Berita Lampung
Cegah Gigi Berlubang dengan Konsumsi Makanan Bernutrisi Baik dan Banyak Minum Air Putih
Cegah gigi berlubang dengan makan makanan bernutrisi baik, banyak minum air putih, dan kalau anatomi giginya tak rapih harus dirapikan di dokter gigi.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Teguh Prasetyo
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Gigi yang sehat adalah gigi yang bentuknya masih utuh sama seperti gigi pertama kali tumbuh, susunannya rapi, dan mudah dibersihkan.
drg Amalia Trisnaningtyas, Sp.KG dari Rumah Sakit Hermina Lampung mengatakan, sayangnya tidak semua orang bisa merasakan gigi yang sehat.
Berbagai permasalahan gigi kerap dialami, yang salah satunya adalah lubang gigi.
Lubang gigi adalah permasalahan gigi yang bisa dialami semua orang, tanpa memandang usia.
"Bahkan bisa dibilang lubang gigi adalah masalah utama gigi," kata dokter gigi yang juga praktek di Kilau Dental Care itu dalam Bincang Kesehatan, Kamis 24 November 2022.
Lubang gigi terjadi karena telah memenuhi faktor gigi berlubang, yakni ada giginya, kesehatan tubuh secara umum, saliva atau air ludah, bakteri baik dan buruk yang tidak seimbang, serta waktu.
Baca juga: Halo Dokter, Karang Gigi dan Gigi Berlubang Sebabkan Bau Mulut
Penyebab gigi berlubang adalah sering makan makanan yang manis.
Harus diketahui, makanan yang manis bentuknya adalah karbohirat, kalau karbohidrat itu dipecah jadi gula.
Gula merupakan makanan bakteri, dan kalau gula diproses dalam mulut akan dipecah jadi asam.
Asam ini akan mendemineralisasi gigi, yang artinya ada pelepasan ion pospat dan kalsium, yang akan menyebabkan gigi jadi lunak
"Gigi yang lunak adalah gigi yang mudah berlubang," ujar drg Amalia.
Selain itu penyebab lain gigi berlubang adalah karena anatomi giginya memiliki lekukan yang menyebabkan makanan terjebak lebih lama di sela gigi.
Gigi berlubang juga bisa disebabkan cara sikat gigi yang belum benar, sehingga semua sisa makanan tidak bisa terlepas dari gigi.
Lubang gigi tidak akan langsung membesar.
Awalnya pasti titik atau garis hitam lalu lubang kecil dahulu.
Namun keberadaan titik atau garis hitam dan lubang kecil ini sering tidak disadari
Kebanyakan baru sadar dan datang ke dokter gigi setelah lubang itu menjadi besar
Ada juga yang datang ke dokter gigi, begitu lubangnya besar dan menimbulkan rasa sakit atau mengeluarkan nanah
Terhadap pasien dengan gigi berlubang, dokter gigi akan melihat dahulu kondisi lubang giginya.
Kalau lubang giginya menimbulkan rasa sakit dan mengeluarkan nanah, maka dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi rasa sakit dan nanahnya.
Jika sudah berhasil diatasi, dokter akan menangani lubang giginya tergantung kondisi giginya.
Apabila dari anatomi giginya ternyata masih bisa dilebarkan, maka penangannya dengan cara dilebarkan
Kalau harus ditambal atau dipasang crown gigi, maka penangannya dengan cara ditambal atau dipasang crown gigi.
Selanjutnya kalau lubang giginya sampai membuat gigi keropos, dokter gigi akan menanganinya dengan cara memberikan perawatan saluran akar, lalu ditambal atau dipasang crown gigi, jika akar dan jaringan akarnya masih bagus.
"Tapi kalau ternyata akar gigi dan jaringannya sudah tidak bagus, penangannnya harus dengan cara mencabut gigi berlubangnya," ujar drg Amalia.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Gigi Berlubang dan Penyebabnya
Gigi berlubang bisa dicegah
Cara mencegah gigi berlubang dengan makan makanan yang memiliki nutrisi baik, banyak minum air putih, dan kalau anatomi giginya tidak rapi harus dirapikan di dokter gigi
Cara lain dengan rajin sikat gigi dan periksakan gigi enam bulan sekali ke dokter gigi.
Berbicara mengenai sikat gigi, ada sikat gigi yang tidak benar dan yang benar
Sikat gigi yang tidak benar adalah giginya asal disikat bolak balik saja
Sikat gigi dengan cara seperti ini, justru akan menyebabkan sisa makanan semakin terselip atau masuk kedalam gigi.
Sikat gigi yang benar adalah dengan cara diputar dari gusi ke gigi, sehingga sisa makanan akan keluar
Agar tidak ada lagi sisa makanan, sebaiknya gunakan benang gigi atau dental floss setelah menyikat gigi.
Sikat gigi sebaiknya dilakukan setengah jam setelah makan, dan sebelum tidur di malam hari
(Tribunlampung.co.id/Jelita Kinanti)