Kecantikan

Dulu Disebut Masyarakat sebagai Penyakit Kutukan, Ternyata Inilah Penyebab Penyakit Kusta

Dulu dinggap penyakit kutukan, ternyata penyebab penyakit kusta adalah kusta adalah bakteri yang bernama mycrobacterium leprae.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/jelita dini
Owner Welly Skin Center dr Welly Wijayanti, Sp.DV jadi pembicara dalam Bincang Kecantikan Tribun Lampung, Kamis (1/9/2022). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dahulu kusta dianggap sebagai penyakit kutukan, menyeramkan, dan yang mengalami kusta tidak akan selamat.

Owner Welly Skin Center dr Welly Wijayanti, Sp.DV mengatakan, kalau saat ini masih ada yang memiliki anggapan itu, sebaiknya buang jauh-jauh anggapan itu 

Sebab, kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama mycrobacterium leprae.

"Nama bakteri ini yang membuat penyakit kusta memiliki nama lain penyakit lepra," kata dr Welly dalam Bincang Kecantikan, Kamis 1 September 2022.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Kusta dan Bagaimana Cara Pengobatannya

Bakteri ini biasanya berlokasi di kulit, rambut, kelenjar keringat, ASI, dan saluran pernafasan orang yang mengalami penyakit kusta. 

Kalau bakteri itu juga menempel ke orang lain, maka orang lain itu juga akan tertular kusta. 

Cara menempelnya bakteri itu tergantung lokasi bakteri itu, misalnya kalau bakteri itu ada di kulit maka berpindahnya setelah bersentuhan kulit dengan kulit. 

Namun sebenarnya bakteri ini tidak dengan mudah menempel ke orang lain dan membuat orang ini terkena kusta.

Biasanya bakteri mudah menempel kalau tidak menjaga kebersihan, imun tubuh rendah, serta memiliki kontak erat atau masih satu keluarga dengan orang yang mengalami kusta.

"Kalau bisa menjaga kebersihan dan kontaknya hanya satu kali, bakteri itu tidak akan mudah menempel, dan tidak akan terkena kusta," urai dokter yang juga praktek di RSUD Menggala dan RSIA Belleza Kedaton.

Kusta memiliki gejala khas berupa bercak putih atau bercak kehitaman pada kulit tubuh manapun, seperti tangan dan kaki.

Kalau kusta masih ringan, bercak itu tidak ada rasa sama sekali atau istilahnya mati rasa.

Hal ini yang membuat beberapa orang yang terkena kusta tidak tahu kalau dirinya terkena kusta, dan dia tidak langsung memeriksakan diri ke dokter.

Dia baru memeriksakan diri ke dokter kalau kustanya sudah meradang yang ditandai dengan bercak yang menebal dan disertai bentol.

"Ditambah lagi ada nyeri sendi, demam, meriang, dan tidak nafsu makan," kata Anggota Perdoski Cabang Bandar Lampung itu.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Kusta dan Seperti Apa Gejalanya

Terhadap pasien kusta dokter akan memberikan pengobatan selama 6 hingga 12 bulan, tergantung dengan kondisi kustanya.

Selama pengobatan berlangsung harus minum obat setiap hari, dan banyak makan.

Jangan sampai minum obatnya dihentikan walaupun merasa kondisinya sudah agak baikan.

Pengobatan itu harus disertai dengan fisioterapi apabila kustanya sudah menimbulkan komplikasi ke saraf.

Tanda kustanya sudah komplikasi diantaranya alisnya botak atau tidak ada alis, serta tangannya jatuh terus dan tidak bisa ditegakan atau sulit digerakan.

Kemudian kaki sulit berjalan atau kalau pun bisa berjalan jadinya jalannya menyeret, dan saat ada luka tidak terasa lukanya.

Untuk itu sebelum terjadi komplikasi, segera datang ke dokter jika sudah mengalami gejala kusta.

(Tribunlampung.co.id/Jelita Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved