HUT 13 Tribun Lampung

Pentingnya Edukasi dalam Berwisata Bersama Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona

Bupati Pesawaran Dendi Romadona menjelaskan terkait dengan pentingnya edukasi dalam berwisata, khususnya di Kabupaten Pesawaran.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Dedi Sutomo
YouTube/Tribun Lampung News Video
Ilustrasi Dendi Romadona (kiri). Pentingnya Edukasi dalam Berwisata Bersama Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Bupati Pesawaran Dendi Pesawaran mengungkapkan pentingnya edukasi dalam berwisata.

Pemaparannya itu disampaikan olehnya langsung saat menjadi bintang tamu talkshow HUT 13 Tribun Lampung.

Dirinya mengungkapkan edukasi terkait destinasi wisata terhadap masyarakat menjadi begitu penting. Terlebih, Pesawaran hingga kini tercatat sudah memiliki 50 desa wisata yang kerap dikunjungi pengunjung.

"Kita ada 50 desa wisata di Kabupaten Pesawaran tapi masih identik dengan wisata lautnya," ungkap Dendi Romadona kepada Tribun Lampung, Rabu (8/6/2022).

Hal tersebut yang kemudian membuat pemerintahannya terus berupaya melakukan pembangunan di sektor pariwisata, termasuk dalam hal membuat aturan demi menjaga kelestarian wisata alam serta laut yang ada.

Baca juga: Ucapan HUT Tribun Lampung dari Kepala DPMPTSP Mesuji Hanung Nugroho

Baca juga: Pasca Diperbaiki, Masih Ada Pengendara Terobos Lampu Merah di Perempatan Sukadana

Dalam hal ini, Dendi berujar pihaknya telah menerbitkan rencana induk pengembangan pariwisata daerah (RIPPDA).

"Ternyata Pesawaran ini masih menjadi favorit wisata para pengunjung yang datang ke Lampung, walaupun stay masih di Bandar Lampung. karena yang namanya wisata ini harus dibuat sedemikian rupa dan juga dimatangkan rencananya."

"Saya membuat rencana pariwisata yang berkelanjutan. Maka kami terbitkan RIPPDA, rencana induk pengembangan pariwisata daerah yang memang sekiranya itu bisa menjaga keberlanjutan wisata," kata dia.

Selain itu, dirinya mengungkapkan mereka terus melakukan upaya pengedukasian kepada masyarakat, baik ke sejumlah pemilik wisata maupun pengunjung yang datang. Dengan begitu, destinasi pariwisata pun bisa terus dijaga.

"Kalau wisata hanya pantai saja, orang berenang lama-lama pantainya cokelat juga ditinggalkan orang. Berarti kita di sana harus mengedukasi, memberi advokasi dan sosialisasai bukan hanya kepada pemilik wisata tetapi juga kepada pengunjung." ujarnya.

Dendi mengatakan ada beberapa hal yang memang menjadi poin dalam sosialisasi perihal berwisata yang terus mereka galakan. Dua di antaranya adalah sampah dan gaya berwisata para pengunjung.

"Bahwa ini tidak boleh, sampah bisa jadi masalah ke depan. Mulai diedukasi dan advokasi sampah itu musuh dalam dunia pariwisata. Kedua terkait dengan pola atau gaya."

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Data Pemilih Berkelanjutan Lampung di Bulan Mei Berkurang 5.752 Jiwa

Baca juga: Diduga Alami Gangguan Jiwa, Kakek 73 Tahun di Tanggamus Picu Terjadinya Kebakaran di Rumahnya

"Stylenya pengunjung kita ini kan merasa sudah bayar menjadi semau-mau untuk bisa masuk daerah wisata yang memang mustinya hanya boleh dipandang, tidak boleh dipegang," tandasnya.

Dirinya pun lantas memberikan contoh perilaku wisatawan yang melanggar aturan dalam berwisata.

"Contoh kita masuk ke wisata laut, ada snorkeling, free dive. Pesawaran ini kan agak langka, lautnya dangkal tapi bota lautnya kaya."

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved