Berita Lampung

Mahasiswa di Lampung Sekongkol Bunuh Pengusaha, Pacar dan Adik Terlibat

Dalam pembunuhan itu, Mahasiswa di Lampung bersekongkol dengan pacar. Kemudian mengajak adik kandung dan temannya demi menguasai harta korban.

Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam
Kolase- Petugas mengevakuasi jasad yang ditemukan di areal perbukitan Kecamatan Bekri. Polres Lampung Tengah menghadapkan 4 pelaku yang bersekongkol membunuh pengusaha, satu diantaranya Mahasiswa di Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Seorang Mahasiswa di Lampung bersekongkol melakukan pembunuhan demi kesenangan atau foya-foya.

Dalam pembunuhan itu, Mahasiswa di Lampung bersekongkol dengan pacar. Kemudian melibatkan adik kandung dan temannya demi menguasai harta korban.

Sehingga total pelaku yang terlibat pembunuhan ini ada empat orang. Inisialnya BG (22), seorang Mahasiswa di Lampung, mengenyam kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta Bandar Lampung.

Kemudian pacar BG, berinisial FK alias Caca alias Chelsea (21) warga Kemiling, Bandar Lampung.

Lalu adik kandung BG, yang masih di bawah umur berinisial AT (17) warga Kampung Gorasjaya, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.

Baca juga: Breaking News Ungkap Misteri Penemuan Jasad di Lampung Tengah, Motif Pembunuhan Dilatari Asmara

Baca juga: Langgar Prokes hingga Jadi TKP Pembunuhan, Kafe Tokyo Space Hampir Dipastikan Dicabut Izin Usahanya

Serta teman AT, inisial AD (18) warga Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Korbannya, Tarmizi (57) warga Rajabasa, Bandar Lampung. Belakangan diketahui sebagai pengusaha papan bunga, pencucian mobil dan penginapan.

Terbongkarnya persekongkolan pembunuhan Tarmizi ini, bermula dari penemuan jasad oleh seorang pencari kayu, Sabtu (26/6/2022) di areal perbukitan Kampung Sinar Banten Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.

Dari penemuan jasad Tarmizi ini lah tim gabungan Polres Lampung Tengah dan Resmob Polda Lampung berhasil mengungkap persekongkolan jahat seorang Mahasiswa di Lampung dan pacarnya.

Kepala Satreskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas  mengatakan, persekongkolan pembunuhan itu bermula dari hubungan gelap antara FK dengan korban, merupakan pria paruh baya.

"Pelaku utama yakni teman wanita korban berinisial FK alias Caca alias Chelsea (21) warga Kemiling, Bandar Lampung," kata AKP Edi Qorinas mewakili Kapolres AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, Rabu (29/6/2022).

Pelaku FK diketahui pacaran dengan pelaku BG, seorang Mahasiswa di Lampung. Sementara itu, FK juga menjalin hubungan asmara dengan korban sudah delapan bulan lamanya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Wanita di Cengkareng Terungkap, Pelaku Cemburu Korban Berselingkuh dengan Suaminya

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Warga Lampung Utara Sempat Kabur ke Jakarta Naik Travel

FK alias Caca mengadu kepada teman prianya, BG. Bahwa FK sakit hati dengan korban Tarmizi yang tak memenuhi janjinya akan memberi mobil dan modal usaha.

Atas sakit hatinya itu, FK dan kekasihnya BG, kemudian bersekongkol untuk merencanakan pembunuhan terhadap Tarmizi untuk mengambil mobil Fortuner dan hartanya.

Lantas pelaku BG mengajak adik kandungnya, AT untuk membantu supaya rencana pembunuhan itu dapat berjalan mulus. Teman AT, berinisial AD ikut dalam persekongkolan tersebut.

Perdaya Korban

Setelah merencanakan niat membunuh Tarmizi dan menguasai harta bendanya, lantas pelaku FK alias Caca memperdaya korban dengan mengajaknya jalan.

FK mengajak Tarmizi jalan-jalan ke Pantai Sebalang, Lampung Selatan dengan mengendarai mobil korban jenis Fortuner, Selasa (21/6/2022) sekitar pukul 22.00 WIB.

Setelah bertemu, Caca dan Tarmizi pakai mobil Fortuner menjemput BG, AT dan AD untuk ikut serta ke pantai.

Dalam mobil itu lah para pelaku menjerat leher korban dengan seutas tali hingga meninggal dunia.

Setelah itu para pelaku menyembunyikan jasad korban di perbukitan Kampung Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.

Jual Fortuner

Setelah melancarkan aksinya, pelaku FK alias Caca alias Chelsea dan pelaku BG  pergi ke Jakarta.

Keberangkatan dua pelaku pembunuhan yang memiliki hubungan asmara ini ke Jakarta, tujuannya untuk menjual mobil Fortuner milik korban Tarmizi.

Pengakuan pelaku pembunuhan FK dan BG, mobil Fortuner korban, mereka jual di wilayah Jakarta Rp 160 juta.

Setelah mendapatkan uang hasil penjualan mobil di Jakarta, pelaku FK dan BG lalu pulang kembali ke Lampung.

Keterangan yang didapat di lapangan, uang hasil penjualan mobil korban dibagi ke pelaku AD dan AT.

Sisa pembagian uang hasil penjual Fortuner itu, digunakan pelaku BG dan FK.

BG dan FK memakai uang itu untuk kesenangan. Mereka habiskan untuk berfoya-foya di Palembang Sumatera Selatan.

Diantaranya untuk membeli sejumlah iPhone dan barang-barang.

Penangkapan

Awalnya, polisi berhasil menangkap dua pelaku. Yakni AT, warga Gorasjaya, Bekri, Lampung Tengah dan AD yang diamankan di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Senin (27/6/2022) kemarin.

Pelaku AD dan AT ini statusnya baru saja lulus sekolah menengah atas di Kecamatan Bekri.

Hasil pengembangan tertangkapnya dua pelaku tersebut,  Tim Khusus Anti Bandit Satreskrim Polres Lampung Tengah dan Resmob Polda Lampung bergerak cepat memburu dua pelaku lainnya.

"Dari pengakuan pelaku AT dan AD, akhirnya diketahui pelaku lainnya yakni FK alias Caca alias Chelsea dan BG.”

“FK dan BG kami amankan di salah satu hotel di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, Selasa (28/6) kemarin," ujar Kasatreskrim AKP Edi Qorinas, Rabu (29/6/2022).

Sebelum ditangkap, dua pelaku pembunuhan FK dan BG sempat ingin berpindah tempat ke daerah lainnya.

Kapolres AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya mengungkapkan, FK dan BG ini tergolong licin dan tenang.

"Saat kami amankan di wilayah Kayu Agung, OKI, Sumatera Selatan, pelaku FK dan BG ini sudah merencanakan akan pergi ke Bangka dan Batam, Kepulauan Riau," jelas AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya saat menggelar ekpose perkara di Mapolres Lamteng, Rabu (29/6/2022).

Sebelum tertangkap, Selasa (28/6/2022) kemarin, pelaku BG dan FK juga sempat bolak balik Palembang - Lampung-Palembang dalam satu hari.

"Kami sempat hadang di perbatasan Lampung-Sumatra Selatan, tapi mereka bisa menghindari cegatan polisi, sehingga bisa bersembunyi di OKI, Kayu Agung," bebernya.

Diduga, pelaku BG dan FK kabur ke Sumatera Selatan dari Lampung karena mendapat informasi jika dua pelaku lainnya  tertangkap. Yakni AD dan AT yang berhasil ditangkap di Lampung Selatan dan Lampung Tengah.

Saat ini polisi masih mengembangkan perkara tersebut dengan mencari mobil Fortuner milik korban.

Barang bukti yang sudah diamankan polisi dari para pelaku yakni uang tunai Rp 4,6 juta, sisa pelaku menjual mobil korban.

Empat unit iPhone, satu unit sepeda motor jenis Honda Beat warna putih yang diduga digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan.

Serta sejumlah pakaian yang diduga dibeli pakai uang hasil kejahatan.

Warga Kira Boneka

Sebelumnya, Polda Lampung memberikan atensi terhadap kasus penemuan jasad di areal perbukitan Kampung Sinar Banten Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (26/6/2022) lalu.

Penemuan jasad  tersebut diduga menjadi korban tindak pidana pencurian dengan kekerasan (curas) alias begal.

"Saat ini penemuan jasad tersebut masih dalam penyelidikan. Yang jelas, jajaran Polda Lampung akan membackup Polres Lampung Tengah dalam pengungkapan kasus itu. Sudah kita kordinasikan dengan Polres Polres jajaran," jelas Dirkrimum Polda Lampung Kombes Pol Reynold Elisa Hutagalung, Minggu (26/6).

Warga Kampung Sinar Banten geger dengan adanya penemuan jasad yang sudah membusuk di areal perbukitan itu.

Penemuan jasad yang hampir berbentuk belulang itu pertama kali ditemukan Ujang (57) warga Kampung Bumi Jaya, Kecamatan Anak Tuha, saat sedang mencari kayu bakar untuk kebutuhan memasak.

Saat ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB, Ujang menceritakan, kondisi jasad dalam posisi sedikit terkubur tanah dan sudah tertutupi dedaunan.

Awalnya Ujang mengira kerangka tubuh manusia itu adalah manekin (patung/boneka peraga), karena sebagian tubuhnya yang terlihat hanya bagian kaki dan tangan, sementara bagian badan dan kepala sudah tertimbun tanah.

Namun, ia curiga itu adalah kerangka manusia karena di sekitaran kerangka tersebut masih mengeluarkan bau tak sedap seperti bangkai.

"Saya curiga kalau itu adalah jenazah manusia karena berbentuk seperti tangan dan kaki yang posisinya menghadap ke atas tanah," jelas Ujang.

Karena khawatir dan takut, lalu ia melaporkan penemuannya itu kepada sang anak, dan meminta sang anak untuk melihat jenazah yang ia temukan tersebut.

"Anak saya bilang supaya itu dilaporkan saja kepada perangkat kampung setempat dan pihak kepolisian di Pospol Bekri/Polsek Gunung Sugih," jelasnya.

(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved