Berita Lampung

Harga Cabai Rawit Merah di Bandar Lampung Bertahan di Angka Rp 100 Ribu per Kg

Harga cabai rawit merah di pasar tradisional Bandar Lampung masih bertahan di angka Rp 100 ribu per kilogram. Sementara harga cabai merah Rp 90 ribu.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Ilustrasi - Cabai rawit merah. Harga cabai rawit merah di Bandar Lampung masih bertahan di angka Rp 100 ribu. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Harga cabai di Bandar Lampung dalam dua pekan terakhir masih bertahan di harga tinggi.

Di pasar tradisional, harga cabai rawit merah di angka Rp 100 ribu per satu kilogram.

Hal itu seperti yang terjadi di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.

Lia, salah seorang pedagang kepada Tribun sedikit merinci beragam harga cabai pada Minggu (3/7/2022).

Dimana harga cabai merah besar Rp 90 ribu per satu kilogram.

Baca juga: 7 Mobil Damkar Berhasil Mengatasi Toko Kelontong Terbakar di Bandar Lampung

Baca juga: Produksi Cabai di Metro Lampung Rendah, Tak Cukupi Kebutuhan Warga

Lalu untuk cabai jengki ada di angka Rp 75 ribu per satu kilogram.

"Untuk cabai rawit hijau harganya Rp 80 ribu satu kilogram," kata dia.

"Cabai rawit merah Rp 100 ribu satu kilonya," ucapnya.

Ia juga mengatakan, sebelum dua pekan terakhir, harga cabai juga terbilang tinggi di Bandar Lampung.

"Naiknya itu memang bertahap, mulai dari Rp 2 ribu, Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu," kata dia.

Menurutnya, penyebab bertahannya harga cabai yang tinggi itu masih sama seperti dua pekan lalu.

Adalah kurangnya pasokan dari agen cabai karena distribusi cabai yang berkurang dari daerah penyuplai.

"Kalau infonya sih masih karena cuaca, ga tau juga bisa lama banget," kata dia.

"Malah katanya sekarang makin sedikit dari yang kemarin stoknya," ucap dia.

Dengan harga yang seperti itu, ia mengaku daya beli masyarakat pun ikut terdampak.

"Kalau jumlah yang beli sih sama saja ya, kan cabai ini kebutuhan pokok, tapi jumlah belinya aja yang berkurang, kayak satu orang belinya borongan 10 kilogram, sekarang jadi 5 kilogram," kata dia.

Masih tingginya harga cabai itu kemudian mendapat respon dari masyarakat.

"Kayaknya memang udah terlalu lama harga cabai ini tinggi," kata Zakaria, warga Tanjung Senang.

Ia berharap, ada solusi dari pemerintah untuk masalah tingginya harga cabai itu.

"Bukan cuma cabai, bawang juga kan mahalnya udah lama juga," ucap dia 

Cabai Merah Sumbang Inflasi Lampung

Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,20 persen pada Juni 2022.

Andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas cabai merah dan rawit.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Endang Retno Sri Subiyandani, dalam rilisnya pada Jumat (1/7) menjelaskan, inflasi terbesar disumbang kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,99 persen dan inflasinya 3,33 persen.

"Jika dilihat di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah cabai merah yaitu 0,567 persen," ungkap Endang Retno Sri Subiyandani.

Selanjutnya ada cabai rawit sebesar 0,258 persen, bawang merah 0,128 persen, angkutan udara 0,116 persen, dan rokok kretek filter 0,046 persen.

"Kemudian (kelompok) transportasi memberi andil inflasi 0,12 persen dan nilai inflasi 0,95 persen," jelasnya lebih lanjut.

Ia mengatakan, kenaikan harga cabai merah, rawit, dan bawang disebabkan oleh terganggunya produksi akibat hama dan curah hujan yang cukup tinggi di sentra produksi.

Lebih lanjut dia mengatakan untuk tarif angkutan udara mengalami kenaikan karena ada kebijakan di pemerintah.

Yakni, pemerintah memberi kewenangan kepada maskapai untuk menerapkan tarif tambahan.

"Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang biaya tambahan akibat kenaikan avtur yang cukup tinggi," beber dia.

Terkait semakin mahalnya harga rokok karena produsen menaikkan harga secara bertahap.

"Ini dilakukan sebagai strategi untuk menyikapi naiknya cukai hasil tembakau sebesar 12,5 persen pada awal 2022 yang lalu," kata Endang.

Sementara itu di sisi lain beberapa komoditas yang menekan laju inflasi diantaranya bawang putih, minyak goreng, hingga angkutan antar kota.

"Komoditas yang menahan laju inflasi ada ikan kembung minus 0,021 persen, kangkung minus 0,022 persen, angkutan antar kota minus 0,025 persen," kata Endang.

Lalu ada bawang putih minus 0,059 persen dan minyak goreng minus 0,069 persen.

"Beberapa komoditas yang menahan laju inflasi terutama terkait minyak goreng karena adanya kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan kebutuhan domestik dan semakin stabilnya harga CPO," ujarnya.

"Sehingga produsen minyak goreng menurunkan harga minyak goreng di pasaran," sambungnya.

Sedangkan turunnya harga bawang putih diakibatkan oleh melimpahnya pasokan baik dari dalam maupun luar negeri.

Penurunan tarif antar kota disebabkan oleh tarif yang kembali normal setelah bulan lalu masih dipengaruhi oleh tarif tuslah.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer / Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved