Berita Lampung

Nelayan Lampung Selatan Tetap Melaut meski Gunung Anak Krakatau Gempa Puluhan Kali

Dimana 83 kali kegempaan terdiri dari 35 kaki gempa low frequency, 6 kali gempa vulkanik, 30 kali gempa tremor, 10 kali gempa hembusan, dan 2 kali

Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Nelayan pesisir Lampung Selatan tetap menjalankan aktivitas normal meski aktivitas kegempaan GAK meningkat. 

"Aktivitas wisata juga masih normal, saya kan jg ada trip tour wisata, masih sering orang berkunjung ke sana, tapi untuk trip ke GAK sudah lama tidak diperbolehkan, ada 1 tahunan, sejak GAK berstatus waspada hingga siaga ini," ucapnya.

ia mengkau, warga sekitaran pesisir ataupun warga pulau sebesi tidak merasa panik.

Karena sudah terbiasa dengan suara-suara atau aktivitas dar GAK.

Sementara Sekdes Pulau Sebesi Firdaus mengatakan, warganya masih bertahan di pulau.

"Kalau warga belum ada yang mengungsi, belum ada imbauan ke kita juga buat mengungsi jadi warga masih bertahan di rumah masing-masing dan masih menjalankan aktivitas seperti biasa," 

"Kalau suara-suara sering kita dengar, apalagi saat malam hari, bunyinya seperti ban fuso yang meledak, terkadang saat malam hari, terlihat jg apinya, tapi kami sudah terbiasa," ujarnya.

Baca juga: Warga Lampung Barat Keluhkan Jalan Provinsi yang Rusak Parah, Jadi Kubangan saat Hujan

Baca juga: Awalnya Rusak Kecil Lama-lama Mirip Kubangan, Jalan Provinsi di Lampung Barat Butuh Perbaikan

Firdaus mengatakan, pihak juga selalu mengikuti perkembangan aktivitas GAK dari sosial media BMKG ataupun berkomunikasi langsung dengan anggota Pos Pantau GAK terkait aktivitas GAK.

"Memang ada kekhawatiran akan adanya erupsi GAK, apalagi trauma 2018 saat tsunami terjadi masih membekas diingatan," 

Dimana banyak puluhan warga meninggal dan hilang.

Bahkan ada beberapa warga memutuskan untuk pindah ke daerah pesisir yang lebih aman.

Sementara warga Pulau Sebesi Taryo mengatakan, dirinya tetap berkebun walau GAK mengalami peningkatan aktivitas gempa.

"Belum kepikiran buat mengungsi mas, soalnya bentar lagi mau manen pisang,"

"Takut sih, tapi gimana kita hari-hari mencari makannya di sini," 

"Kalau anak istri kan memang tinggal di seberang, saya yang tinggal di sini, tapi kadang kalau belum musim panen saya tinggal di seberang," 

"Jika sudah asa imbauan untuk mengungsi baru saya mengungsi, sejauh ini kan aktivitas GAK masih biasa, erupsi juga udah nggak pernah, ya paling sesekali mengeluarkan suara dentuman yg cukup keras," tuntasnya.

(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved