Berita Lampung

DPRD Lampung Minta Pemprov Ambil Langkah Strategis Turunkan Kasus Stunting

DPRD Provinsi Lampung meminta Pemprov Lampung mengambil langkah strategis dalam penanganan stunting.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: muhammadazhim
tribun lampung/saidal arif
Arohmam Efendi (4 tahun) warga Pekon Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat terindikasi terkena stunting atau bertubuh pendek. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - DPRD Provinsi Lampung meminta Pemprov Lampung mengambil langkah strategis dalam penanganan stunting.

Salah satunya dengan memetakan prioritas penanganan stunting dari wilayah lumbungnya.

Pemilihan wilayah prioritas dalam penanganan stunting tersebut dikatakan Ketua Komisi V DPRD Lampung Yanuar Irawan saat diwawancara Tribun di Bandar Lampung, Jumat (14/10/2022).

Dia mengatakan, pemetaan prioritas penanganan stunting diperlukan mengingat masih tingginya prevalensi dari kasus tersebut.

Adapun pemetaan wilayah prioritas penanganan stunting disesuaikan dengan tingkat sebaran stunting.

"Memang masih tinggi, sehingga kita (DPRD Lampung) minta agar penanganan diprioritaskan sesuai kabupaten mana yang pelru penanganan," kata dia.

Baca juga: BKKBN Lampung Hadapi Beragam Dinamika Turunan Stunting

Baca juga: Pemprov Targetkan Stunting di Lampung hanya 14 Persen pada Tahun 2024

"Hal itu karena, akan sangat sulit menuntaskan stunting dalam sekali waktu bersamaan," lanjut dia.

Sesuai dengan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Lampung berada pada 2021 adalah 18,5 persen.

Angka tersebut dicatat dari bayi usia 0-59 bulan (balita) di Lampung.

Kabupaten Tanggamus, dalam survei tersebut tercatat sebagai kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting terbesar di Provinsi Lampung, yakni sebesar 25 persen.

Disusul dengan Kabupaten Pesisir Barat sebesar 22,8 persen, Kabupaten Lampung Barat sebesar 22,7 persen, dan Kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 22,1 persen.

Lalu Kabupaten Lampung Selatan sebesar 16,3 persen, Kabupaten Lampung Timur sebesar 15,3 persen, dan Kabupaten Tulangbawang sebesar 9,5 persen.

"Dengan begitu diharapkan kasus stunting setidaknya tidak menambah luas lagi," ucap dia.

"Karena sebelum ini, harus diakui penanganan stunting terhambat oleh adanya pandemi Covid-19," lanjut dia.

Baca juga: Bocah 4 Tahun di Kabupaten Pesisir Barat Terkena Stunting

Baca juga: 600 Balita di Metro Idap Penyakit Stunting, Dinkes Terjunkan TIm Pendamping

Selanjutnya, dirinya juga mengimbau agar masyarakat dapat menjaga pola hidup bersih dan sehat.

"DPRD Lampung juga akan terus mengingatkan pemerintah daerah agar memastikan kecukupan gizi dan vitamin," sebut dia.

Untuk diketahui, prevalensi stunting di Provinsi Lampung sudah ditargetkan hanya sebesar 14 persen di tahun 2024 nanti.

Hal itu selaras dengan bunyi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

Sebelumnya, kasus stunting terbaru dialami Arohmam Efendi (4 tahun) warga Pekon Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat terindikasi terkena stunting atau bertubuh pendek.

Sebab di usia yang sudah menginjak empat tahun, Arohmam Efendi hanya mempunyai bobot seberat 12 kilogram dengan tinggi 93 sentimeter.

Efendi (35) ayah dari anak tersebut tidak menyangka jika buah hatinya Arohmam Efendi terkena stunting.

Sebab kurangnya pengetahuanya tentang stunting.

Efendi juga tidak mengetahui jika anak ke keduanya itu sudah menunjukan gejala stunting selama ini.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Efendi mengaku baru mengetahui anaknya tersebut terkena stunting baru dalam satu bulan ini.

Baca juga: Tulangbawang Daerah Terendah Kasus Stunting di Lampung, Kini 7,6 Persen

Sebab pertumbuhan anaknya itu tidak tumbuh secara normal seperti anak-anak seumuranya.

"Sekarang Arohmam Efendi ini sudah berusia 4 tahun, tapi beratnya hanya 12 kilo dan tingginya hanya 93 sentimeter," jelas Efendi kepada Tribun Lampung, Rabu (12/9/2022).

Dikatakanya, buah hatinya tersebut lahir pada 2018 yang lalu dan memiliki bobot 1.7 kilogram.

Untuk biaya pengobatan ia mengaku kebingungan, karena dengan penghasilannya sebagai satpam yang pas-pasan tentu tidak mencukupi untuk berobat kerumah sakit.

Efendi berharap anaknya tersebut dapat disembuhkan dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat.

Sementara itu Peratin Pekon Kampung Jawa Rudianto mengatakan, permasalahan stunting tersebut memang merupakan program yang diutamakan oleh pemerintah.

"Saya menjabat sebagai Peratin ini baru sekitar satu bulan, jadi untuk bantuan permasalahan stunting ini akan kita anggarkan pada 2023 mendatang untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi adek kita ini," jelasnya.

Rudianto mengatakan, warganya itu di ketahui terkena stunting baru dalam satu bulan ini, karena aktivitas anak tersebut terbilang normal seperti anak pada umumnya.

Hanya saja pertumbuhannya lambat dan berbeda dengan ukuran anak-anak seusianya.

"Arohmam Efendi baru kita ketahui terkena stunting setelah berumur 4 tahun, makanya kita kaget," ungkapnya.

Dijelaskanya, ia sudah berkoordinasi dengan pihak terkait tentang kondisi bocah tersebut.

Bahkan kata Rudi, pihak Dinas Kesehatan Pesisir Barat sudah turun ke lapangan untuk mengecek kondisi bocah tersebut.

"Kalau dari Dinkes Pesisir Barat kemarin dari bidan Desa Posiandu sudah mengecek kondisi anak kita ini, bahkan mereka sudah memberikan bantuan berupa susu, roti dan lainya," ungkapnya.

Namun kata dia, untuk pemberian obat-obatan harus dilakukan pengecekan atau kontrol.

"Artinya kedepan kemungkinan anak ini akan di cek kembali oleh Dinas Kesehatan dia terdampak stunting jenis apa," ungkapnya.

"Setelah dicek baru dia bisa diberikan obat-obatan," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved