Berita Terkini Nasional
Kuat Maruf Protes Kejujurannya di Persidangan Diragukan, Hakim: Majelis yang Menilai
Kesaksian Kuat Maruf dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J di persidangan diragukan karena hasil tes kejujuran poligraf.
Tribunlampung.co.id – Kuat Maruf, satu terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J protes karena kejujurannya di persidangan diragukan.
Kesaksian Kuat Maruf dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J di persidangan diragukan karena hasil tes kejujuran poligraf.
Ketika itu Kuat Maruf ditanya apakah saat kejadian melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J atau tidak? Hasil tes poligraf jawaban Kuat Maruf bohong.
Saat itu Kuat Maruf menjawab tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
Justru Kuat meragukan terkait alat tes poligraf yang membuatnya terindikasi berbohong.
“Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat, tapi di poligraf kok masih berbohong gitu aja,” kata Kuat Maruf dalam persidangan.
Baca juga: Ungkap Misteri Potongan Jari Manusia di Sayur Lodeh, Polisi NTT Bentuk Tim Khusus
Baca juga: Legislator Partai Golkar Kena OTT KPK, Jabat Wakil Ketua DPRD Jawa Timur
Diketahui kejujuran para terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J kini mulai diketahui.
Hal ini lantaran hasil tes kejujuran menggunakan alat lie detector atau tes poligraf para terdakwa sudah mulai menunjukkan hasil.
Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (14/13/2022), ahli poligraf menyebutkan hasil tes kejujuran kelima terdakwa pembunuhan Brigadir J.
Keterangan Ahli Poligraf, Aji Febriyanto menyebut Ferdy Sambo memiliki skor uji kebohongan minus delapan atau terindikasi berbohong. Putri Candrawathi juga terindikasi berbohong dengan skor minus 25.
Selanjutnya, Aji mengatakan, dari hasil tes kebohongan Eliezer sudah berkata jujur.
Ricky Rizal juga dites dua kali seluruhnya jujur dengan skor 11 dan 19, sementara itu Richard Eliezer dites sekali hasilnya jujur dengan skor 13.
Sementara itu, Kuat Maruf diuji dua kali yang hasilnya berbeda, yakni skor 9 atau jujur untuk pertanyaan pertama.
Sedangkan hasil tes Kuat menunjukkan skor minus 13 yang berarti terindikasi tidak jujur untuk pertanyaan kedua.
Dari hasil tes tersebut, terdakwa Kuat Maruf terlihat protes saat di persidangan.
Kuat mengaku jika dirinya sudah memberikan pernyataan yang sebenenarnya terkait tragedi penembakan Brigadir J, namun hasil tes poligraf menunjukkan jika dirinya tidak jujur.
Kuat justru seolah menyalahkan alat tes poligraf yang membuatnya terindikasi berbohong.
“Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat, tapi di poligraf kok masih berbohong gitu aja,” kata Kuat Maruf dalam persidangan.
Diketahui pada persidangan tersebut, Aji menjelaskan bahwa pada tes pertama Kuat jujur saat ditanya apakah pernah melihat Yosua dan Putri Chandrawati melakukan hubungan intim.
Sementara pada tes kedua Kuat terindikasi berbohong saat ditanya apakah melihat Ferdy Sambo menembak Yosua atau tidak.
Baca juga: Kuat Maruf Langsung Nangis saat Ditelepon Ferdy Sambo Akan Dipenjara
Baca juga: Pakar Mikro Ekspresi Nilai Suara Lambat Ferdy Sambo di Persidangan Indikasi sedang Berbohong
“Untuk indikasi kedua untuk saudara Kuat yang dilakukan pemeriksaan pada tanggal 9 September adalah ‘apakah kamu melihat pak Sambo menembak Yosua?’ jawabannya saudara Kuat tidak, itu hasilnya bohong,” ujar Aji.
Hakim yang Menilai
Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mengatakan majelis nanti yang akan menilai apakah pernyataan Kuat Maruf berbohong atau jujur.
"Baik nanti majelis yang akan menilai," terang hakim.
Lebih lanjut hakim pun berharap tes poligraf untuk menguji kebohongan seseorang dalam sebuah kasus tindak pidana dapat terus digunakan oleh Mabes Polri.
Sebab menurut hakim, jarang ada perkara yang menampilkan hasil tes poligraf tersebut.
"Saya berharap keahlian saudara di masa yang akan datang selalu digunakan oleh Mabes Polri karena sayang sekali hasil mengenai poligraf ini jarang digunakan," ungkap hakim.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)