Lampung Selatan
Ketua DPC Demokrat Lampung Selatan Berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Radin Inten II
Ketua DPC Demokrat Lampung Selatan (Lamsel) M. Junaidi bergerak cepat, usai penetapan ketua DPC oleh DPP pada 9 Mei lalu.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan – Ketua DPC Demokrat Lampung Selatan (Lamsel) M. Junaidi bergerak cepat, usai penetapan ketua DPC oleh DPP pada 9 Mei lalu.
Diam-diam ternyata ia sudah melaksanakan rapat ke tiga untuk penyusunan struktur pengurus DPC Demokrat Lampung Selatan, Sabtu 14 Mei 2022.
“Ini sudah rapat ke tiga, bersama PAC-PAC di kantor DPC, soal struktur pengurus demokratis saja, berjalan sesuai dengan aturan partai,” kata Junaidi, Minggu (15/5/2022).
Selain menggelar rapat bersama PAC dan anggota DPRD Lampung Selatan, Junaidi juga mengajak calon pengurus, PAC dan anggota DPRD Lampung Selatan Fraksi Demokrat ke Makam pahlawan Nasional asal Lampung Radin Inten II.
“Tadi kita menyempatkan diri ziarah bersama ke makam pahlawan nasional asal Lampung, Radin Inten. Mengenang jasa-jasa para leluhur kita, pahlawan nasional asal Lampung yang gagah berani.”
Baca juga: Jadi Ketua Demokrat Lampung Selatan, M Junaidi: Terima Kasih Atas Dukungannya
Baca juga: Wanita Asal Riau Curiga Suaminya Berselingkuh Setelah Tak Pulang Usai Pamit Mudik Lebaran ke Lampung
“Hal ini sebagai motivasi bagi kita untuk berjuang dengan gagah berani mengisi kemerdekaan. Malu bagi orang Lampung jika tidak bisa berbuat untuk tanah kelahiran kita,” jelasnya.
Adapun rombongan yang ikut dalam acara ziarah ini antaralain, anggota fraksi Demokrat Lamsel, Suhendra, Jengiskhan, dan Kodri.
Sementara rombongan ketua PAC antaralain, ketua PAC Palas Agus Nadi, ketua PAC Ketapang Budi Prasetyo, PAC Sragi Lilia dan PAC Bakauheni Yobi, dan PAC Penengahan Wawan Siswan.
Ditambahkan mantan anggota DPRD Lampung ini, Falsafah orang Lampung Piil Pesenggiri dicontohkan oleh pahlawan nasional asal Lampung Radin Inten II.
“Dalam membangun bangsa orang Lampung memiliki falsapah hidup yakni Piil Pesenggiri, salah satunya merasa malu bisa tidak bisa berbuat baik untuk rakyat dan bangsa, seperi dicontohkan oleh Radin Inten II dalam dialognya dengan ibunya, Api ubat Liom Mak, Mati Anakku artinya apa obat malu ibu, mati anakku,” pungkas M Junaidi.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)