Berita Terkini Nasional

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Genjot Energi Baru dan Terbarukan Melalui Desa Mandiri Energi

Masyarakat Provinsi Jawa Tengah kini dapat menikmati energi ramah lingkungan secara murah, bahkan gratis melalui program desa mandiri energi.

Kompas.com
Ilustrasi; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggalakkan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggandeng pemerintahan desa di wilayah setempat yang disulap menjadi desa mandiri energi atau DME. 

Tribunlampung.co.id, Karanganyar- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggalakkan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggandeng pemerintahan desa di wilayah setempat yang disulap menjadi desa mandiri energi atau DME.

Ada ribuan desa di Provinsi Jawa Tengah yang telah disulap menjadi desa mandiri energi atau DME. Masyarakat Provinsi Jawa Tengah kini dapat menikmati energi ramah lingkungan secara murah, bahkan gratis melalui program desa mandiri energi.

Di Provinsi Jawa Tengah ada sekitar 2.300 desa yang sudah menjadi desa mandiri energi dari total 8.000-an desa. Angka itu akan terus bertambah seiring dengan komitmen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mendorong terwujudnya kemandirian serta kedaulatan energi di tingkat desa melalui desa mandiri energi.

Pengembangan energi baru dan terbarukan itu dilakukan dengan pemberian bantuan di sejumlah wilayah, di antaranya biogenic shallow (gas rawa), biogas, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan lain sebagainya.

Salah seorang warga Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Uni menuturkan bahwa mesin biogenic shallow di desanya sudah berfungsi sekitar satu bulan lalu.

Bantuan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu kini bisa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan gas elpiji secara gratis.

Baca juga: Appgindo Wedding Fair 2022 Berlangsung di Gedung Ernawan, Ada Pagelaran Adat Betawi dan Tionghoa

Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan

"Iya sudah bisa digunakan satu bulan yang lalu. Saat ini masih gratis," katanya, Senin (14/11/2022).

Menurut Uni, dengan adanya bantuan tersebut membuat warga sangat mudah mendapatkan pengganti gas elpiji. Biasanya, dalam satu bulan ia membutuhkan 3- sampai 4 tabung gas elpiji ditambah dengan bahan bakar kayu.

"Ini lebih murah dan lebih irit. Ya, dalam sebulan bisa irit Rp100 ribu. Uang itu bisa buat kebutuhan lain, belanja atau jajan anak," lanjutnya.

Ketua RT 6 RW 1 Krendowahono, Solihin menambahkan bahwa ada 30 kepala keluarga yang teraliri dari hasil gas rawa tersebut.

"Ada 30 kepala keluarga yang dapat manfaat dari bantuan Pak Ganjar Pranowo ini. Saat ini masih gratis, kita lihat dulu habisnya listrik untuk mesin nantinya baru dihitung untuk swadaya masyarakat," tuturnya.

Bantuan serupa juga dilakukan di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Ada 100 kepala keluarga yang mendapat manfaat.

Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto menyatakan bahwa bantuan pengembangan gas rawa di desanya dilakukan secara bertahap. Sampai tahun 2021 sudah dapat disalurkan ke 100 kepala keluarga.

"Ini sangat bermanfaat, dari 600 kepala keluarga sudah ada 100 kepala keluarga yang mendapat manfaat dari gas rawa ini," paparnya.

Badar, warga Desa Bantar mengaku senang karena bantuan tersebut sebagai langkah solutif untuk pemenuhan kebutuhan gas. Sebab, gas elpiji di desanya tergolong susah untuk mendapatkannya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved