Pringsewu

Polres Pringsewu Minta Masyarakat Waspada Kelompok Sebarkan Ideologi Pecah Belah

Polres Pringsewu meminta masyarakat waspada adanya kelompok atau organisasi keagamaan yang ingin merubah idelogi bangsa.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/tri yulianto
Kapolres Pringsewu AKBP Rio Cahyowidi, Senin (13/6/2022). 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Polres Pringsewu meminta masyarakat waspada adanya kelompok atau organisasi keagamaan yang ingin merubah idelogi bangsa.

Hal itu menyusul setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 24 orang terduga teroris pendukung Mujahid Indonesia Timur (MIT) Poso dan ISIS di wilayah Provinsi Kalimantan, Sulawesi dan Jawa.

Lalu Ditreskrimum Polda Metro Jaya, juga melakukan penangkapan terhadap Ketua dan Pengurus Kelompok Khilafatul Muslimin pimpinan Abdul Qadir Baraja yang berkantor pusat di wilayah Bandar Lampung pada beberapa hari lalu.

Untuk itu Kapolres Pringsewu AKBP Rio Cahyowidi meminta masyarakat Pringsewu waspada dan tidak mudah terpengaruh serta terprovokasi. Terhadap kelompok yang merubah ideologi Pancasila.

"Kami mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap adanya kelompok atau organisasi yang berupaya mengadu domba memecah belah dan merubah ideologi bangsa," ujar Rio, Senin (13/6/2022).  

Baca juga: BNPT Ungkap Pola-pola Penyebaran Ideologi Khilafah oleh Khilafatul Muslimin

Ia menjelaskan ada tiga strategi kelompok radikal dalam upaya memecah belah bangsa.

Pertama, kelompok-kelompok itu berusaha untuk mengaburkan, menghilangkan, dan menyesatkan sejarah bangsa ini.

Kedua, mereka berupaya untuk menghancurkan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia.

Ketiga, tindakan yang dilakukan kelompok radikal untuk memecah belah bangsa dengan mengadu domba anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan isu suku agama ras dan antar golongan melalui media sosial.

Rio menambahkan, bahwasannya, radikalisme, terorisme hanya mengatasnamakan agama.

Dan sebenarnya di balik itu adalah gerakan politik yang memanipulasi agama untuk mengambil kekuasaan dan ingin mengganti ideologi negara dan ideologi atau sistem negara.

Untuk itu diminta masyarakat agar terus waspada dan tidak terpengaruh dengan hasutan yang mengatasnamakan agama. Sebab idelogi negara Indonesia adalah Pancasila bukan ideologi agama.

"Tentunya ini yang harus kita waspadai semua, karena selain bertentangan dengan ideologi negara juga merusak nilai budaya bangsa yang penuh keberagaman," ujar Rio.

Alumnus Akpol tahun 2002 ini juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan apabila mengetahui ada kelompok atau organisasi yang bersifat tertutup dan terindikasi radikal yang ada di lingkungan sekitarnya.

"Hal ini perlu peran serta seluruh pihak, utamanya adalah masyarakat itu sendiri," ujar Rio. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved