Berita Lampung
Jalan Berlumpur dan Tak Ada Listrik Sejak 1814, Warga Way Haru Pesisir Barat Minta Tolong Presiden
"Mana program Indonesia terang, kami masih gelap gulita. Tolong Pak Presiden," tutur Muhamad Romzi, tokoh adat Sai Batin Way Haru.
Warga Way Haru merasa hanya dijadikan konsumsi politik setiap musim Pemilu.
"Selalu kalau janji. Kalau saya menang bangun jalan. Jalan penghubung dari Way Haru ke Way Heni. Tapi janji ya tinggal janji. Sampai hari ini enggak ada," ungkapnya.
Karena itu, membuat masyarakat Way Haru sudah tidak percaya lagi dengan janji politikus.
Berlubang dan Berlumpur
Pantauan Tribunlampung.co.id saat menuju Pekon Way Haru diperlukan tenaga ekstra.
Pasalnya, jalur menuju Way Haru sangat sulit, penuh lumpur dan berlubang cukup dalam.
Kedalaman lubangnya bahkan hingga lutut orang dewasa.
Sebagian besar masyarakat setempat berpropesi sebagai petani.
Mulai dari kopi, lada, karet, pisang, jengkol dan kelapa cukup berlimpah di Way Haru.
Sihab warga Pekon Siring Gading Way Haru menyebutkan, Pekon Siring bisa menghasilkan 25 ton pisang per minggu.
Hasil tersebut belum ditambah dari tiga pekon lain yang ada di Way Haru.
Sihab mengkau menanam pohon pisang seluas 3 hektar.
Dimana dalam 1 hektar pohon pisang mampu menghasilkan 3 ton sekali tebang.
Sebegitu banyak, tak sedikit pisang yang dibiarkan masyarakat membusuk di pohon.
Ini disebabkan akses jalan yang terjal dan tidak bisa dilalui kendaraan untuk mengangkut hasil bumi yang ada di Way Haru.