Berita Lampung
Harga Sawit di Tanggamus Lampung Anjlok, Kini Cuma Rp 750 per Kg
Sejumlah petani sawit di Tanggamus mengeluhkan harga sawit khususnya tandan buah segar (TBS) yang anjlok hampir 50 persen.
Tribunlampung.co.id, Tanggamus - Sejumlah petani sawit di Tanggamus mengeluhkan harga sawit khususnya tandan buah segar (TBS) yang anjlok hampir 50 persen.
Satu di antara yang mengeluh harga sawit yakni Suparman, petani sawit asal Pekon Air Kubang, Air Naningan, Tanggamus.
Ia mengatakan, kini harga sawit hanya Rp 750 per kilogram dari yang sebelumnya mencapai Rp 1.300 per kilogram.
"Padahal pupuk harganya makin mahal dan makin sulit didapatkan, tapi harga sawit malah turun," keluhnya, Kamis (30/6/2022).
Suparman mengungkapkan, harga pupuk Phonska saat ini Rp 160 ribu per sak dan harga pupuk Urea seharga Rp 180 ribu per sak.
Baca juga: Bupati Dewi Handajani Lantik 88 Pejabat di Lingkungan Pemkab Tanggamus
Baca juga: Bupati Tanggamus Canangkan Desa Bersih Narkoba di Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional
Ia merasa dirugikan dengan kondisi tersebut.
"Kalau kondisinya begini terus, ya gak bakal ketemu (dapat untung)," ujarnya.
Pada panen kali ini, kakek dengan satu orang cucu itu mendapatkan hasil hampir satu ton di lahan seluas 3/4 hektar.
Menurutnya, dalam kondisi pupuk yang kian mahal dan kian sulit diperoleh, harga TBS sawit berada di atas Rp 750 per kilogram.
"Kalau sekarang ini setidaknya harganya Rp 2.500 ribu ke atas per kilogramnya," terang dia.
Suparman menyampaikan, selama ini, hasil panen sawitnya diangkut menuju pabrik pengolahan kelapa sawit di Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah.
"Yang ngangkut sawitnya itu orang Kalirejo. Mungkin karena jauh makanya harga sawitnya murah," katanya.
Baca juga: Breaking News Truk Bermuatan Kayu Gelondongan Terperosok di Sisi Jalinbar Tanggamus
Baca juga: Jelang Pelaksanaan Pilkakon Serentak, Pemkab Tanggamus Gelar Sosialisasi dan Simulasi
Selain tingginya harga pupuk dan sulit didapatkan, ia menyesalkan, harga minyak goreng masih cukup mahal.
Padahal, hal tersebut tak seharusnya terjadi.
"Harusnya kan kalau harga minyak goreng mahal, harga sawit juga mahal," ujarnya.