Berita Terkini Nasional
157 Jenazah Korban Gempa Cianjur Berhasil Teridentifikasi
"Adanya dua jenazah teridentikasi tersebut, hingga saat ini tercatat TIM DVI gabungan telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 157 jenazah," katanya.
Tribunlampung.co.id, Cianjur - Sebanyak 157 jenazah korban Gempa Cianjur, Jawa Barat, sudah teridentifikasi.
Dua korban Gempa Cianjur terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah Nenah (60) dan Nengsih (40), warga Kecamatan Cuegang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Diketahui, akibat Gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022), sampai saat ini masih delapan orang hilang asal Kampung Cijedil, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Kaur Doksik Biddokkes Polda Jawa Barat, Kompol dr M Ihsan Wahyudi mengatakan ada dua jenazah di RSUD Sayang Cianjur yang berhasil diidentifikasi tim DVI gabungan.
"Keduanya merupakan warga asal Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang," kata Ihsan Wahyudi melalui keterangan terulisnya, Sabtu (10/12/2022).
Kedua jenazah tersebut berhasil teridentifikasi setelah dilakukan tes DNA dan catatan medis yang dibawa masing-masing ahli waris.
Baca juga: Sadisnya Suami di Malang Bunuh Istri sedang Hamil 5 Bulan karena Cemburu Buta
Baca juga: Fakta Video Viral 3 Begal Nangis Dihantam Kursi Plastik di Jakarta Utara
"Adanya dua jenazah teridentikasi tersebut, hingga saat ini tercatat TIM DVI gabungan telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 157 jenazah," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih melakukan upaya untuk mengidentifikasi terhadap sejumlah jenazah korban gempa bumi Cianjur lainnya.
"Karena itu kita meminta bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke pokso pengduan orang hilang, di bagian Forensik RSUD Cianjur, dengan membawa catatan korban, seperti identifas diri, dan catatan medis," ucapnya.
Warga dapat bantuan
Warga terdampak gempa di Kampung Nagrak, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjuur, Kabupaten Cianjur, akhirnya menerima bantuan renovasi rumah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat menyerahkan bantuan tersebut di Batalyon Infanteri Raider/300 Brawijaya, menyebutkan bantuan rumah rusak akan ditambah.
Rumah rusak berat angkanya naik dari Rp 50 juta jadi Rp 60 juta.
Sedangkan rumah rusak sedang semula Rp 25 juta jadi Rp 30 juta, dan rumah rusak ringan dari Rp 10 juta jadi Rp 15 juta.
Dunden (59) ,warga Kampung Nagrak RT 02/10, Desa Nagrak, mengatakan, baru mengurus rekening untuk menerima bantuan uang dari pemerintah.
"Rumah saya rumahnya rusaknya masuk dalam kategori rusak ringan, jadi di rekening ditulisnya Rp 10 juta. Tapi seharusnya Rp 15 juta," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, ruma anaknya yang masuk dalam ketegori rusak berat dalam buku tabunganya tercatat hanya Rp 50 juta, bukan Rp 60 juta.
"Tadi pagi waktu bikin buku tabungan dan rekening, yang tertulis di dalamnya memang Rp 50 juta untuk rumah rusak berat dan Rp 10 rusak ringan," katanya.
Baca juga: Pakar Mikro Ekspresi Nilai Suara Lambat Ferdy Sambo di Persidangan Indikasi sedang Berbohong
Baca juga: 10 Rating Drama Korea Terbaru Desember 2022, The Forbidden Marriage Baru Tayang
Selain itu, dia mengaku, tidak mendapatkan penjelasan dari pihak bank yang mengurus dana bantuan uang untuk merenovasi rumah rusak.
"Tadi mau nanya tapi takut salah, nanti mungkin ada penjelasan dari pihak RT sini," ucapnya. (*)
Bantuan diantar menggunakan motor trail
Sejumlah relawan Palang Merah Indonesia (PMI) memasok bahan pokok bagi warga terdampak gempa bumi Cianjur di wilayah terisolasi.
Pendistribusian dilakukan dengan sepeda motor trail.
Ketua PMI Kabupaten Cianjur, Ahmad Fikri, mengatakan, ada 22 relawan PMI yang dikerahkan untuk memasok kebutuhan pokok ke sejumlah wilayah terisolasi yang terdampak gempa bumi.
"Mulai kita kerahkan pada Selasa (13/12/2022) lalu untuk menjangkau wilayah terisolasi dan sulit dilintasi sehingga menggunakan motor trail," kata Fikri kepada wartawan, Senin (10/12/2022).
Relawan-relawan tersebut disebar ke sejumlah kecamatan di titik terisolasi, di antaranya di Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, dan Cianjur.
"Dari beberapa kecamatan di desa terisolasi tersebut, yaitu Desa Sukamulya, Nyalindung, Sarampad, Padakati, Bunikasi, Ciputri, Babakankaret, Serpong, dan Tapos," katanya.
Fikri mengugkapkan, setiap relawan PMI yang menggunakan motor trail itu masing-masing membawa sejumlah kebutuhan pokok yang diperlukan warga terdampak gempa bumi.
"Satu kali jalan menuju titik terisolasi dari 22 relawan itu membawa hampir sebanyak 400 kilogram di antaranya beras, selimut, mi instan, makanan, dan susu bayi, serta obat-obatan," katanya.
Relawan yang menggunakan motor trail ini akan terus berjalan karena masih terdapat korban terdampak gempa di wilayah terisolasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)