Berita Lampung

Pemkab Pesisir Barat Lampung Sosialisasi Warga Imbau Berani Laporkan Kasus Asusila 

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemkab Pesisir Barat Lampung akan melakukan sosialisasi di sekolah

Penulis: saidal arif | Editor: soni
Tribun Lampung / Saidal Arif
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemkab Pesisir Barat Lampung, Selasa (17/1/2023) 

 
  

 
 
Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Guna mencegah kekerasan dan minimalisir kasus asusila terhadap anak  Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemkab Pesisir Barat Lampung akan terus melakukan sosialisasi di sekolah.

" Pada 2023 ini kita akan tetap akan lakukan sosialisasi di sekolah-sekolah yang ada dan masyarakat," ucap Nur Aini Kabid PPA pada DP3AKB Pemkab Pesisir Barat Lampung, Selasa (17/1/2023).

Dijelaskanya, sosialisasi tersebut bermaksud untuk menimalisir serta mencegah asusila dan kekerasan terhadap anak dibawah umur.

Ditambahkanya, sejauh ini tingkat efektivitas dari dari sosialisasi tersebut cukup tinggi.

Terbukti tingkat kesadaran masyarakat saat ini meningkat terhadap kasus yang menimpa anak-anak.

Selama ini kata Nur Aini, kasus kekerasan dan kasus asusila masih dianggap tabu oleh masyarakat.

Baca juga: Selama 2022 Polres Lampung Utara Menangani 31 Kasus Tindak Asusila

Baca juga: Ada 11 Kasus Asusila di Metro Lampung selama 2022, Pelaku Mayoritas Pacar

Selain itu masyarakat juga merasa ketakutan dan kebingungan harus melapor kemana dan dengan siapa.

" Dengan adanya sosialisasi yang kita adakan, akhirnya mereka berani melapor dan paham harus melapor dimana," kata dia.

Sehingga, akhir akhir ini banyak kasus asusila di bawah umur mencuat di Pesisir Barat Lampung

Lanjutnya, saat ini masyarakat juga sudah sadar ketika ada kasus asusila atau kekerasan anak dibawah umur bukan hanya pihak keluarga yang bisa melaporkan. Namun bisa juga dilaporkan oleh tetangga atau orang lain yang mengetahui.

" Mungkin selama ini masyarakat juga masih merasa ketakutan kalau melapor, setelah kita lakukan sosialisasi mereka berani karena merasa dilindungi," ucapnya.

Sebab kata dia, pihaknya selalu mendampingi korban asusila sampai kasus tersebut selesai.

Selain itu pihaknya juga memberikan pendampingan pisikologi agar korban sembuh dari trauma yang dideritanya.

" Kita selalu mendampingi korban termasuk pendampingan psikologi, kalau tidak bisa kita tangani di kabupaten pasti akan kita rujuk ke tingkat yang lebih tinggi dan fasilitasnya lebih memadai," bebernya.

Untuk saat ini DP3AKB Pesisir Barat Lampung sudah memiliki satu orang pisikologi yang bertugas  di daerah setempat.

Nur Aini melanjutkan, sosialisasi pencegahan kekerasan dan tindakan asusila terhadap anak dibawah umur ini dibingkai dalam program sekolah ramah anak atau SRA.

" Jadi untuk anggaranya tidak bisa kita katakan selalu ada, sebab kita juga menyesuaikan kondisi keuangan Pesisir Barat," ucapnya.

" Artinya pemerintah juga memperioritaskan pembangunan yang ada, tapi tetap kita adakan sosialisasi itu dalam program sekolah ramah anak," lanjutnya.

Dikatakanya, dalam rangka mencegah terjadinya tindakan asusila terhadap anak dibawah umur, pihaknya juga bekerjasama dengan kepolisian dan lembaga kemasyarakatan.

Namun saat disinggung mengenai data jumlah kasus asusila terhadap anak dibawah umur di Pesisir Barat Lampung, Nur Aini tidak bisa menunjukannya.

Sebab dirinya beralasan data valid mengenai kasus tersebut ada di laptop stafnya yang sedang melakukan dinas luar (DL) di Bandar Lampung.

"Maaf kalau untuk data belum bisa saya berikan, karena ada di laptop staf saya dia sedang DL," imbuhnya.

"Nanti saya berikan kalau dia sudah pulang saja, sebab data di kantor ini juga lagi acak-acakan karena kita lagi beres-beres mau pindah kantor juga," tutupnya.

( Tribunlampung.co.id / Saidal Arif )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved