Berita Lampung

Atasi Masalah Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Pringsewu Gandeng Kompas

Kompas akan ada di tiap-tiap pekon di Pringsewu dan berfungsi untuk melakukan pengelolan sampah sebelum masuk ke TPA Bumiayu.

Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Dok DLH Pringsewu
Ilustrasi. TPA Bumiayu Prinsewu kini kondisinya sudah kelebihan daya tampung karena tiap hari 7 ton sampah masuk. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Dinas Lingkungan Hidup Pringsewu bentuk Kompas guna mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bumiayu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pringsewu, Nur Fajri mengatakan, Kompas merupakan singkatan dari Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah.

Dinas Lingkungan Hidup Pringsewu mengaku, Kompas dibentuk dengan tujuan dapat mengurangi volume sampah ke TPA Bumiayu.

Kompas akan ada di tiap-tiap pekon di Pringsewu dan berfungsi untuk melakukan pengelolan sampah sebelum masuk ke TPA Bumiayu.

"Jadi Kompas ini merupakan kelompok masyarakat yang berfungsi untuk mendaur ulang sampah sebelum masuk ke TPA Bumiayu," kata Fajri, Minggu (20/11/2022).

Nantinya, sampah masing-masing pekon akan disortir oleh Kompas, untuk kemudian dimanfaatkan diberbagai hal.

Baca juga: Binaraga Lampung Selatan Hamid Fahmi Juara 1 Internasional World Championship 2022

Baca juga: Harga Cabai di Pringsewu Masih Tinggi, Rp 34 Ribu per Kilogram

"Sampah organik nanti bisa kita jadikan pupuk, sampah plastik kita kumpulakan bisa kita jual," jelasnya.

Dengan begitu, nantinya diharapkan volume sampah yang masuk ke TPA Bumiayu bisa berkurang.

"Jadi sampah yang masih bisa direcycle ya kita manfaatkan," ungkapnya.

Fajri menyebut, ini merupakan upaya yang terbilang efektif untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Bumiayu.

"Mudah-mudahan dengan adanya Kompas ini sampah-sampah yang masuk ke TPA Bumiayu dapat berkurang, sehingga tidak terjadi overload," paparnya.

Fajri berharap, awal bulan Desember 2022 Kompas ini sudah dapet berjalan secara keseluruhan.

Ia menyebut, hingga saat ini terapat 11 Kompas yang akan dibentuk.

11 Kompas itu tersebar di beberapa pekon di 4 kecamatan di Pringsewu.

"Ada Kecamatan Pringsewu, Gadingrejo, Pagelaran dan Ambarawa," jelasnya.

Fajri menjelaskan, masing-masing Kompas tersebut terdiri dari 8 hingga 11 orang.

"Mudah-mudahan awal Desember kita benar-benar bisa jalankan, untuk sementara yang sudah berjalan itu Kompas Fajar Berseri Pekon Pajaresuk, Pringsewu," terangnya.

Ia juga berharap, nantinya program ini dapat diikuti banyak pekon. 

"Pastinya ke depan akan ada penambahan Kompas ya, tapi sementara ini kita fokuskan ke 11 Kompas yang ada," pungkasnya.

Diketahu sebelumnya, sebanyak 3.400 meter kubik sampah masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bumiayu Pringsewu setiap bulan.

Jumlah 3.400 meter kubik sampah yang masuk di TPA Bumiayu itu merupakan data yang diperoleh di tahun 2022.

Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH)Pringsewu, Adam membenarkan 3.400 meter kubik sampah masuk ke TPA Bumiayu setiap bulan.

"Betul, kalau hitungan perhari itu sekira 7 ton sampah yang masuk, sedangkan perbulan mencapai 3.400 meter kubik sampah rata-rata tahun 2022 ini," kata Adam kepada Tribun Lampung, Minggu (6/11/2022).

Adam menjelaskan, sampah yang masuk ke TPA Bumiayu merupakan tumpukan sampah yang diperoleh dari 9 kecematan se-Pringsewu.

"Baik itu sampah rumah tangga yang dihasilkan masyarakat, maupun sampah yang dihasilakan pihak swasta," lanjutnya.

Ia menjelaskan, dalam sehari rata-rata satu rumah menghasilkan 2,5 kg sampah.

"Kalau dirata-rata tiap KK itu setiap harinya menghasilakan 2,5 kg sampah," jelasnya.

Hal itu, lanjut Adam, biasanya akan bertambah saat bulan ramadhan.

"Iya, kalau saat bulan ramadhan itu, jumlah sampah yang dihasilkan juga lebih banyak," jelasnya.

(Tribunlampung.co.id/Riana Mita)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved