Berita Lampung
Walhi Lampung Tanam 500 Batang Magrove di Pesisir Teluk Lampung
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung melakukan penanaman 500 batang pohon mangrove.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: muhammadazhim
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung melakukan penanaman 500 batang pohon mangrove.
Penanaman dilakukan di sekitar lokasi pesisir Teluk Lampung, tepatnya di Kelurahan Kota Karang, Teluk Betung Timur, Bandar Lampung, Sabtu (15/10/2022).
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, aksi ini sebagai rangkaian dalam memperingati 42 tahun lahirnya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).
Sekaligus memperingati 26 tahun untuk WALHI Lampung. Kegiatan penanaman mangrove ini dilakukan sebagai upaya kontribusi Walhi Lampung untuk melindungi daratan di wilayah pesisir dari ancaman kenaikan permukaan air laut.
"Juga sebagai upaya penurunan emisi karena saat ini kondisi ekosistem mangrove di kota Bandar Lampung yang sangat terbatas minim mendapat perhatian, sehingga secara kualitas dan kondisi cukup memprihatinkan," kata Irfan.
Irfan melanjutkan, kegiatan penanaman 500 batang pohon mangrove dilakukan Walhi Lampung bersama perangkat pemerintahan dan OPD terkait.
Menurut Irfan, Kelurahan Kota Karang sendiri berada di salah satu wilayah pesisir Kota Bandar Lampung.
Memiliki kawasan ekosistem mangrove yang berfungsi melindungi wilayah pesisir di Kota Bandar Lampung dan juga memiliki fungsi ekologis lainnya.
"Wilayah mangrove Kota Karang yang berada di zona sabuk hijau (Green Belt) ini memang memilki fungsi yang sangat penting," kata Irfan.
Salah satunya bagi masyarakat Kota Karang yang wilayahnya berada di pesisir Kota Bandar Lampung.
Irfan menjelaskan, dengan adanya mangrove di wilayah kota Karang diharapkan dapat melindungi pemukiman masyarakat.
Terutama dampak dari abrasi pantai dan ombak besar yang dapat mengikis wilayah daratan.
Serta juga berfungsi sebagai upaya mitigasi tsunami mengingat kondisi Provinsi Lampung yang berada di zona lempeng tektonik aktif.
Irfan menilai, banyaknya pemukiman di wilayah pesisir Kota Karang akan berimbas jika keberadaan mangrove yang ada di lokasi tersebut rusak.
"Tentu akan berpotensi berdampak besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat wilayah pesisir," kata Irfan.
Sementara itu, Lurah Kota Karang, Bambang menyatakan bahwa penanaman mangrove di Kota Karang sebagai upaya penyelamatan mangrove di daerah sekitar.
Menurutnya masyarakat setempat harus memahami bahwa sangat pentingnya mangrove yang ada di Kota Karang.
"Jangan sampai kedepan mangrove ini rusak akibat ulah masyarakat kita sendiri," kata Bambang.
Masih di tempat yang sama, Kabid Pengawasan DLH Provinsi Lampung Sukaryono menegaskan penyelamatan Mangrove harus terus dilakukan.
Termasuk juga pengawasan kedepannya juga harus tetap di laksanakan, karena mangrove di kota karang merupakan salah satu mangrove yang terakhir.
"Maka harus kita jaga dan lestarikan. Penebangan dan pengrusakan mangrove di Kota Karang juga harus di hentikan karena akan berdampak ke kita semua," kata Sukaryono.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)