Berita Lampung
Kenaikan BBM Pengaruhi Harga dan Modal Penggilingan Ikan di Pasar Kota Agung Tanggamus
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga mempengaruhi harga gilingan ikan di pasar Kota Agung, Tanggamus, Lampung.
Penulis: Dickey Ariftia Abdi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Tanggamus - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) juga mempengaruhi harga gilingan ikan di pasar Kota Agung.
Pasalnya mesin penggilingan ikan di pasar Kota Agung ini menggunakan bahan bakar solar.
Harga untuk menggiling ikan di pasar Kota Agung juga mengalami kenaikan dari sebelumnya.
Tribun Lampung berkesempatan mewawancarai langsung para pekerja di penggilingan ikan tersebut.
Hardiansyah seorang pekerja di penggilingan ikan di pasar Kota Agung ini juga mengatakan kenaikan harga di tempatnya bekerja.
Baca juga: Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal Lantik 62 Peratin Terpilih
Baca juga: Penjualan Mobil di Auto2000 Turun 20 Persen Dampak Kenaikan BBM
"Sebelum naik BBM harga giling ikan di sini Rp 3 ribu per kilo," katanya.
Untuk sekarang harga giling ikan di tempatnya sudah naik Rp 2 ribu dari sebelumnya akibat kenaikan BBM ini.
Untuk sekarang ditempatnya bekerja untuk menggiling ikan dikenakan biaya Rp 5 ribu per kilonya.
Ia juga mengatakan sejauh ini juga belum ada keluhan dari para konsumen yang biasa menggiling ikan ditempatnya.
Selain itu ia mengaku terdapat penambahan modal untuk membeli bahan bakar solar untuk mesin penggilingnya.
Selain Hardiansyah Tribun Lamung juga mewawancarai salah satu pekerja penggilingan di Pasar Kota Agung ini.
Ditanya soal kenaikan BBM, Aden salah seorang pekerja mengatakan untuk saat ini konsumennya banyak yang libur.
"Kalau kenaikan BBM ya pengaruh, ya mau gak mau kan konsumennya banyak yang libur untuk sementara," kata Aden.
Setelah ditanya lebih lanjut Aden menjawab, tidak mengetahui secara pasti kenapa para konsumen libur sementara seperti itu.
Untuk tempat penggilingannya juga senasib dengan tempat Hardiansyah bekerja.
Di tempatnya juga mengalami kenaikan modal bahan bakar untuk mesin penggilingan yang mereka punya.
"Yang biasanya beli Rp 100 ribu jadi beli Rp 200 ribu," katanya.
Dalam sehari ia menghabiskan bahan bakar untuk mesin penggilingan sekitar Rp 100 per harinya.
Selain itu ia juga menaikan tarif penggilingan di tempatnya tersebut akibat kenaikan BBM ini.
"Sebelum naik harga giling disini Rp 3 ribu kalau sekarang naik jadi Rp 4 ribu," ungkapnya.
Untuk penghasilan sendiri ia mengatakan tidak ada kanaikan sama sekali.
"Untuk penghasilan ya segitu-gitu aja, malah modal yang nambah sekarang," katanya sambil tersenyum.
(Tribunlampung.co.id/Dickey Ariftia)