Berita Lampung
Nelayan Lampung Selatan Tetap Melaut meski Gunung Anak Krakatau Gempa Puluhan Kali
Dimana 83 kali kegempaan terdiri dari 35 kaki gempa low frequency, 6 kali gempa vulkanik, 30 kali gempa tremor, 10 kali gempa hembusan, dan 2 kali
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Meski Gunung Anak Krakatau (GAK) terus mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, nelayan pesisir dan warga Lampung Selatan tetap menjalankan aktivitas normal.
Nelayan pesisir Lampung Selatan mengaku tak khawatir dengan adanya peningkatan aktivitas kegempaan pada GAK.
Warga dan nelayan di Lampung Selatan lebih khawatir jika GAK mengalami erupsi.
Diketahui. GAK mengalami 83 kali kegempaan dalam beberapa hari terakhir.
Dimana 83 kali kegempaan terdiri dari 35 kaki gempa low frequency, 6 kali gempa vulkanik, 30 kali gempa tremor, 10 kali gempa hembusan, dan 2 kali gempa tektonik.
Baca juga: Longsor Terjadi di Kecamatan Limau Tanggamus Lampung, Sempat Memutus Akses Jalan ke Kota Agung
Baca juga: Awal Oktober 2022 GAK Alami Puluhan Kali Gempa, Status Level 3
Chandra, salah seorang nahkoda kapal yang sering melintas di perairan Pulau Sebesi mengatakan, tidak takut dengan aktivitas kegempaan GAK.
Ia memilih untuk tetap mengangkut penumpang tujuan Dermaga Canti-Pulau Sebesi.
"Kalau aktivitas kegempaan kan memang sudah biasa ya,"
"Hampir tiap hari juga kita denger dan kita rasakan, ya kadang sering denger suara dentuman besar saat malam hari, tapi sejauh ini masih aman," kata Chandra, Jumat (7/10/2022).
Menurutnya, gelombang laut juga masih normal.
Walaupun pada jam tertentu ombak sangat tinggi.
"Mungkin dampak dari aktivitas GAK ya, saya juga kurang tahu," ujarnya.
Baca juga: Karena Warisan, Pelaku Pembunuhan di Way Kanan Habisi Nyawa 5 Orang
Baca juga: Tempat Wisata di Lampung, Kolam Renang Pahoman Jadi Langganan Kejuaraan
Chandra mengatakan aktivitas warga seperti biasa, belum ada warga yang mengungsi.
"Kalau warga sih alhamdulilah masih beraktivitas seperti biasa, yang nelayan ya tetap mencari ikan, yang berkebun tetap berkebun, di sini (pulau sebesi) rata-rata kan menanam pisang, saya masih sering kok menyeberangkan pisang dari sana,"
"Kayaknya belum ada yang mengungsi tuh, soalnya dari kadus-kadusnya belum ada yang ngabarin kita, kebetulan kan kita juga dipercaya buat mengelola ada cottage di sana, jadi kalau ada informasi terkait bahaya pasti saya jg dikabarin,"