Tahapan Penelitian Eduwisata Malam di Kebun Raya Bogor (GLOW) Dilanjutkan

Program GLOW Kebun Raya sudah dilakukan selama enam bulan atau fase T0 dan T1, maka tahapan riset selanjutnya adalah fase T2.

Dokumentasi
Mengacu kepada surat dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nomor B-2406/III.5/DI.03.01/7/2022 tentang Informasi Hasil Kajian Analisa ALAN (Artificial Light at Night) dengan cahaya buatan pada program GLOW Kebun Raya sudah dilakukan selama enam bulan atau fase T0 dan T1, maka tahapan riset selanjutnya adalah fase T2 agar hasil penelitian lebih komprehensif diperlukan elemen manusia yang hadir didalamnya. 

Tribunlampung.co.id, Bogor - Mengacu kepada surat dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nomor B-2406/III.5/DI.03.01/7/2022 tentang Informasi Hasil Kajian Analisa ALAN (Artificial Light at Night) dengan cahaya buatan pada program GLOW Kebun Raya sudah dilakukan selama enam bulan atau fase T0 dan T1, maka tahapan riset selanjutnya adalah fase T2 agar hasil penelitian lebih komprehensif diperlukan elemen manusia yang hadir didalamnya.

Pada tahapan riset T2 ini Kebun Raya mengundang pengunjung secara terbatas untuk melengkapi hasil kajian secara komprehensif, jadi tidak benar adanya penjualan tiket pada tahap ini.

Beredar info dijualnya tiket setelah kami konfirmasi ternyata itu bukan tiket tetapi struk pembayaran stall makanan di kebun raya dan gelang tanda registrasi.

GLOW berlanjut sebagai bagian dari lanjutan riset dengan mengundang pengunjung secara terbatas dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak sampai dewasa, keluarga, anak didik dan dari kalangan akademisi sampai individu dari berbagai profesi. Jumlahnya pun dibatasi maksimal 500 orang setiap malamnya.

Oleh sebab itu aktifitas Kebun Raya malam dilakukan setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu untuk kebutuhan riset, durasinya hanya 3 jam mulai pukul 19.00 wib sampai dengan pukul 22.00 wib dan luasan area Glow di dalam kebun raya hanya 3 persen dari total luasan Kebun Raya Bogor seluas 87 hektare.

Selama riset fase T2 berlangsung tidak ada tiket yang harus dibayar oleh pengunjung, sebab ini merupakan bagian dari program (CSR) Corporate Social Responsibility PT Mitra Natura Raya sebagai mitra kebun raya untuk masyarakat umum dan warga Bogor khususnya.

Silakan warga Bogor yang ingin mengetahui program pendidikan kebun raya di malam hari dapat hadir langsung pada hari jumat-minggu.

Adapun hasil riset T0 dan T1 disampaikan tidak ada dampak yang merusak tumbuhan di kebun raya oleh Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Dr. Andes Hamuraby Rozak.

Namun demikian tahapan T2 dengan menghadirkan elemen manusia di dalamnya perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil riset yang lebih komprehensif dari peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti BRIN telah menyampaikan langsung hasil riset tahapan T0 dan T1 kepada Walikota Bogor Bima Arya bahwa sampai dengan riset tahapan T1 hasilnya tidak ada dampak pengaruh yang signifikan terhadap pohon-pohon yang disinari oleh cahaya buatan.

Munculnya polemik dari sekelompok orang yang mengatasnamakan budayawan sangat tidak beralasan, beredarnya narasi miring dari kelompok Aliansi Budayawan mengatakan GLOW adalah tempat Dugem, mengundang kemaksiatan, beredarnya minuman alkohol, tentu itu tidak benar.

GLOW merupakan wisata edukasi pengetahuan  hayati dan sejarah Kebun Raya Bogor dibalut dengan teknologi yang mengandung pesan kuat menjaga konservasi tumbuhan, sejarah serta budaya Sunda yang dipadukan dengan komunikasi digital visual agar diminati oleh generasi muda sekarang tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur kearifan lokal budaya tatar Sunda.

Narasi GLOW tidak lepas dari lima pilar Kebun Raya, yaitu konservasi, edukasi, wisata alam, jasa lingkungan, dan penelitian yang sesuai dengan tugas dan fungsi kebun raya itu sendiri, bahkan didalamnya muncul simbol-simbol kearifan lokal yang sangat kuat seperti alunan kacapi suling, visual senjata kujang maung bodas, bahkan di Taman Astrid menampilkan asal muasal sejarah Kebun Raja Pajajaran Sri Baduga Maharaja alias Prabu Siliwangi.


Kebun Raya Bogor bahkan telah memberikan ruang ekspresi kepada para budayawan yang memiliki karya, untuk setiap akhir pekan mereka tampil, ada jaipong, kacapi suling, reog, tarawangsa, karinding dan sebagainya.

Pada tanggal 19-21 Agustus 2022 akan dilaksanakan gelaran Festival Pencak Silat Seni Tradisi Kebun Raya Cup yang pertama di Kebun Raya Bogor, ini merupakan komitmen PT. Mitra Natural Raya untuk melestarikan pencaksilat sebagai budaya bangsa Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved