Berita Lampung
Akademisi Dorong Penindakan Uang Palsu di Lampung dan Penggunaan Transaksi Digital
Transaksi digital bisa mencegah terjadinya penipuan uang palsu. "Jadi BI bisa mendorong semua sektor transaksi digital," ujar Akademisi Unila Ernie
Penulis: kiki adipratama | Editor: Indra Simanjuntak
Untuk itu, Ernie mengimbau pihak Bank Indonesia untuk memberikan edukasi kepada para pedagang kecil.
Seperti cara pengecekan uang palsu, dilihat,diraba, diterawang.
Kemudian bisa dengan edukasi penggunaan pembayaran dengan cara digitalisasi seperti Sehat, Inovatif dan Aman pakai (Siap) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk dikuatkan dalam program Produk Unggul, Sehat, Berkualitas dan Aman (Pusaka).
Dimana Siap Qris Pusaka merupakan program pembayaran digitalisasi.
Serta bisa menggunakan produk-produk perbankan lainnya.
"Jadi harus diberikan edukasi, atau kalo transaksi tunai harus ada alat pengecekan uang palsu misalnya," ungkapnya.
Karena transaksi digital bisa mencegah terjadinya penipuan uang palsu.
"Jadi BI juga harus bisa mendorong semua sektor transaksi digital supaya menghindari penggunaan uang palsu," tuntasnya.
Tips Bank Indonesia bedakan uang palsu
Bank Indonesia mengimbau masyarakat lebih waspada akan maraknya kasus uang palsu yang diterima sejumlah pedagang kecil di Lampung.
Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi penggunaan uang menekankan masyarakat lebih jeli dan teliti saat menerima alat pembayaran agar terhindar dari uang palsu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung Budiyono mengatakan, beberapa cara bisa dipakai masyarakat untuk membedakan uang asli dan uang palsu.
"Dalam hal ini, Bank Indonesia memberikan edukasi 3D sebagai cara yang tepat membedakan mana uang yang asli dan palsu,"
"Edukasi tersebut adalah dilihat, diraba dan di terawang," kata Budiyono kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (18/8/2022).
Terkait cara melihatnya, masyarakat bisa melihat dengan saksama wujud dari uang tersebut.