Berita Terkini Nasional
Kadiv Propam Polri Akhirnya Muncul, Irjen Ferdy Sambo Menangis Peluk Kapolda Metro Jaya
Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo muncul dalam sebuah video sedang berpelukan dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo akhirnya muncul untuk pertama kalinya sejak kasus penembakan yang menewaskan seorang polisi terjadi di rumahnya mencuat.
Irjen Ferdy Sambo muncul dalam sebuah video sedang berpelukan dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran.
Dalam video tampak Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menangis sambil berpelukan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
Terkait kasus penembakan yang menewaskan seorang anggota polisi yang terjadi di rumahnya, Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo belum memberi keterangan.
Dalam video yang beredar, Irjen Ferdy Sambo tampak dipeluk erat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sambil menangis.
Baca juga: Istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo Ternyata Anak Jenderal TNI, Profesinya Dokter Gigi
Baca juga: Ini Alasan Polisi Soal Penggantian Decoder CCTV di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo
Irjen Fadil Imran mengatakan, kedatangannya menemui Irjen Ferdy Sambo adalah sebagai bentuk dukungan kepada sahabatnya.
"Saya memberikan support kepada adik saya, Sambo agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Irjen Fadil Imran kepada Tribunnews.com, Kamis (14/7/2022).
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, permasalahan apapun bisa terjadi kepada siapa pun.
"Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapapun," ucapnya.
Sementara itu, Ferdy Sambo hingga kini belum memberikan keterangan terkait insiden polisi tembak polisi di rumahnya pada Jumat (8/7/2022).
Peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E mengakibatkan korban jiwa.
Dalam video nampak Kapolda Irjen Fadil Imran yang datang masuk ke ruangan langsung disambut peluk oleh Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: Gen Halilintar Datangi Rumah Krisdayanti, Aurel Hermansyah Potes Penampilan Ibunya
Baca juga: Bongkar Oleh-oleh Gen Halilintar, Kado Buat Ameena Paling Susah Dicari
Isak Tangis pun ditampakkan Ferdy Sambo seraya pelukan Kapolda yang makin erat.
Video beredar di tengah sorotan publik terkait kasus penembakan Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Namun hingga saat ini belum ada keterangan mengenai video tersebut.
Ferdy Sambo pun hingga kini belum memberi keterangan terkait insiden polisi tembak polisi yang terjadi di rumahnya.
Kapolres Jakarta Selatan sebelumnya menyebut aksi penembakan berawal dari pelecehan Brigadir J pada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
CCTV diganti
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto tak menampik adanya penggantian decoder CCTV di komplek aspol (asrama polisi) Duren Tiga rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pasca baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Budhi mengungkapkan, alasan digantinya decoder CCTV di komplek aspol Duren Tiga rumah Irjen Pol Ferdy Sambo untuk kepentingan penyidikan.
"Karena (decoder) yang lama disita penyidik dan agar CCTV di lingkungan komplek aspol Duren Tiga tetap beroperasi, maka diganti yang baru," terang Budhi, Kamis (14/7/2022).
Namun demikian, terkait jumlah decoder CCTV dan isi di dalamnya, Budhi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Ketua RT 05 RW 01 Irjen (Purn) Seno Sukarto mengaku, decoder CCTV di sekitar rumah dinas Irjen Ferdy Sambo telah diganti oleh polisi pada, Sabtu (9/7/2022).
Baca juga: 5 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua Seusai Ditembak Rekannya Sesama Polisi
Baca juga: CCTV Rusak Saat Penembakan di Rumah Irjen Ferdy Sambo Jadi Trending Twitter
Penggantian decoder CCTV oleh polisi ini pun membuat Seno geram, karena dirinya tidak memperoleh laporan terkait insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
"Sampai sekarang saya ketemu aja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun (Ketua) RT," tuturnya.
Selain geram dengan polisi karena mengganti decoder CCTV, Seno juga mengaku tersinggung atas perlakuan aparat kepolisian yang tidak memandangnya sebagai ketua RT.
Dia mengatakan pihak kepolisian kerap memerintah petugas keamanan di kompleksnya tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk dirinya.
Baru Tahu Baku Tembak dari YouTube
Ketua RT 05 RW 01 di kawasan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto mengungkapkan dirinya mengetahui insiden baku tembak ketika menonton di YouTube.
"Sebetulnya terus terang saya justru membaca YouTube itu. Itu saya baru tahu loh, itu ada kaitannya dengan itu. Meskipun sebetulnya saya sudah agak ragu-ragu ada apa sih ini sebetulnya," katanya dikutip dari Tribunnews.
"Itulah yang saya sesalkan kenapa enggak dilapori soal kejadian itu," sambung Seno.
Baca juga: Decoder CCTV Kompleks Rumah Irjen Ferdy Sambo Ternyata Diganti Setelah Penembakan
Sementara terkait peristiwa baku tembak itu, Seno mengatakan petugas keamanan kompleks yang sedang bertugas memang sempat mendengar bunyi letusan.
Hanya saja suara tersebut disangka berasal dari petasan lantaran saat itu menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Di sini ini biasanya menjelang Idul Adha atau tahun baru itu biasanya membunyikan kembang api. Jadi semuanya pada saat itu menyadari bahwa mereka itu menganggap petasan, bukan tembakan."
"Sehingga tidak ada tindak lanjut setelah mendengar itu tidak ada tindak lanjut, biasa-biasa saja," ujar Seno.
IPW Minta Tim Khusus Ungkap Kejanggalan
Indonesia Police Watch (IPW) berharap tim khusus bisa menjawab sejumlah kejanggalan kasus tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang ditembak oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, tim khusus harus mampu menjawab kejanggalan-kejanggalan yang dipertanyakan keluarga seperti adanya sejumlah luka sayatan pada jenazah Brigadir J.
IPW, terus Sugeng, mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk membentuk tim khusus mengungkap kasus tewasnya Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang ditembak oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Di sisi lain, tim khusus juga harus mampu menjelaskan perihal alasan jenazah Brigadir J yang dilakukan proses autopsi.
"Padahal Polri menyatakan Brigadir J adalah terduga pelaku. Yang jadi pertanyaan, tindakan bedah mayat tujuannya untuk apa? Bedah mayat umumnya kan dilakukan untuk seorang korban kejahatan, bukan pelaku," ungkapnya.
IPW juga menyoroti sempat tidak adanya garis polisi atau police line pada tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo pasca kejadian.
Hal ini memunculkan diskriminasi penanganan perkara pidana.
"Serta catatan ke-empat proyektil peluru pada tubuh Brigpol Nopryansah kalibernya berapa? IPW juga mengharapkan tim gabungan bisa mendeteksi ada atau tidaknya upaya Obstruction of justice dalam perkara ini," ungkapnya.
Pihaknya meminta, tim gabungan harus memeriksa Irjen Pol Ferdy Sambo dan isterinya dalam kasus tersebut.
(Tribunnews.com/Tribunlampung.co.id)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Irjen-Ferdy-Sambo-berpelukan-dengan-Kapolda-Metro-Jaya.jpg)