Berita Lampung
Waspada! Uang Palsu Beredar di Lampung, Bocah Yatim Penjual Keripik Jadi Korban
Bocah yatim penjual keripik korban uang palsu di Lampung, Polresta Bandar Lampung mengimbau supaya masyarakat lebih waspada.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Bocah yatim penjual keripik ditipu pembeli dengan uang palsu pecahan Rp 100 ribu, jadi tanda adanya peredaran upal di wilayah Kota Bandar Lampung.
Atas peredaran upal atau uang palsu di wilayah Kota Tapis Berseri, Polresta Bandar Lampung mengimbau supaya masyarakat lebih waspada.
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra meminta masyarakat yang mendapati uang palsu dari siapapun, agar segera melapor kepada polisi.
Kompol Dennis Arya Putra mengungkapkan, saat ini Tim Opsnal Tekab 308 Polresta Bandar Lampung tengah melakukan penyelidikan bocah yatim yang jadi korban pembeli pakai uang palsu.
Polresta Bandar Lampung telah mengantongi ciri-ciri pengedar uang palsu yang membeli keripik Darwin bocah yatim yang viral.
Baca juga: Polisi Ancam Pidana Bagi Pak Ogah Kambuhan di Bandar Lampung
Baca juga: Polisi Selidiki Pembeli Keripik Bocah Yatim di Lampung Pakai Uang Palsu
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra saat diwawancarai Tribun Lampung, Sabtu (30/7/2022) membenarkan bahwa ada video viral bocah yatim yang menjual keripik dibeli dengan uang palsu.
Saat ini Tim Opsnal Tekab 308 Polresta Bandar Lampung tengah melakukan penyelidikan bocah yatim yang jadi korban pembeli pakai uang palsu.
Polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku pengedar uang palsu tersebut.
Dari hasil pengakuan bocah yatim penjual keripik, pelaku ini sementara satu orang.
Pelaku ini mengedarkan uang palsu tersebut di wilayah hukum Kedaton.
"Penipuan yang dialami anak kecil tersebut dengan uang palsu pecahan Rp 100 ribu," kata Kompol Dennis
Jadi atas dasar itulah polisi melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut untuk segera mengungkap.
Baca juga: Bocah Yatim Penjual Keripik di Bandar Lampung Ditipu Uang Palsu Rp 100 Ribu
Baca juga: Selipkan Uang Palsu Rp 50 Juta saat Transaksi Beli Mobil Bekas, 2 Warga Lampung Diringkus
Hari ini anak itu dijemput bersama orangtuanya untuk diambil keterangan oleh polisi.
Ciri-ciri pelaku serta lokasi kejadian sudah diketahui polisi.
Dan polisi tinggal menganalisa dari cctv didaerah lokasi kejadian tersebut.
Termasuk saksi-saksi yang mengetahui terhadap ciri-ciri sudah diketahui.
"Kita berikan hak anak dan dia bersedia bersama ibunya untuk dimintai keterangannya oleh polisi," kata Kompol Dennis
Diharapkan kepada orangtua Darwin apabila berdagang supaya ditemani.
Karena anak seusia tersebut belum tahu mana uang asli dan palsu.
Terkait modus baru atau iseng semata, pihaknya akan mendalami dan dilakukan penyelidikan tersebut.
Dengan kejadian tersebut dirinya juga prihatin yang dialami oleh bocah malang ini.
"Tidak banyak yang saya berikan santunan kepada anak tersebut dan harapannya bisa terbantu apa yang kami berikan tadi," kata Kompol Dennis.
Sungguh malang nasib bocah tersebut dengan harapannya segera kami segera mengungkap pelakunya.
Diimbau kepada masyarakat yang mendapati uang palsu dari siapapun agar segera melaporkan kepada polisi.
Viral Bocah Penjual Keripik Ditipu Uang Palsu
Darwin Jordan Win, bocah penjual keripik di Bandar Lampung ditipu pembeli dengan uang palsu.
Tak hanya tertipu, bocah berusia 10 tahun yang biasa berjualan di Jalan ZA Pagar Alam Bandar Lampung itu bahkan kehilangan uang Rp 70.000 yang digunakan sebagai uang kembalian.
Siswa kelas 3 di SD Negeri 4 Kota Karang Telukbetung Timur ini menuturkan detik-detik dirinya ditipu saar ditemui Tribun Lampung di pelataran parkir Kafe Kampung Kecil Jalan Gatot Subroto Bandar Lampung.
Kisah Darwin ditipu pembeli sempat viral setelah banyak diupload ke media seosial.
Adapun kejadian penipuan dialaminya, Kamis (28/7/2022), sekitar pukul 11.30 wib.
Saat itu ia berjualan di Jalan ZA Pagar Alam atau depan tempat makana siap saji.
"Jadi gini ya om...awalnya itu orang itu manggil saya dek-dek sini dek," tukasnya.
"Orang itu tanya barang yang saya bawa ini berapaan, saya jawab Rp 15 ribu," katanya lagi.
"Orang itu celingak-celinguk samping kanan kiri, terus setelah dikasih keripik ke orang itu dan orang itu kasih Rp 100 ribu ke saya dia minta susuk (kembalian) Rp 70 ribu karena belinya 2 bungkus Rp 30 ribu," kata Darwin yang juga berjualan kerupuk.
Dijelaskannya, setelah itu pelaku langsung kabur.
Kemudian ia menyadari uang itu palsu setelah tanya ke orang lain.
Uang palsu dilihatnya karena ada tempelan plaster warna kuning.
"Terus ada mbak-mbak yang melihat uang itu palsu, setelah dilihat lagi memang uang itu palsu," bebernya didampingi ibunya Yanti.
Tak lama kemudian perempuan yang memberi tahu Darwin uang palsu, memberikannya Rp 50 ribu karena simpati.
Adapun penipu dibeberkan Darwin memilki menggunakan motor Mio dengan perawakan tua.
Ia mengaku, kerap berjualan hingga wilayah Rajabasa.
Berangkat naik angkutan kota (angkot) dari Teluk Betung Timur hingga kembali ke rumah malam hari.
"Saya pagi sekolah dan pulang siang saya, langsung pergi berjualan sampai dengan Rajabasa hingga stasiun Labuhan Ratu," kata Darwin
"Jadi dagang ini mau membantu orangtua," timpalnya.
"Supaya bisa membayar rumah kontrakan dan harapannya punya rumah sendiri," sambungnya.
Saat ditanya apakah trauma berjualan sampai kembali, dirinya mengaku tidak takut.
"Hari ini memang tidak sekolah, makanya jalan dari pagi karena mata saya sakit," terangnya.
"Jadi kata ibu guru gak boleh sekolah dulu," kata Darwin
Sementara Yanti ibunda Darwin menjelaskan, bahwa anaknya berdagang atas kemauannya sendiri.
"Dadang sudah dari kelas 1 sampai sekarang, saya pesan daganglah yang benar, karena itu punya orang," imbaunya.
Anaknya ingin berdagang karena tetangga dan juga teman sebayanya banyak yang berdagang.
Adapun kerugian selama berjualan sudah dua kali dialaminya.
"Kalau yang satunya barang diambil," beber Yanti.
"Anak ini baik dan sayang kepada orangtuanya," tukasnya.
"Membantu saya, hanya berdua saja," ujar Yanti yang mengaku suaminya telah lama meninggal dunia.
Setiap hari anaknya berjualan dengan mendapat keuntungan sekitar Rp 50 ribu.
Uang yang didapat ditabung untuk membuat rumah.
(Tribunlampung.co.id Bayu Saputra)