Berita Lampung

Pemkab Pesisir Barat Lampung Imbau Warga Tidak Gembalakan Sapi di Tempat Sampah

DLH Pesisir Barat Lampung mengimbau agar para peternak tidak menggembalakan sapi di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS)

Penulis: saidal arif | Editor: soni
Tribun Lampung/ Saidal Arif
Puluhan ekor sapi milik warga sengaja dibiarkan bebas mencari makan di tempat pembuangan akhir sampah di Pesisir  Barat 

 Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Pesisir Barat Lampung mengimbau agar para peternak tidak menggembalakan sapi di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan.

Kepala Dinas DLH Pemkab Pesisir Barat Lampung, Husni Arifin menuturkan, pihaknya telah berulang kali melarang warga agar tidak melepaskan sapi di tempat pembuangan akhir sampah.

"Kita sudah melarang warga agar tidak melepaskan sapi di TPAS itu,"  ucapnya, Jumat (10/2/2023).

Pelarangan tersebut dimaksudkan dalam rangka menyelamatkan sapi itu sendiri.

Ditambahkanya, pihaknya juga sudah pernah melakukan sosialisasi dan memasang banner pelarangan di lokasi.

Baca juga: Peternak di Krui Selatan Lampung Gembalakan Sapi di Tumpukan Sampah

Baca juga: TPAS Karangrejo Metro Diperkirakan Hanya Mampu Menampung Sampah Hingga 5 Tahun Kedepan

Namun kata dia, imbauan dan larangan tersebut hingga saat ini tidak diindahkan oleh para peternak.

"Para peternak ini beralasan mubazir kalau dibiarkan saja, karena banyak makanan yang tersedia untuk sapi seperti bekas sayur-sayuran," bebernya.

Diketahui, TPAS di Pekon Balai Kencana tersebut merupakan satu satunya tempat pembuangan sampah yang ada di Pesisir Barat Lampung.

Setiap hari sampah-sampah dari berbagai wilayah di Pesisir Barat dikumpulkan di lahan berukuran 2.5 Ha tersebut.

Husni mengatakan, jumlah sampah yang dikumpulkan setiap hari tidak bisa diprediksi, sebab selalu berubah-rubah.

"Karenakan sampah ini tidak kita timbang jadi kita gak bisa memperkirakan berapa ton setiap hari yang masuk," kata dia.

Selain menampilkan fenomena sapi memakan sampah TPAS di Pesisir Barat ini juga dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan bagi warga sekitar.

Pasalnya, TPAS tersebut berada di atas pemukiman warga dan di sebelah selatan berdekatan dengan sungai Way Tenumbang.

Terkait hal ini, kata Husni, dirinya tidak mengetahui sebelum didirikan TPAS tersebut sudah dilakukan kajian apa tidak terhadap dampak lingkungan.

Sebab katanya, TPAS tersebut merupakan warisan atau hibah dari Lampung Barat.

" Tapi kalau kita berbicara ideal memang TPAS kita harus dilakukan relokasi," imbuhnya.

Selain itu kata dia, tempat pembuangan sampah di Pesisir Barat idealnya juga harus ditambah.

"Namun lagi-lagi kita Pesisir Barat ini masih terkendala anggaran," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Puluhan ekor sapi milik warga sengaja dibiarkan bebas mencari makan di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) yang berada di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat Lampung.

Penomena sapi pemakan sampah di TPAS Pesisir Barat ini hampir setiap hari bisa  disaksikan.

Bukan karena tidak ada rumput, namun hewan mamalia ini memang sengaja di umbar oleh pemiliknya untuk mencari makan di tumpukan sampah tersebut.

Pantauan Tribunlampung.co.id dilokasi, nampak puluhan ekor sapi berkeliaran di tempat pembuangan akhir sampah di Pekon Balai Kencana, Kecamatan Krui Selatan.

Hewan mamalia berkaki empat ini terlihat asyik mengunyah makanan di tempat tumpukan sampah.

Ditengah bau sampah yang menyengat bersama lalat yang bertebaran, sapi-sapi ini terus mengendus makanan dengan moncongnya layaknya mencari rumput.

Sambil sesekali membuka kantong plastik mencari sesuatu yang bisa dikunyah.

Sapi-sapi ini kemudian terlihat mulai menyantap sampah-sampah yang ada.

Selain itu juga nampak para pemulung sedang sibuk memisahkan sampah yang mempunyai nilai jual, seperti botol air mineral, alumunium dan besi.

Pada saat para petugas membawa sampah menggunakan truk atau menggunakan motor pengangkut kawanan sapi ini langsung mendekat seolah ingin berebut makanan. 

" Kaya saingan saja sama sapi kalau tumpukan sampah mulai datang, kalau saya hanya cari sampah yang bisa dijual, kalau sapi ya cari makanlah," ucap salah satu pemulung di TPAS Pesisir Barat itu sambil bercanda.

Ahmad (bukan nama sebenarnya) salah satu warga setempat mengatakan, kondisi ini sudah lama terjadi.

" Udah lama kalau tidak salah sudah lebih dari tiga tahun," ucapnya, Jumat (10/2/2023).

Dikatakannya, biasanya para sapi itu diantarkan oleh pemiliknya pada Pukul 07.00 WIB lalu dijemput kembali pada sore harinya.

Bahkan kata dia, sebagian sapi tersebut dibiarkan 24 jam tidak jemput oleh pemiliknya. Mereka tidur dan makan di tempat TPAs tersebut. 

Para pemilik sapi ini beranggapan bahwa sampah di TPAS banyak mengandung makanan bergizi bagi ternaknya.

"Katanya sapi yang di gembalakan disini lebih gemuk dan dagingnya lebih padat," bebernya.

Kondisi ini tentu sangat memilukan terjadi ditengah negeri yang katanya alam subur makmur dan kelilingi lebatnya hutan bukit barisan.

Terlebih, sejumlah penyakit di isukan sedang mengintai hewan mamalia berkaki empat ini, mulai dari virus PMK dan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Sepintas, fisik sapi pemakan sampah ini memang terlihat tidak ada perbedaan dengan sapi pada umumnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan daging sapi pemakan sampah ini mengandung zat yang berbahaya dan bisa menganggu kesehatan manusia jika dikonsumsi.

Kabid Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pesisir Barat, Rahmat Nursan mengatakan, Penomena sapi digembalakan di TPAS tersebut sudah cukup berlama terjadi. Sekitar 3 hingga 4 tahun.

" Kita sudah berulangkali mengingatkan warga, tapi pemilik ternak tetap saja banyak yang tidak mengindahkan," ungkapnya, Jumat (10/2/2023).

Dijelaskanya, pihak telah melakukan pembinaan terhadap para ternak yang melepaskan sapi di pembuangan sampah tersebut.

Bahkan kata dia, pihaknya juga sudah pernah memberikan bantuan bibit rumput untuk para peternak.

" Kita juga sudah sering memberikan pembinaan bagaimana cara beternak yang baik, memberikan ilmu bahkan kita juga ikut membantu menanam bibit rumput," ungkapnya.

Dikatakanya, jika dibiarkan dalam waktu yang lama sapi ini dibiarkan mencari makan di tumpukan sampah, maka akan mengganggu kesehatan hewan itu sendiri.

Rahmat mengaku, hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian terkait daging sapi yang mencari makan di tempat pembuangan sampah tersebut terhadap dampak jika dikonsumsi manusia.

"Kalau untuk memastikan daging ternak yang memakan sampah itu aman dikonsumsi atau tidak ya harus di uji laboratorium dulu,"

"Kami menghimbau agar warga pemilik sapi tidak melepaskan sapinya ditempat pembuangan sampah dan kita minta agar para peternak melaksanakan cara terbaik yang baik," tutupnya.

( Tribunlampung.co.id / Saidal Arif )

 

--

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved