Bandar Lampung

Bank Indonesia Lampung Ajak Stakeholder Stabilkan Pertumbuhan Ekonomi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung Budiyono mengatakan, saat ini ekonomi baru saja melewati pandemi Covid-19.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Kiki Adipratama
Diskusi Lampung Economic Update di Student Center FEB Unila, Selasa (21/6/2022). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mengajak stakeholder terkait bersinergi menstabilkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung Budiyono mengatakan, saat ini ekonomi baru saja melewati pandemi Covid-19.

Dimana, ekonomi bergejolak lantaran adanya kebijakan-kebijakan pada saat pandemi Covid-19.

"Jadi menstabilkan itu pengertiannya agar ekonomi tidak gejolak harga tidak naik turun yang membuat ekonomi jadi susah. Nah itu tugas BI agar menstabilkan ekonomi," kata dia saat dalam kegiatan diskusi Lampung Economic Update di Student Center FEB Unila, Selasa (21/6/2022).

Kendati demikian, Budiyono berhasil ekonomi Lampung tidak hanya stabil, namun juga akan bertumbuh.

Baca juga: Bank Indonesia Beri Apresiasi melalui Bansos

Sebab, kata dia, ekonomi Lampung pada Triwulan I 2022 menurun karena beberapa faktor.

"Maka tugas BI juga agar mendorong pertumbuhan ekonomi ini, jadi bukan hanya stabil saja," ujar dia.

Oleh karena itu, melalui diskusi Lampung Economic Update pihaknya berupaya untuk menyeimbangkan antara kebijakan pemerintah dengan kondisi ekonomi agar tetap stabil dan bertumbuh.

"Seperti tadi, salah satunya dengan upaya pengkreditan perbankan agar ekonomi bisa tumbuh. Dari kredit masyarakat bisa melakukan usahanya," jelasnya.

Resapan Anggaran

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung, M Dody Fachrudin menjelaskan, resapan anggaran APBN yang belum maksimal menjadi salah satu ketidakstabilan ekonomi.

Itu merupakan kebijakan fiskal yang harus dilakukan untuk menstabilkan ekonomi.

"Realisasi Belanja K/L mengalami penurunan cukup signifikan sebesar Rp 391,48 miliar (-5,77 persen )/ Penyebabnya adalah penurunan realisasi pada belanja modal yang cukup besar 88,95 persen. Realisasi TKDD mengalami kenaikan sebesar Rp 467,66 (9,81 persen). Penyebabnya adalah peningkatan realisasi DAU sebesar 19 persen," jelas Dody Fachrudin.

Dia melanjutkan, realisasi belanja APBN di triwulan I 2022 masih berada di bawah target pada seluruh jenis belanja, terutama belanja modal. Seperti, belum adanya realisasi DAK fisik hingga akhir triwulan I-2022.

Kemudian, Penyebab rendahnya realisasi Belanja Modal utamanya akibat adanya blokir anggaran ‘automatic adjustment’.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved