Berita Lampung
Tekan Aksi Tawuran Pelajar, Polres Pringsewu Lampung Beri Pembinaan di SMK Telkom
Kapolsek Gadingrejo, Iptu Anwar Mayer Siregar mengatakan, pembinaan yang dilakukan kepada pelajar bertujuan untuk menekan aksi tawuran antar pelajar.
Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Dalam kurun waktu seminggu terkahir, isu pelajar hendak tawuran kembali viral di Pringsewu, Lampung.
Tercatat, kurang lebih dalam seminggu terakhir, dua kali isu pelajar hendak tawuran di Pringsewu, Lampung mencuat.
Dugaan sementara, pelajar SMK di Pringsewu hendak melakukan tawuran dengan pelajar di Bandar Lampung dan pelajar di Pesawaran, Lampung.
Guna mengantisipasi terjadinya aksi tawuran antar pelajar itu, Kapolsek Gadingrejo terjun langsung memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada siswa/siswi SMK Telkom Gadingrejo, Pringsewu, Lampung pada Jumat (25/11/2022).
Kapolsek Gadingrejo, Iptu Anwar Mayer Siregar mengatakan, pembinaan yang dilakukan kepada pelajar bertujuan untuk menekan aksi tawuran antar pelajar di wilayahnya.
“Seperti kita ketahui bersama, beberapa hari lalu nyaris terjadi dua kali aksi tawuran antar pelajar, maka dari itu kami berikan pembinaan kepada pelajar di sini agar hal itu tidak sampai terulang kembali,” kata Anwar, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: Polres Lampung Timur Bentuk Tim Buru Pelaku Pembakaran Hutan di TNWK
Baca juga: Sembunyikan Sabu di Karung Pakan Ikan, Residivis di Pringsewu Lampung Kembali Dibekuk
Tak hanya SMK Telkom, pihaknya akan secara masif melakukan sosialisasi di seluruh SMA/SMK yang ada di Gadingrejo, Pringsewu, Lampung.
"Segera harus kita tindak lanjuti dengan optimal. Semua sekolah akan kita sentuh untuk sama-sama mengingatkan kembali agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tegasnya.
Anwar secara tegas mengingatkan pelajar di SMK Telkom untuk tak ikut-ikutan aksi tawuran.
"Tidak ada manfaatnya tawuran, dengan tegas saya imbau pelajar untuk benar-benar tidak melakukan tawuran," tegasnya.
Tak hanya itu, Anwar juga mengajak seluruh pelajar untuk bijak bermedia sosial.
“Kejadian kemarin itu kan berawal dari medsos, akhirnya terpancing para pelajar ini untuk tawuran,” ujarnya.
Menurutnya, media sosial saat ini memang selalu menjadi pemicu keributan antar pelajar.
Dari beberapa info yang tersebar di media sosial maupun grup WhatsApp, lanjut Anwar, terkadang belum tentu kebenarannya.
"Jangan mudah termakan hoax di sosmed, jangan mudah terpancing emosi," jelasnya.
Selain itu, Anwar berharap seluruh pihak sekolah maupun orang tua siswa untuk terus mengontrol anak-anaknya.
“Tujuannya adalah, agar para pelajar ini tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri," ungkapnya.
Sebab menurutnya, untuk mencegah aksi tawuran ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)