Prostitusi Online di Bandar Lampung
Breaking News 2 Remaja di Bandar Lampung Jual Teman Wanita Lewat Medsos, Tarif Kencan Rp 250 Ribu
Dua remaja jual teman wanitanya melalui medosos. Pelaku menawarkan jasa kencan kepada pelanggan dengan tarif Rp 250 ribu untuk sekali kencan.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Keesokan harinya (Minggu), korban diantarkan ke pelanggan tersebut.
Antara DI dan pria hidung belang sepakat untuk memakai jasa KD dengan harga Rp 200 ribu untuk satu kali kencan.
Namun setelah melayani pria tersebut, uang Rp 200 ribu yang dijanjikan untuk KD justru diambil semua oleh DI.
Korban mengungkapkan jika dirinya baru satu kali dijual oleh temannya itu.
Saat hendak dijual lagi, keluarga KD dan pak RT datang menjemput KD dari rumah DI.
Atas kejadian itu, pihak keluarga korban melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Bandar Lampung untuk ditindak lanjuti.
Laporan korban telah diterima dengan bukti laporan Nomor: LP/B/2586/XI/2021/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/POLDA LAMPUNG.
Dalam lampiran laporan sementara polisi menjerat pelaku dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Saat di konfirmasi Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Devi Sujana membenarkan adanya laporan tersebut.
"Iya benar, sudah ditangani oleh unit PPA," kata Devi, Senin (22/11).
Namun mantan Kapolsek Banjar Agung, Polres Tulang Bawang ini hemat bicara mengenai laporan korban.
"Janganlah, karena korban dan terduga pelaku ini kan sama sama di bawah umur. Kasihan dengan mereka," kata Devi.
Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak (PA) Bandar Lampung Ahmad Apriliandi Passa mengaku sudah mengetahui kasus tersebut.
Ahmad mengaku sangat miris setelah mengetahui adanya perdagangan perempuan, yang dialami oleh korban berinisial KD.
"Tentunya kami sangat prihatin dan merasa miris, hal-hal seperti ini masih saja terjadi," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan atas apa yang telah dialami korban. Namun Ahmad menyebut belum bertemu secara langsung dengan korban.
"Kami sedang mencari keberadaan korban, untuk memberikan pendampingan baik secara hukum maupun masalah psikis nya," kata Ahmad.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)