Kesehatan

Apa Itu Hepatitis Akut dan Cara Mencegahnya

Basuki Didik Setiawan mengatakan, hepatitis akut pertama kali dilaporkan pada 5 April 2022.

Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus
Kabid Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lampung Selatan Basuki Didik Setiawan. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Hepatitis akut berat bukan ditimbulkan oleh virus penyebab hepatitis A, B, C, D, dan E.

Kepala Bidang Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lampung Selatan Basuki Didik Setiawan mengatakan, hepatitis akut pertama kali dilaporkan pada 5 April 2022.

Lalu pada 8 April 2022 ada 3 negara lain yang melaporkan kasus serupa.

Pada 15 April 2022, WHO menetapkan hepatitis akut sebagai kejadian luar biasa.

Kemudian 21 April 2022 dilaporkan lebih dari 170 kasus di 12 negara.

Baca juga: Anak Meninggal Diduga Hepatitis Akut Usia 2-11 Tahun, Simak Penjelasan Kemenkes

Pada 16-30 April 2022, tiga pasien anak terduga hepatitis akut di Indonesia meninggal dunia.

Basuki Didik Setiawan mengatakan, gejala hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya yakni gejala awal mual-mual, muntah, diare berat, dan demam ringan.

"Gejala lanjutnya yakni air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. Warna mata dan kulit menguning. Gangguan pembekuan darah, kejang, dan kesadaran menurun," kata Didik, Selasa (10/5/2022).

Didik juga memberikan tips untuk orangtua agar anaknya terhindar dari hepatitis akut.

"Cara mencegah anak dari hepatitis akut yakni rajin cuci tangan dengan sabun, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih. Tidak bergantian alat makan dengan orang lain. Hindari kontak dengan orang sakit. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan," beber Didik.

"Saluran napas yakni kurangi mobilitas. Gunakan masker dengan bepergian, jaga jarak dengan orang lain, hindari keramaian dan kerumunan," jelasnya.

Didik menjelaskan, ada empat langkah penting dalam penanganan hepatitis akut.

"Yang pertama, dengan mewaspadai gejala awal yakni seperti diare, mual, muntah, sakit perut dan dapat disertai demam tinggi. Yang kedua, jika muncul gejala awal, jangan panik. Segera bawa pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama," terang Didik.

Ketiga, jangan menunggu gejala lanjutan, seperti warna mata dan kulit kuning. Agar tidak terlambat.

"Yang keempat, jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas ICU anak," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved