Breaking News

Berita Lampung

IPB Gandeng Pemkab Lamteng Hadirkan Sekolah Peternakan Rakyat Pertama di Lampung

IPB menggandeng Pemkab Lampung Tengah dalam pembinaan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR 1111-IPB) Andini Jaya Tiasmojo, Kamis (17/11/2022).

Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: muhammadazhim
Tribun Lampung/Fajar Ihwani Sidiq
Penandatanganan MoU Sekolah Peternakan Rakyat antara kampus IPB dengan Pemkab Lampung Tengah, Kamis (17/11/2022). IPB menggandeng Pemkab Lamteng dengan menghadirkan SPR pertama di Lampung.  

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Institut Pertanian Bogor ( IPB ) menggandeng Pemkab Lampung Tengah dalam pembinaan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR 1111-IPB) Andini Jaya Tiasmojo, Kamis (17/11/2022).

Berlokasi di Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Lampung, ada 9 anggota, dari 3 kampung yang dilantik untuk menjalani pelatihan SPR.

Di antaranya, Kampung Astomulyo, Tulung Itik, dan Mojopahit, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.

Dalam kegiatan ini juga dilangsungkan penandatanganan kesepakatan bersama Pemkab Lampung Tengah dengan kampus IPB.

Hal tersebut dinyatakan Wakil Rektor yang membidangi Kerja Sama dan Sistem Informasi Prof Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat MSc F Trop dalam deklarasi SPR 1111-IPB.

Dodik mengatakan, program ini diinisiasi oleh Institut Pertanian Bogor untuk menerapkan ilmu dan inovasi yang diterapkan langsung kepada masyarakat bidang peternakan.

"SPR merupakan program matching fund Kemendikbudris-RI TA 2022," ujarnya.

Ia mengatakan, SPR 1111-IPB merupakan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) pertama untuk Provinsi Lampung.

Dodik mengatakan, sebelumnya sudah ada 12 provinsi yang menerapkan SPR ini, dan Lampung menjadi provinsi ke-13.

"Walaupun terlambat, tapi tidak masalah demi perkembangan bidang peternakan di Lampung," ujarnya.

Dalam program SPR ini, lanjut Dodik, yang bertanggung jawab secara finansial adalah bupati, sedangkan yang bertanggung jawab dalam hal pendampingan/pendidikan adalah rektor.

"Artinya bupati mengalokasikan anggaran guna diberikan kepada rektor untuk memobilisasi dosen dan mahasiswanya ke SPR," ujarnya.

Perusahaan jasa asuransi ternak sebagai instansi pendukung berperan penting agar ada jaminan kenyamanan dan ketenangan dalam berbisnis ternak.

Menurut Dodik, progress peternakan di Provinsi Lampung khususnya Lampung Tengah sejauh ini dapat dikatakan cukup baik, namun eksistensinya kurang terdengar sampai Nasional.

Diharapkan, dengan resminya Lampung sebagai provinsi ke-13 sebagai SPR, bersama IPB potensinya akan lebih dikenal lebih luas lagi.

"IPB akan menghadirkan trobosan untuk menunjang sektor peternakan di Lampung khususnya Kabupaten Lampung Tengah," ujarnya.

Pada pelaksanaannya nanti, terus Dodik, akan didatangkan dari IPB tenaga ahli pengajar yang akan memberikan ilmu dan teknis budi daya secara ilmiah.

"Pelatihan akan dilakukan selama 9 bulan," ujarnya.

Kemudian, sambung Dodik, setelah 9 bulan diberikan pelatihan, pihak IPB akan tetap memantau perkembangan yang dilaksanakan oleh para peternak.

"Bukan tahap pembelajaran lagi, tapi segi pendampingan dari segi usaha," ujarnya.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kresna Rajasa mengatakan, sejauh ini di Lampung Tengah tercatat ada 346.174 ekor sapi dengan berbagai spesies.

"Data tersebut merupakan potensi yang ada di Lampung Tengah," ujar Kresna.

Menurutnya, adanya MoU IPB dengan Pemkab Lampung Tengah dapat menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Penguatan kapasitas farm di Lampung Tengah sangat diharapkan kedepannya," ujar Kresna.

"Para peserta didik SPR ini berasal dari 3 kampung yaitu Tulung itik, Astomulyo, dan Mojopait tergabung dalam SPR," tambahnya.

Para peternak di Lampung Tengah, lanjutnya, diharapkan dapat mengaplikasikan penerapan teknologi yang didapat sehingga menghasilkan produk ternak yang baik dan unggul.

Kresna mengatakan, hadirnya IPB merupakan sebuah semangat baru bagi peternak Lampung, khususnya di 3 kampung yang ada di Lampung Tengah.

Menurutnya, peternakan menjadi sektor yang penting untuk mendukung terwujudnya kedaulatan pangan nasional.

"Sehingga sudah seharusnya para peternak kecil di pedesaan bisa memperoleh ilmu dan pendampingan untuk mengembangkan usahanya," ujarnya.

(Tribun Lampung/Fajar Ihwani Sidiq)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved