesialis kulit dan kelamin," kata dokter yang juga praktek di RS Mutiara Bunda Unit 2 Tulang Bawang dan Klinik Maharatu Bandarjaya, Lampung Tengah itu.

Baca juga: Halo Dokter, Scabies: Pengertian, Gejala dan Cara Mengobati

Dokter akan memberikan lotion permethrin untuk dioleskan di kulit kepalanya yang harus dioleskan selama 10 menit.

Namun lotion ini hanya bisa mengatasi kutu rambut saja.

Untuk telur kutu rambutnya harus dengan menggunakan sisir rapat.

Kutu rambut ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa membuat kulit kepalanya bernanah, yang pengobatannya harus dengan antibiotik.

Kutu rambut berbeda dengan kutu sarcoptes scabiei yang menyebabkan scabies atau kudis.

Kutu sarcoptes scabieis tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Sedangkan kutu rambut bisa.

Anggota Perdoski Cabang Bandar Lampung itu mengatakan, scabies sangat rentan terkena orang-orang yang tinggal dengan orang lain dalam satu ruangan, seperti rumah, asrama, dan sebagainya 

Seseorang yang terkena scabies pasti karena tertular dari orang lain, dari kulit ke kulit, hubungan seksual, atau penggunaan benda yang sama seperti handuk, kasur, sprei, dan sebagainya.

"Namun jika daya tahan tubuh bagus, bisa menjaga kebersihan seperti rajin cuci tangan, mandi, serta membersihkan benda-benda dan tempat tinggal, kemungkinan tidak akan tertular scabies," 

Gejala scabies adalah kulitnya bisa bersisik atau merah yang disertai dengan rasa gatal pada kulitnya, terutama di kulit yang terdapat pada lipatan seperti selangkangan, sela-sela jari tangan atau kaki, dan lipatan paha.

Lama kelamaan bisa menyebar ke tungkai atas dan bawah. Jarang sekali menyebar ke wajah kecuali ada gangguan imun tubuh seperti pada yang mengalami HIV AIDS.

Menurut anggota Perdoski Cabang Bandar Lampung itu, Scabies harus segera diobati karena bisa mengakibatkan kulit bernanah dan terjadi infeksi sekunder.

Pengobatan scabies sebaiknya dengan mendatangi dokter spesialis kulit dan kelamin.

Dokter akan memberikan pengobatan berupa salep permethrin, yang harus dioleskan ke kulit seluruh tubuh pada malam hari sebelum tidur.

Setelah dioleskan salep tidak boleh terkena air. Baru boleh terkena air saat sholat subuh atau mandi pagi.

"Orang-orang yang tinggal ditempat yang sama dengan yang mengalami scabies, kulit seluruh tubuhnya juga harus dioleskan salep ini, karena khawtirnya sudah terkena scabies tapi belum menunjukan gejala," urai dr Hari.

Selain salep, dokter juga memberikan obat minum sesuai gejala. Kalau sudah terlanjur mengalami infeksi sekunder, akan diberikan obat antibiotik.

(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved