Keracunan di Lampung Tengah

Respon Polisi Soal Zat Beracun Pisang Goreng Menewaskan 3 Orang di Lampung Tengah

Kasatreskrim Polres Lampung Tengah Polda Lampung AKP Edi Qorinas ungkap hasil uji laboratorium dari sampel pisang goreng maut di Lampung Tengah.

Kolase Tribun Lampung
Foto Ilustrasi Kasatreskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas (kiri) dan pisang goreng (kanan). Respon polisi terkait zat beracun dalam pisang goreng yang akibatkan 3 korban meninggal keracunan di Lampung Tengah. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Polisi merespons terkait adanya kandungan zat beracun yang menewaskan tiga orang di Lampung Tengah.

Kasatreskrim Polres Lampung Tengah Polda Lampung AKP Edi Qorinas mengungkap uji laboratorium dari sampel pisang goreng maut di Lampung Tengah sudah membuahkan hasil.

Menurut Edi Qorinas, dari hasil uji laboratorium sampel pisang goreng di Lampung Tengah tersebut ditemukan terkait adanya zat kimia yang diduga sebagai sumber racun.

Namun hasil uji di Lampung belum mengarah ke hal yang lebih spesifik terkait zat kima apa yang jadi sumber racun tersebut.

Oleh karena itu, kata Edi Qorinas, pihaknya akan menindaklanjuti dengan pengujian yang lebih spesifik lagi.

Baca juga: PNS Pringsewu Lampung Hilang Terlacak Berada di Jakarta Lewat Ponselnya

Baca juga: Pisang Goreng Menewaskan 3 Orang di Lampung Tengah Terkandung Dua Zat Beracun

Tapi, menurut dia, pengujian tersebut tidak dapat dilakukan di Lampung melainkan harus ke Palembang Sumatera Selatan.

Sehingga untuk mendapatkan hasil yang valid, menurut Edi Qorinas, tim dari Polres Lampung Tengah bertolak ke Palembang. 

Diketahui polisi mengungkap kandungan pada pisang goreng yaang akibatkan tujuh orang keracunan hingga tiga diantaranya meninggal dunia.

Penyidik Satreskrim Polres Lampung Tengah Polda Lampung telah mengambil sampel pisang goreng maut untuk diuji laboratorium, karena sudah menewaskan tiga orang keracunan

Upaya tersebut buat mengungkap fakta dari kasus pisang goreng beracun di Lampung Tengah yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia keracunan setelah memakannya.

Diketahui ada tujuh orang diduga keracunan pisang goreng, satu korban meninggal dunia di RSUD Ahmad Yani dan dua korban meninggal lainnya adalah pasangan kakek nenek di Lampung Tengah, Lampung.

Hasil uji laboratorium kasus pisang goreng beracun yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia termasuk kakek nenek di Lampung Tengah itu, akhirnya keluar.

Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas mengungkapkan, telah menguji kandungan zat kimia yang ada di barang bukti pisang goreng yang ditemukan inafis Polres Lampung Tengah.

Edi mengatakan, barang bukti yang diuji kandungan zat kimianya adalah sisa pisang goreng serta alat masak dan bahan yang digunakan.

Baca juga: Firasat Istri Korban Meninggal Keracunan Pisang Goreng di Lampung Tengah

Baca juga: Total 7 Orang Keracunan Pisang Goreng di Lampung Tengah, 3 Tewas Empat Selamat

Menurut Edi, pengujian sampel pisang goreng itu sebagai tindak lanjut pihak kepolisian menerjunkan tim Inafis untuk mengamankan barang bukti pada Selasa, (17/1/2023).

"Sampel sudah diuji dan hasilnya ada dua zat kimia yang diduga adalah sumber racun," kata Edi Qorinas kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (24/1/2023).

Namun, kata dia, uji yang dilakukan di Lampung tidak menunjukkan hasil jenis zat tersebut secara spesifik.

Hanya menunjukkan adanya zat kimia yang tidak biasa terdapat pada alat bukti tersebut, yang diduga racun.

"Laboratorium di Lampung punya standar konsentrasi zat, jika jumlahnya di bawah standar maka tidak terbaca," kata Kasat.

Untuk memastikan hasil tersebut, Polres Lampung Tengah melakukan uji lanjutan di Palembang, Sumatera Selatan. 

"Saya dan jajaran berangkat ke Palembang sore ini untuk uji ulang barang bukti secara forensik untuk dapat hasil pastinya," kata Edi. 

Edi mengatakan, dalam penyelidikan kasus kakek nenek yang tewas keracunan pisang goreng, pihaknya menerapkan Scientific Crime Investigation atau SCI.

Tujuannya, agar mendapat hasil valid benar tidaknya ada racun dan dapat diketahui jenis racunnya apa.

"Berikut dengan konsentrasi racun tersebut (jika memang ada)," katanya.

Walaupun, kata Edi, sebelumnya pihak RSAY telah memvonis penyebab tewasnya 3 dari 7 korban karena keracunan, namun uji lab harus dilakukan.

Pasalnya, pihak rumah sakit tidak memberikan keterangan detail jenis dan konsentrasi racun yang menyebabkan kematian itu.

Jika hasil laboratorium di Palembang nanti sudah ketahuan, makan akan memudahkan dalam penyelidikan lanjutan.

"Saat ini kepolisian lakukan upaya penyelidikan dengan mematahkan segala asumsi dengan bukti dan data yang jelas," kata Edi Qorinas.

Firasat Istri

Peristiwa keracunan makanan pisang goreng sekeluarga di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah menyisakan duka mendalam.

Tidak hanya keluarga di Lampung Tengah, seorang keluarga di Metro ikut menjadi korban meninggal keracunan makanan pisang goreng.

Korban meninggal keracunan pisang goreng dari Metro adalah Novriadi (37). Sedangkan yang di Kecamatan Punggur, Lampung tengah merupakan pasangan kakek nenek inisial D (80) dan T (80). 

Korban D dan T merupakan paman dari Novriadi.

Sebenarnya, Novriadi  warga Metro Utara ini pergi melayat atas kabar duka meninggalnya D dan T di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.

Tidak disangka, Novriadi justru pulang dengan tubuh yang sudah terbujur kaku. 

Ternyata atas ketidak tahuannya, Novriadi ikut memakan pisang goreng yang akibatkan kakek nenek itu meninggal dunia.

Alhasil kematian Novriadi menyisakan kesedihan istrinya, Agustina.

Agustina pun menceritakan saat-saat terakhir dirinya melihat sang suami meninggalkan rumah untuk pergi takziah.

Setelah itu, Agustina syok karena malah mendapat kabar suaminya sudah tiada.

Agustina hanya termangu saat tetangganya mengetuk pintu rumahnya pada Selasa, 17 Januari 2023 sekitar pukul 23.00 WIB.

Ia sempat terdiam beberapa saat sebelum tangisnya pecah.

"Mas Ade meninggal dunia, bu," bisik tetangganya pada Agustina malem itu.

Agustina bercerita, pada hari itu suaminya bernama Novriadi meminta izin kepadanya untuk takziah ke rumah pamannya.

Wanita berusia 34 itu lantas menginzinkannya.

Namun, setelah sepeda motor suaminya berjalan, ia merasa ada sesuatu di lubuk hatinya.

"Saya tidak mengerti, pokoknya kemarin itu perasaan saya nggak enak aja pas suami saya pergi itu," tutur Agustina sambil menggendong buah hatinya saat ditemui di rumahnya RT 14 RW 03 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Kamis (19/1/2023).

Para tetangga dan keluarga hanya bisa terdiam saat Agustina menangis malam itu.

Mereka membiarkan dirinya hingga dalam kondisi tenang.

Ia mengaku heran atas kejadian yang menimpa suaminya tersebut.

Pasalnya, suaminya yang berusia 37 tahun itu tak pernah sama sekali memakan pisang goreng selama hidup berumah tangga dengannya.

"Jadi agak kaget juga, mas. Karena saya dan almarhum sering membeli gorengan. Tapi ya itu, dia tak pernah memakan pisang goreng, bahkan menyentuh pun tidak. Jadi yang almarhum makan cuma tahu saja," beber Agustina.

Namun, dengan kebesaran hatinya, Agustina mengikhlaskan kepergian suaminya.

Meskipun ia baru berumah tangga selama satu tahun.

Janda satu anak itu mengaku, suaminya merupakan seorang pribadi yang bertanggung jawab, baik hati, dan pandai bersosial.

Kini, Agustina hanya tinggal berdua bersama anaknya yang masih berusia 2,5 bulan.

Ada sebuah kejadian janggal pada magrib di hari suaminya meninggal itu.

Pintu rumahnya ada yang mengetuk pada saat itu.

Padahal suaminya sudah izin dengannya sejak pukul 16.00 WIB.

"Saya nggak tau itu apa. Cuma saya menduganya itu almarhum yang ingin memberikan tanda," kata dia.

Saat itu, kondisi suaminya sehat dan tidak ada penyakit satu pun.

Cuma nahas, racun yang berada dalam pisang goreng tersebut berhasil merenggut nyawanya.

Diketahui, Ade Novriadi (37) merupakan salah satu korban dari pisang goreng diduga mengandung racun.

Ia meninggal setelah memakan pisang goreng yang disuguhkan saat takziah di rumah pamannya.

Kesaksian Korban Selamat

Kesaksian korban selamat keracunan pisang goreng di Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

Satu korban selamat dari keracunan pisang goreng di Lampung Tengah, AJ (36) mengungkapkan bila mulanya datang melayat pasangan kakek dan nenek meninggal inisial D (80) dan T (80).

Kemudian dirinya bersama-sama saat itu lima orang ke dapur nenek dan kakek meninggal di Lampung Tengah diduga keracunan pisang goreng.

Ternyata di dapur, mereka yang masih memiliki hubungan keluarga melihat ada pisang goreng. Awalnya mereka tidak tahu bila pisang goreng tersebut berbahaya.

Lantas mereka tergiur untuk mencicipi pisang goreng tersebut, "Posisinya sudah dingin saat itu," kata AJ saat ditemui di RSUD Ahmad Yani Metro, Kamis (19/1/2023).

Ia mengatakan, dirinya hanya mencicipi sedikit pisang goreng tersebut, kemudian langsung meludahkan pisang goreng itu.

"Karena rasanya pahit sekali, jadi saya ludahkan lagi, mungkin memang ada yang sempat tertelan," bebernya.

Tak berselang lama, lanjut dia, dirinya bersama keempat orang saudaranya tersebut mengalami gejala keringat berlebih dan pusing.

"Bahkan ada yang sampai muntah dan kejang saat itu, sekitar 15 menit setelah memakan pisang goreng itu," ungkapnya.

Ironisnya dari kejadian tersebut satu dari lima orang ini meninggal dunia.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary/Fajar Ihwani Sidiq) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved