Berita Terkini Nasional
YDKK Gelar Operasi Katarak Gratis, 100 Penderita di Perbatasan Timor Leste Kembali Melihat
Bantuan operasi katarak Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) dan Himpunan Bersatu Teguh untuk warga perbatasan NTT pada 16-17 September 2022
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) gandeng Himpunan Bersatu Teguh menggelar operasi katarak gratis ke 100 penderita katarak.
Bantuan operasi katarak Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) dan Himpunan Bersatu Teguh diadakan di Klik Pos Lintas Batas Negara Terpadu (PLBN), Desa Humusu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Bantuan operasi katarak Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) dan Himpunan Bersatu Teguh untuk warga di sana diadakan pada 16-17 September 2022.
Antusias warga begitu terasa dari perjuangan yang dilalui, adapun warga mengendarai motor hingga mobil bak terbuka untuk menuju Wini dengan menempuh waktu selama tiga jam.
Lebih dari 100 warga lanjut usia (lansia) telah mendaftar untuk mendapatkan bantuan pengelihatan. Hingga sore ini, lebih dari 50 warga yang telah mendapatkan bantuan operasi.
Baca juga: Berita Lampung Terkini 19 September 2022, Dua Pemilik Tambang Pasir Ilegal di Lamteng Ditangkap
Baca juga: Oetama Cup 2022 Gaungkan Semangat Peduli Lingkungan Melalui River Clean Up
Bantuan operasi katarak diberikan kepada warga yang lolos dalam prosedur pemeriksaan kesehatan.
Warga terlebih dahulu melakukanlaan pemeriksaan darah sebelum operasi untuk mengecek tekanan darah dan kadar gula.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan mata secara fisik untuk menentukan kelayakan dalam menjalani operasi katarak.
Pasien yang dinyatakan layak akan dituntun oleh petugas untuk masuk ke ruang operasi katarak. Operasi katarak berlangsung selama 10-15 menit, untuk satu pasien.
Terdapat lima dokter spesialis mata dari Himpunan Bersatu Teguh yang dipimpin oleh dokter Andreas Sofiandi, dan beberapa asisten dari Kabupaten Timur Tengah Utara untuk membantu operasi katarak.
“Ternyata banyak sekali penderita mata katarak yang membutuhkan penanganan, banyak kita temukan pasien di sini yang sudah tidak dapat melihat.”
“Kondisi pengelihatan mereka sudah parah. Mereka terlambat mendapatkan penanganan,” ungkap dr. Andreas Sofiandi, Ketua Himpunan Bersatu Teguh.
Baca juga: Kasus Tambang Pasir Ilegal di Lampung Tengah, Tersangka Jual hingga Luar Lamteng
Baca juga: Realisasi PBB 2022 Pesisir Barat Lampung Baru Rp 831 Juta dari Target Rp 5,66 Miliar
Suasana haru di PLBN pecah seusai operasi berlangsung.
Terlihat pasien yang semula masuk ke ruang operasi menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan, keluar ruangan tanpa bantuan tongkat.
Pasien merasa pengelihatannya lebih jelas seusai operasi, bahkan banyak yang tak mampu menahan haru.