Berita Lampung

DAAL Tampilkan Tariteater Bertajuk Atisha, Kolaborasi BPNB Kepri dan Jambi

DAAL berkolaborasi dengan dua pihak dalam pertunjukan tariteater yang bertajuk Atisha. Berkolaborasi bersama seniman Jambi dan Riau.

Dokumentasi
Kolaborasi DAAL dan BPNB Kepri serta Jambi di Tariteater Atisha. DAAL tampilkan tariteater bertajuk Atisha, kolaborasi BPNB Kepri dan Jambi. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - DianArza Arts Laboratory (DAAL) berkolaborasi dengan dua pihak dalam pertunjukan tariteater yang bertajuk Atisha.

Organisasi seni DAAL ini dipercaya oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau untuk berkolaborasi dalam pertunjukan tersebut bersama seniman Jambi dan Riau.

Founder sekaligus koreografer DAAL Dian Anggraini menjelaskan, kolaborasi tiga kota ini merupakan inisiasi bersama.

"Ini merupakan upaya menghadirkan pertunjukan tariteater berbasis sejarah yang berkualitas," kata Dian kepada Tribunlampung.co.id, Senin (17/10/2022).

Ia menjelaskan, hampir sebulan para seniman dari Lampung, Jambi dan Riau memproses karya Atisha.

Puncaknya pada Minggu (9/10/22) pekan lalu menggelar syuting karya tersebut di kawasan Candi Muaro Jambi.

Baca juga: Ikut Judi Sabung Ayam, Oknum Kakam dan Warga di Banjar Agung Tulangbawang Dibekuk Polisi

Baca juga: Kejari Bandar Lampung Sebut Dugaan Korupsi Retribusi Pasar Gudang Lelang Sudah Berjalan Sejak 2011

"Alhamdulillah, DAAL diberikan kepercayaan untuk berkolaborasi dalam pertunjukan Atisha ini," ujarnya.

"Sebuah proses kreatif yang sinergis dalam upaya mengangkat nilai sejarah di wilayah kreatifitas," tutur dosen Universitas Terbuka itu.

Dirinya menguraikan, Atisha bercerita tentang sejarah perjalanan para biksu.

Perjalanan saat saat para biksu belajar ke Bumi Swarnadwipa yang diperkirakan berada di Provinsi Jambi.

Fakta sejarah ini kemudian ditulis ulang oleh sejarahwan dari India, Elizabeth.

Dari teks naskah tersebut diterjemahkan menjadi pertunjukan tariteater oleh 14 orang aktor serta penari.

Dalam menerjemahkan fakta sejarah menjadi sebuah pertunjukan seni, diakuinya memiliki tantangan tersendiri.

Itu dikarenakan karya tersebut harus tetap menarik dari sisi penampilan sekaligus memiliki nilai edukasi.

"Sebuah proses yang tak mudah dalam membuat pertunjukan tariteater ini," paparnya.

Terkait 14 aktor dan penari yang terlibat pertunjukan berasal dari Jambi dan Lampung.

"Untuk koreografer dari Lampung, penata musiknya dari Kepulauan Riau dan sutradaranya dari Kepri dan Jambi," jelas dia.

Karya Atisha saat ini sudah memasuki tahapan editing akhir.

Sebelum nantinya akan ditayangkan melalui saluran elektronik, video, termasuk juga ditayangkan via kanal youtube.

"Melalui karya ini harapannya dapat diterima luas di masyarakat, termasuk penikmat seni tariteater," tandas dia.

( Tribunlampung.co.id / Sulis Setia Markhamah )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved