Berita Lampung

Pemprov Targetkan Stunting di Lampung hanya 14 Persen pada Tahun 2024

Prevalensi stunting di Provinsi Lampung, kata Wagub Nunik ditargetkan hanya sebesar 14 persen di tahun 2024 nanti.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Vincensius Soma Ferrer
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim saat diwawancara di lingkungan Kantor Pemprov Lampung, Jumat (14/10/2022). Pemprov Lampung targetkan stunting di Lampung hanya 14 persen pada tahun 2024. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemprov Lampung terus berupaya memerangi stunting di Provinsi Lampung.

Upaya memerangi sunting di Provinsi Lampung itu diutarakan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim saat diwawancara di lingkungan Kantor Pemprov Lampung, Jumat (14/10/2022).

Prevalensi stunting di Provinsi Lampung, kata Wagub Nunik ditargetkan hanya sebesar 14 persen pada tahun 2024 nanti.

Hal itu selaras dengan bunyi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

“Target prevalensi stunting pada 2024 adalah 14 persen, artinya dua tahun lagi harus terus berusaha keras menurunkan angka ini (stunting)," kata Nunik.

Wagub Nunik menjelaskan dengan penurunan kasus stunting di Lampung  sebesar 14 persen itu, nantinya dapat menurunkan prevalensi stunting hingga 0 persen pada tahun 2030 semakin lebih ringan untuk terwujud.

Baca juga: Belasan Motor Terjaring Razia Knalpot Racing Satlantas Polres Mesuji

Baca juga: Polres Tanggamus Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Gandeng Warga NU

Hal itu sebagaimana target dari agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs).

"Bahkan kalau bisa memang sampai nol kasus. Karena stunting ini dapat merenggut masa depan generasi penerus yang seharusnya sehat dan produktif menjadi tidak demikian,” jelas dia.

Berdasarkan Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Lampung berada pada 2021 adalah 18,5 persen.

Angka tersebut dicatat dari bayi usia 0-59 bulan (balita) di Lampung.

Angka tersebut berada di bawah angka nasional yang prevalensinya mencapai 24,4 persen.

Nunik mengatakan, pihaknya sudah mengantongi strategi untuk mewujudkan prevalensi stunting di Lampung yang hanya 14 persen pada 2024 nanti.

"Seperti dengan melakukan pendampingan keluarga berkesinambungan," jelas dia.

"Pendamping itu mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan hingga bayi berusia 2 tahun," lanjut dia.

Dengan pendampingan yang berkesinambungan pada keluarga, masih kata Nunik, diharapkan bisa menjadi intervensi kepada keluarga agar semua faktor risiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini.

Nunik juga mengatakan permasalahan stunting harus ditangani secara serius secara kolaboratif.

Hal itu karena stunting bukan hanya masalah gagal tumbuh secara fisik, namun berkaitan dengan masa depan seorang anak karena stunting mengindikasikan penurunan kemampuan kognitif pada anak.

“Penanganan stunting ini harus dilakukan bersama tidak bisa terpisah-pisah, sebab masa depan kita adalah masa depan anak yang saat ini," ucap dia.

Tanpa mereka pembangunan di daerah atau secara nasional tidak dapat berjalan dengan baik," lanjut dia.

Sehingga menciptakan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata dia pula.

( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved