Berita Terkini Nasional
Pedagang Bakso Ungkap Keseharian Pelaku Pembunuhan Berantai yang Jual Es Cincau
Fakta baru tentang Solihin alias Duloh, satu dari tiga tersangka kasus pembunuhan berantai Bekasi Cianjur mulai terkuak.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Fakta baru tentang Solihin alias Duloh, satu dari tiga tersangka kasus pembunuhan berantai Bekasi Cianjur mulai terkuak.
Sosok Duloh, pembunuhan berantai Bekasi Cianjur terkuak, dimana yang bersangkutan merupakan tukang es cincau di seberang SDN 3 Ciketing Udik, bantargebang, Kota Bekasi.
Pun demikian dengan keseharian pembunuhan berantai Bekasi Cianjur Duloh yang diungkapkan oleh pedagang bakso bernama Udin.
Menurut Udin, tidak ada yang mencurigakan dalam keseharian Duloh.
Ia pun sama sekali tak curiga dengan rekan sesama pedagang kaki limanya itu.
Baca juga: Ngaku Sakti, Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi Ternyata Penjual Es Cincau Keliling
“Orangnya mah biasa-biasa aja. Nggak yang gimana-gimana gitu enggak,” ujar Udin dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (22/1/2023).
Setelah mengetahui bahwa Duloh merupakan tersangka kasus pembunuhan berantai, ia mengaku tak menyangka dan kaget mengetahui hal tersebut.
Udin menyebut sempat mendengar percakapan bahwa Duloh tengah mencari sebuah kontrakan untuk sanak saudaranya yang menjadi korban gempa Cianjur.
“Jarang sih, lagi nyari kontrakan sama saudara satu rumah buat saudara yang kena gempa di Cianjur. Bilangnya gitu sih, dapat pesangon katanya mau ngontrak di sini,” ujar Udin.
Duloh menjadi serial killer alias pembunuh berantai bersama dua rekannya, Wowon Erawan dan Muhammad Dede Solehudin.
Sembilan orang menjadi korban tangan berdarah tiga serangkai itu yang mayoritas masih memiliki hubungan kerabat dan keluarga.
Motif Pembunuhan
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan aksi pembunuhan berantai berkedok supranatural yang dilakukan tiga serangkai Woeon, Duloh dan Dede bermotif menguasai harta para korbannya.
“Saudara Dulah atau Solihin ini menarasikan dirinya memiliki kemampuan untuk mampu meningkatkan kekayaan lalu kemudian menyuruh Aki atau Wowon untuk mencari korban,” ujar Fadil Imran.
Namun, ketika para korban tak kunjung menerima kesuksesan yang dijanjikan maka Wowon segera melaporkan ke Dulah.
Takut aksi penipuan berkedok supranaturnya terbongkar Wowon dan Duloh pun mengeksekusi para korban yang menagih janji.
“Wowon melaporkannya kepada Duloh, Duloh yang kemudian mengeksekusi para korban dengan mengajak para korban ke rumahnya dan diberi minum racun,"
"Kemudian orang yang mengetahuinya pun dianggap berbahaya dan dihilangkan,” jelas Fadil Imran.
“Duloh dan Aki ini adalah partner in crime,” ujar Fadil Imran pada Jumat (20/1/2023).
Diketahui, pembunuhan berantai di Cianjur ini terbongkar setelah polisi mengembangkan kasus satu keluarga tewas di Bekasi.
Dalam penggalian yang berlangsung pada Kamis (19/1/2023), polisi menemukan empat korban.
Keempat jasad korban sudah menjadi kerangka.
Para korban tersebut ditemukan di kediaman tersangka pembunuhan berantai, Wowon dan Solihin alias Dulah.
Ketua RT 001 RW 002 Sunaryo menuturkan, rumah Wowon dan Solihin berjarak sekitar 100 meter.
Di area rumah Solihin, ditemukan dua jenazah korban.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi Wowon Ngaku Keturunan Kerjaan Mataram
Lubang kubur korban berada di samping tembok bangunan.
"Kalau yang di rumah ini, ada dua (mayat) di satu lubang. Kata pak polisi itu istri sama menantunya Wowon," ungkapnya, Jumat.
Sementara itu, di pekarangan rumah Wowon ditemukan kerangka bocah berusia dua tahun.
Korban keempat ditemukan di dalam sebuah rumah.
Liang itu kemudian dicor dan dikeramik.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menjelaskan, kerangka anak kecil tersebut diduga berinisial B (2).
Adapun, jasad yang dikubur dalam satu lubang diduga bernama Noneng dan Wiwid.
Lalu, korban di lubang ketiga diduga bernama Farida. Untuk memastikan identitas korban, polisi akan melakukan serangkaian proses, antara lain identifikasi primer dan tes DNA.
"Tentu proses-proses memastikan identitas korban perlu dilakukan, tidak hanya berdasarkan pengakuan tersangka," tutur Fadil di Jakarta, Kamis.
Kronologi
Kasus pembunuhan berantai di Bekasi diduga bermula dari Siti yang tak lain merupakan tenaga kerja wanita (TKW).
Dari informasi yang diterima Tribunnews.com, ia mendesak pembuktian janji pelaku utama pembunuhan, Wowon (60), yang mengatakan bisa menggandakan uang.
Pasalnya, Siti telah memberi banyak uang kepada Wowon.
Karena terus didesak, Wowon akhirnya memiliki ide mencari jalan licik untuk menghabisi nyawa Siti.
Siti pun diminta Wowon untuk mengambil uangnya yang telah digandakan ke Mataram, NTB.
Namun, bukan uang yang Siti dapat, namun nasib nahas menimpanya.
Di tengah laut saat melakukan penyeberangan dari Surabaya, Siti didorong dari kapal oleh Noneng, mertua Wowon, hingga terjun ke laut.
Ia pun dikabarkan telah tewas dan menjadi korban pertama Wowon.
Dari penyelidikan polisi, tak hanya Siti, seorang TKW yang disinyalir adalah korban selanjutnya bernama Farida ditemukan kerangkanya di Cianjur.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)
Alasan Sebenarnya Suami Izinkan Istri Layani Pria Hidung Belang di Rumah sampai 15 Kali |
![]() |
---|
Terbongkar Perbuatan Briptu Rizka kepada Brigadir Esco dari Rekonstruksi di Dalam Rumah |
![]() |
---|
Nasib Pemain Musik Hajatan Dikeroyok Tamu Undangan yang Kecewa saat Penampilan Berakhir |
![]() |
---|
Ternyata Briptu Rizka sudah Melapor ke Pimpinan Suaminya saat Brigadir Esco Hilang |
![]() |
---|
Suami di Bangka Rela Istri Layani Pria Hidung Belang di Rumah, Berjaga setiap Ada Tamu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.