Pemilu 2024

Ramai Soal Bursa Capres Pemilu 2024, Hasto: Kalau Bu Mega Tersenyum Saja

Meski pelaksanaan Pemilu serentak baru akan digelar pada tahun 2024 mendatang, namun dinamika politik terkait dengan kandidat calon preside ramai.

Editor: Dedi Sutomo
 Kompas.com/David Oliver Purba
Ilustrasi - Soal Dinamika Capres, Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristianto: Kalau Ibu Mega kan tersenyum saja, karena beliau kan sosok yang kenyang dengan asam garam politik. 

TribunLampung.co.id, Jakarta –  Meski pelaksanaan Pemilu serentak baru akan digelar pada tahun 2024 mendatang, namun dinamika politik terkait dengan kandidat calon presiden kini ramai jadi pembicaraan.

Terlebih, setelah Golkar, PAN, dan PPP membangun koalisi.

Terlebih, belum lama ini Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung tentang calon presiden saat menghadiri Rakernas V Relawan Projo di Magelang, Jawa Tengah.

Menanggapi dinamika tersebut Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan,  Ketua Umum PDI-P Mengawati Soekarnoputri hanya tersenyum saat melihat dinamika bursa calon presiden jelang Pemilu 2024.

"Kalau Ibu Mega kan tersenyum saja, karena beliau kan sosok yang kenyang dengan asam garam politik," kata Hasto saat ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/5/2022) kemarin.

Baca juga: Ditanya tentang Koalisi, Sekjen PDI-P: Nanti Ada Momentum yang Tepat untuk Merancang Kerja Sama

Baca juga: Hilang di Sungai Aare Swiss, Keluarga Sebut Emmeril Khan Mumtadz Sudah Pastikan Lokasi Berenang Aman

Menurut dirinya, bagi PDI-P sudah ada mekanisme tersendiri untuk seseorang dapat diusung menjadi presiden.

Namun, Hasto mengatakan, Mega lebih menekankan bagaimana seseorang menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan negara.

"Sehingga seorang pemimpin itu harus ditentukan bukan hanya dari instrumen elektoral atas dasar pencitraan, seorang pemimpin itu (dilihat) dari karakternya," kata dia.

Seorang pemimpin tidak dibangun dalam waktu dua tahun.

Tapi sejak ketika orang tersebut lahir, yakni bagaimana seseorang menggembleng mental, spiritual, dan kemampuan teknokratiknya.

"Jadi jangan bawa pemimpin dalam perspektif yang begitu sempit, seolah-olah pemimpin itu hanya dari aspek kekuasaannya, bukan pada tanggung jawab dan kemampuan ideologi, teknokratik dari pemimpin itu," ujar Hasto.

Sementara itu, Hasto menegaskan, PDI-P hingga kini masih fokus menyukseskan pemerintahan Presiden Joko Widodo ketimbang memikirkan koalisi menjelang Pilpres 2024.

Baca juga: Jajaran KPU Bertemu Kapolri, Koordinasi Pengamanan Tahapan Pemilu 2024

Baca juga: Kotak Suara Pemilu 2024, KPU Pertimbangkan untuk Gunakan Kotak Kartok Kedap Air

Hasto pun mengajak semua pihak untuk sama-sama menyukseskan pemerintahan Jokowi agar memberikan warisan yang baik bagi masyarakat.

"Mari dahulukan dulu prestasi buat rakyat bersama Presiden Jokowi, nanti ada momentum yang tepat bagi kita untuk merancang kerja sama di dalam rangka Pilpres 2024," kata Hasto.

Hasto mengingatkan, rakyat sendiri yang akan menilai jika pemerintah Jokowi-Ma'ruf tidak meninggalkan warisan yang baik untuk masyarakat.

Hasto berpendapat, masih ada cukup waktu untuk membahas koalisi karena batas waktu pencalonan presiden baru akan jatuh pada September tahun depan.

"Jadi jangan bawa energi kontestasi terlalu dini yang kemudian menguras energi kita, kontestasi harus dibawa ke bawah mari ramai -ramai membuat prestasi untuk rakyat," ujar Hasto.

Ajak Semua Pihak Sukseskan Pemerintah Presiden Jokowi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengajak semua pihak untuk sama-sama menyukseskan pemerintah Presiden Joko Widodo agar memberikan warisan yang baik bagi masyarakat.

Hasto menegaskan, PDI-P akan mendahulukan kerja sama dengan partai politik pendukung pemerintahan Presiden Jokowi, ketimbang menjajaki koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Mari dahulukan buru prestasi buat rakyat bersama Presiden Jokowi, nanti ada momentum yang tepat bagi kita untuk merancang kerja sama di dalam rangka Pilpres 2024," kata Hasto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/5/2022).

Dikatakannya, masih ada cukup waktu untuk membahas koalisi, karena batas waktu pencalonan presiden baru akan jatuh pada September 2023 mendatang.

Ia pun mengingatkan, rakyat sendiri akan menilai jika pemerintah Jokowi-Ma’ruf tidak meninggalkan warisan yang baik untuk masyarakat.

"Jadi jangan bawa energi kontestasi terlalu dini yang kemudian menguras energi kita, kontestasi harus dibawa ke bawah, mari ramai-ramai membuat prestasi untuk rakyat," ujar Hasto.

Ia mengatakan, PDI-P berpandangan bahwa koalisi hanya dikenal dalam sistem demokrasi parlementer.

Menurut dia, yang ada dalam demokrasi Indonesia adalah suatu kerja sama yang melibatkan seluruh komponen bangsa.

Kata Hasto, Indonesia telah berhasil menerapkan sistem musyawarah saat menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada 1955.

"Kenapa kita sekarang kita ikut-ikut budaya demokrasi barat yang sangat liberal dan kapitalistik, termasuk di dalam tata cara membangun koalisi yang penuh dengan transaksi kekuasaan," ujar Hasto.

"Padahal yang dilakukan adalah kerja sama partai politik untuk kemajuan bangsa agar kita betul-betul menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa dunia, itulah demokrasi kita," kata dia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved