Berita Terkini Nasional
Warga Datangi Makam Eril, Rela Menunggu Dua Jam demi Bisa Ziarah
"Dari pagi sampai sekarang, warga yang berdatangan tidak berhenti, silih berganti," ujar petugas keamanan area permakaman, Iwan Suprianto, kemarin.
Peziarah lainnya, Yulia (20), mengaku datang ke makam Eril karena ingin melihat dan berziarah secara langsung.
"Saya enggak datang kemarin karena di berita sangat banyak orang hingga berdesakkan," kata Yulia.
Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, mengimbau kepada masyarakat yang datang ke makam Eril supaya tetap tertib.
"Mari kita hormati keluarga, yang datang ke sana tidak hanya sekadar kegiatan foto-foto, tapi memanjatkan doa untuk almarhum, agar husnul khotimah, diterima segala amal ibadahnya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujar Kusworo.
Kusworo berharap peziarah tetap waspada terhadap aksi kriminalitas.
"Jangan sampai jadi korban pencopetan. Lalu kendaraan di parkiran dipastikan dikunci ganda," kata Kusworo.
Selain itu Kusworo mengatakan, bagi masyarakat yang melakukan ziarah, diminta memperhatikan protokol kesehatan.
"Ketika terjadi kerumunan orang, maka masker perlu disiapkan, jangan terlalu berkerumun karena pandemi Covid-19 belum selesai sepenuhnya," ucapnya.
Kain Kafan
Fakta menarik seputar meninggalnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Rupanya, Ibu dari Ridwan Kamil, Tjutju Sukaesih mentitipkan kain kafan buat sang cucu kepada Kang Emil.
Hal tersebut dia sampaikan saat prosesi pemakaman Eril.
Tjutju mengatakan selama Eril masih dinyatakan hilang di Sungai Aare, dirinya selalu berdoa dan mengharapkan cucunya bisa muncul ke permukaan.
"Saya adalah nenek Emmeril Kahn Mumtadz, Eril. Alhamdulillah Ya Allah, saya mengharapkan dan mendoakan Eril bisa muncul ke permukaan. Karena dia lahir itu di Benua Amerika dan kejadian ini adalah di Benua Eropa."
"Dan takdirnya seperti yang kita saksikan. Tapi saya mohon saya bilang, bisa dikuburkan di Benua Asia, di Indonesia khususnya," kata Tjutju dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (13/6/2022).