Berita Terkini Nasional

Eril Sudah Dimakamkan, Ridwan Kamil Sampaikan Permintaan Maaf pada Masyarakat

"Dan saya memohon maaf di hari ini jika dalam prosesi pemakaman membuat masyarakat kurang nyaman di perjalanan."

Editor: taryono
Tribun Jabar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta maaf jika prosesi pemakaman putranya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril mengganggu perjalanan masyarakat. (Tribun Jabar) 

“Jika ada hal-hal yang masih bersangkut paut dengan urusan di dunia, urusan utang-piutang, dan lain-lain yang berhubungan, kami mohon segera menghubungi keluarga kami untuk  kami selesaikan agar almarhum bisa lepas dari tanggung jawab di dunia,” kata Ridwan Kamil, dilansir Tribunnews.com.

Lebih lanjut, menurut Ridwan Kamil, kehilangan Eril tanpa ada kepastian selama dua pekan merupakan waktu yang sangat panjang.

Hanya saja hal tersebut bisa diambil hikmahnya oleh masyarakat terkait hilangnya Eril ketika belum ditemukan jasadnya.

“Selama 14 hari, Allah memberikan waktu kepada kita untuk memberikan petunjuk kepada kita untuk mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat, dengar, dan luangkan," ujarnya.

Selanjutnya, Ridwan Kamil pun jujur bahwa hilangnya Eril selama 14 hari dan tanpa kepastian merupakan sesuatu yang melelahkan.

Namun di balik itu, Ridwan Kamil mengaku memperoleh pelajaran terkait hilangnya Eril yaitu kehidupan putra sulungnya yang singkat, tetapi dianggap penuh manfaat.

“Dalam rentang 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan namun kami pun banyak mendapat pelajaran dan kearifan."

"Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat," terangnya.

Ridwan Kamil pun menganggap meninggalnya Eril merupakan bentuk pencukupan amal di dunia oleh Tuhan Yang Maha Esa.

“Dua puluh tiga tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar.”

“Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.”

“Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Ridwan Kamil mengaku pihak keluarganya sebenarnya sudah menyiapkan hati jika memang jasad Eril tidak diketemukan.

Namun menurutnya, lantaran panjatan doa yang dilimpahkan kepada Eril maka Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk dengan ditemukannya jasad putra sulungnya tersebut.

“Mungkin akan berat tapi kami sebenarnya sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah melihat lagi jasadnya untuk terakhir kali.”

“Bukanlah Eril di New York yang berada jauh di seberang, mengapa tidak jika wafat di Swiss yang jauhnya tidak berbilang? Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang?”

“Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup untuk kami untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki agar kepulangannya disambut oleh langit dan bumi," kata Ridwan Kamil.

Di akhir pidato, ia pun menganggap hilangnya Eril merupakan kehilangan terdahsyat.

Lantas, pada  saat yang bersamaan, Ridwan Kamil bersyukur dianugerahi sosok seperti Eril yang menjadi putranya lantaran mendatangkan cinta bagi Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.

“Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat. Dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar. Tapi seketika itu juga, kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.”

“Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved