Berita Lampung

Psikolog Tanggapi Kasus Mengakhiri Hidup di Pringsewu, Lina: Jangan Bilang Lebay

Lina Madila Amir founder Biro Konsultasi Psikologi Hijau yang juga Psikolog di UPTD PPPA Pringsewu angkat bicara perihal kasus mengakhiri hidup.

Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Riana Mita Ristanti
Lina Madila Amir (41), founder Biro Konsultasi Psikologi Hijau yang juga Psikolog di UPTD PPPA Pringsewu. Psikolog tanggapi kasus mengakhiri hidup di Pringsewu. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Lina Madila Amir (41), founder Biro Konsultasi Psikologi Hijau yang juga Psikolog di UPTD PPPA Pringsewu angkat bicara perihal kasus mengakhiri hidup di Pringsewu.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Lampung, selama kurun waktu kurang dari 2 bulan terakhir, terdapat 4 kasus mengakhiri hidup di Pringsewu.

Mengakhiri hidup tersebut, kata Lina, biasanya karena merasa sendiri dan tidak memiliki siapa pun.

"Biasanya korban mengakhiri diri itu merasa dirinya sendiri, tidak punya siapa-siapa, tidak punya tempat cerita," kata Lina saat ditemui di UPTD PPA Pringsewu, Kamis (15/9/2022).

Orang yang akan mengakhiri hidup, kata Lina, biasanya akan terlihat dari perubahan sikap.

Baca juga: Breaking News Suzuki APV Adu Kambing dengan Truk di Jalan Lintas Tengah Lampung Utara

Baca juga: Pelaku UMKM di Lampung Selatan Bertambah 1.228 Pasca Pandemi Covid-19

Mulai dari pendiam, murung, pemilihan kalimat digunakan saat berbicara hingga merasa capek dengan hidup.

"Kita semua juga capek dan punya masalah, namun orang yang sedang merencanakan mengakhiri diri itu biasanya aura capeknya sudah beda," katanya.

"Kemudian akan berbicara "kalau saya mengakhiri hidup bagaimana ya?". Makanya kalau ada orang di sekitar kita yang sudah bilang seperti itu, kita jangan menyepelekan, jangan bilang lebay," terangnya.

Sebab, menurutnya, dalam keadaan seperti itu, orang sedang merasa dirinya benar-benar sendiri dan butuh dukungan orang terdekat.

"Butuh support sistem, jadi kita harus benar-benar peduli dengan orang terdekat, pahami tanda-tandanya yang paling mencolok, yakni perubahan sikap dan mengucapkan ingin mengakhiri hidup," ujarnya.

Lina menjelaskan, ajak orang yang sudah memiliki ciri seperti itu, baiknya ditanya apa masalahnya.

"Ajak cerita, tanya apa yang perlu dibantu. Jangan sampai dibilang "ah gitu aja masalahnya mah sepele" itu jangan," ungkapnya.

Dengan begitu, ungkapnya, kasus mengakhiri hidup bisa dicegah.

"Mengakhiri diri itu bukan hal yang tiba-tiba terjadi, itu sudah pasti direncanakan," jelasnya.

"Korban pasti memikirkan kalau dia meninggal bagiamana, mengakhiri hidup dengan cara apa, kalau tidak ada dia di dunia ini bagaimana, tentu itu sudah direncanakan dengan matang," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved