Berita Lampung
Lampung Inflasi 1,20 Persen, Cabai Merah dan Rawit Sumbang Andil Besar
Lampung mengalami inflasi sebesar 1,20 persen pada Juni 2022. Andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas cabai merah dan juga cabai rawit.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,20 persen pada Juni 2022.
Andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas cabai merah dan juga cabai rawit.
Secara umum, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, inflasi terbesar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,99 persen dan inflasinya 3,33 persen.
Terkait kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini, BPS Lampung mengungkapkan andil inflasi terbesar ada pada cabai baik cabai merah maupun cabai rawit.
"Jika dilihat di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah cabai merah yaitu 0,567 persen," ungkap Kepala BPS Lampung Endang Retno Sri Subiyandani secara virtual dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (1/6/2022).
Baca juga: Pemilik Rumah Kontrakan Terbakar di Panjang Berhasil Selamatkan 3 Motor saat Kebakaran
Baca juga: Tertinggi Sejak 2018, Inflasi yoy Mei 2022 di Provinsi Lampung 3,94 Persen
Selanjutnya ada cabai rawit sebesar 0,258 persen, bawang merah 0,128 persen, angkutan udara 0,116 persen, dan rokok kretek filter 0,046 persen.
"Kemudian (kelompok) transportasi memberi andil inflasi 0,12 persen dan nilai inflasi 0,95 persen," jelasnya lebih lanjut.
"Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang disebabkan oleh terganggunya produksi akibat hama dan curah hujan yang cukup tinggi di sentra produksinya," papar Endang.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk tarif angkutan udara mengalami kenaikan karena ada kebijakan di pemerintah.
Dimana memberikan kewenangan kepada maskapai untuk menerapkan tarif tambahan.
"Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang biaya tambahan akibat kenaikan avtur yang cukup tinggi," beber dia.
Di sisi lain terkait semakin mahalnya harga rokok disebabkan oleh produsen rokok yang menaikkan harga rokok secara bertahap.
"Ini dilakukan sebagai strategi untuk menyikapi naiknya cukai hasil tembakau sebesar 12,5 persen pada awal 2022 yang lalu," kata Endang.
Sementara itu di sisi lain beberapa komoditas yang menekan laju inflasi diantaranya bawang putih, minyak goreng, hingga angkutan antar kota.
"Komoditas yang menahan laju inflasi ada ikan kembung minus 0,021 persen, kangkung minus 0,022 persen, angkutan antar kota minus 0,025 persen," kata Endang.