Tingkat Kemiskinan Ekstrem di Lampung Tertinggi Ditempati Lampung Utara

 Tribunampung.co.id, Bandar Lampung - Penduduk dengan kemiskinan ekstrem masih menyebar di kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung.

Persebaran penduduk dengan kemiskinan ekstrem ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah setempat.

Terlebih telah ada mandat pemerintah pusat untuk menjadikan kemiskinan ekstrem nol persen pada tahun 2024.

Dari data yang Tribun Lampung himpun, pada tahun 2022 persentase kemiskinan ekstrem tertinggi di Lampung ada pada Kabupaten Lampung Utara dengan 4,79 persen.

Kemudian disusul oleh Lampung Barat dengan 3,37 persen.

Lampung Timur (3,04), Pesisir Barat (2,98), Way Kanan (2,74).

Lalu, Lampung Selatan (2,43), Lampung Tengah (2,15), Tanggamus (1,95), Pesawaran (1,89).

Disusul Bandar Lampung (1,8), Tulangbawang (1,16), Pringsewu (1,11).

Serta Tulangbawang Barat (0,91), Metro (0,83), Mesuji (0,38).

Data di atas merupakan hasil evaluasi terhadap kemiskinan ekstrem di Provinsi Lampung oleh Bappeda Pemprov Lampung.

Kepala Bappeda Pemprov Lampung Mulyadi Irsan kemudian mengkonfirmasi data tersebut.

Mulyadi Irsan menjelaskan kemiskinan ekstrem saat ini bergejolak bersama dengan inflasi yang belakangan terjadi.

"Kemiskinan dan inflasi ini satu tarikan nafas," kata Mulyadi Irsan, saat diwawancara Tribun Lampung di Bandar Lampung, Selasa (31/1/2023).

Secara umum, kata Mulyadi Irsan kemiskinan di Lampung dalam perhitungan terbaru pada September 2022 ialah 11,44, persen.

"Ini memang tidak mudah, tapi kita tetap harus optimis," lanjut Mulyadi Irsan.

Dalam berita terpisah, Mulyadi menyoroti enam kabupaten di Lampung yang mengalami kenaikan persentase penduduk dengan kemiskinan ekstrem satu tahun terakhir.

Keenamnya yakni, Tanggamus, Lampung Timur, Tulangbawang, Pringsewu, Mesuji dan Tulangbawang Barat.

Adapun, kemiskinan ekstrem di Tanggamus dari 0,54 persen pada tahun 2021 menjadi 1,95 persen pada tahun 2022.

Lampung Timur 2,34 persen (2021), menjadi 3,04 persen (2022).

Tulangbawang 0,96 persen (2021) menjadi 1,16 persen (2022).

Pringsewu 0,63 persen (2022) menjadi 1,11 persen (2022).

Mesuji 0,37 persen (2021) menjadi 0,38 persen (2022).

Tulangbawang Barat 0,32 persen (2021) menjadi 0,91 persen (2022).

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)