Berita Terkini Nasional

Akui Kesambet, Cak Nun Klarifikasi Pernyataan Viral yang Sebut Jokowi sebagai Firaun

"Saya minta maaf kepada semua yang terciprat menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," ucap Cak Nun.

Editor: Indra Simanjuntak
Tribunjateng.com/Tangkap layar Youtube Sekretariat Presiden
Kolase Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun (kiri) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) (kanan). Cak Nun klarifikasi soal pernyataannya yang menyebut Jokowi sebagai Firaun hingga videonya viral.  

Tribunlampung.co.id - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun berikan klarifikasi atas pernyataannya viral yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai firaun.

Diketahui, video ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi sebagai firaun sempat viral di media sosial.

Dalam video viral yang beredar, Cak Nun mengatakan, pemenang Pemilu 2024 sudah ditentukan.

Kata Cak Nun, Indonesia saat ini dikuasai oleh Jokowi yang ia sebut sebagai firaun.

Mengenai videonya yang viral, Cak Nun lalu memberikan klarifikasi dalam tayangan YouTube CakNun.com, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Presiden Jokowi Ubah 5 Hari Kerja Jadi 6 Hari Kerja, Libur Seminggu Cuma Satu Hari

Cak Nun mengaku disalahkan pihak keluarga atas pernyataannya.

"Saya barusan disidang sama keluarga, dihajar pokok e disalah-salahke (pokoknya disalah-salahkan)"

"Karena saya mengucapkan yang seharusnya tidak saya ucapkan," ujarnya.

Selain itu, Cak Nun mengungkapkan, dirinya dianggap tidak bijaksana karena pernyataannya.

Sehingga, Cak Nun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarganya.

"Saya dianggap tidak bijaksana."

"Kan saya yang mengajarkan 'Jangan ngomong siapa, tapi apa'. Itu saya sendiri melanggar," katanya.

"Akhirnya saya minta maaf sama keluarga."

"Karena saya melakukan apa yang saya sendiri mengajarkan untuk tidak dilakukan," papar Cak Nun.

Tak hanya kepada keluarga, ia juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang terkena imbas karena ucapannya.

"Saya minta maaf kepada semua yang terciprat menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," ucap Cak Nun.

Selanjutnya, tokoh intelektual muslim di Indonesia ini mengaku 'kesambet' terkait ucapannya.

Ia kemudian berpesan agar segala sesuatu disampaikan secara bijaksana.

Baca juga: Cak Nun Ungkap Cita-cita Gus Sholah Sebelum Wafat: Muktamar NU Bebas Politik Uang

"Saya sendiri yang kesambet, kesambet itu tolong Anda pahami sebagai dari hidup manusia," katanya.

"Kalian semua jangan mengucapkan apa yang tidak harus diucapkan."

"Harus mengucapkan sesuatu yang kamu hitung betul secara bijaksana, tidak hanya secara benar dan baik," beber Cak Nun.

Pernyataan Cak Nun Sebut Jokowi sebagai Firaun

Dikutip dari TribunJateng.com, pernyataan Cak Nun yang menyebut Jokowi sebagai firaun disampaikan saat mengisi sebuah pengajian.

Awalnya, Cak Nun menyampaikan tentang pemenang dan kualitas pemilih dalam Pemilu.

"Saiki nak kon takon (Sekarang kalau ditanya). Misale (Misalnya) hasil pemilu itu kan mencerminkan tingkat kedewasaan rakyat."

"Bahkan juga algoritma pemilu, saiki (sekarang) misal Pemilu 2024, kon gak mungkin menang,"

"Wes ono sing menang ket saiki (sudah ada yang menang dari sekarang)," ucap Cak Nun.

Cak Nun lalu menyamakan Jokowi sebagai firaun yang sudah menguasai Indonesia.

Selain itu, ia juga menyamakan Antoni Salim dan Luhut Binsar Pandjaitan dengan tokoh lain.

"Wes ono sing menang saiki (sudah ada yang menang sekarang), karena Indonesia dikuasai Firaun yang namanya Jokowi."

"Oleh Qorun yang namanya Antoni Salim, 10 naga, gak 9 saiki 10 rek. Terus Haman yang namanya Luhut."

"Negara kita dicekel cek oleh Firaun, Haman, dan Qorun."

"Sudah dipegang mereka semua, dari uangnya sampai sistemnya, semua perangkatnya sudah dipegang mereka semua," papar Cak Nun.

Tanggapan Guntur Romli

Seorang pendukung Jokowi, Muhammad Guntur Romli, menyebut pernyataan Cak Nun bisa dimaknai dari dua sisi yakni bentuk gurauan dan penghinaan. 

Apabila dimaknai sebagai gurauan, kata Guntur Romli, Cak Nun bisa diejek balik.

"Kalau Pak Jokowi disebut Firaun, terus Cak Nun siapa? Merasa Nabi Musa?"

"Gak cocok, karena Nabi Musa itu gagah perkasa, Cak Nun kan loyo orangnya hahaha, atau, Cak Nun itu seperti Musa Samiri, yang membuat berhala seperti halnya sekarang pengikut-pengikut Cak Nun 'memberhalakan' Cak Nun," ujar Guntur Romli saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa.

Apabila pernyataan Cak Nun itu sebagai penghinaan, lanjut Guntur Romli, maka hal itu merupakan bentuk kesombongan Cak Nun karena memvonis orang lain seperti firaun.

"Karena dalam konteks ucapan Cak Nun, itu firaun yang jahat, Firaunnya Nabi Musa."

"Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan, yang menindas rakyatnya."

"Pak Jokowi tidak bisa disamakan dengan firaun."

"Karena Jokowi itu Muslim, pernah masuk Kakbah dan rakyat Indonesia mayoritas puas dan senang dengan kepemimpinan Jokowi," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved