Gempa Turki
Jumlah Korban Meninggal Gempa Turki dan Suriah 22.000 Orang, Suhu Dingin Buat Korban Menyerah
Jumlah korban gempa di Turki dan Suriah sejak lima hari setelahgempa sudah lebih dari 22.000 orang meninggal.
Tribunlampung.co.id, Turki - Jumlah korban meninggal akibat gempa di Turki dan Suriah hingga hari kelima masa evakuasi sebanyak 20.000 orang lebih.
Rincian jumlah korban meninggal tersebut, untuk korban di Turki berjumlah 18.991 orang.
Sedangkan di Suriah negara tetangga Turki yang juga terguncang gempa, korban meninggal 3.377 orang.
Jumlah korban meninggal dunia yang terhitung sampai Jumat (10/2/2023) telah melebihi jumlah korban gempa dahsyat tahun 1999 di Turki.
Saat itu jumlah korban meninggal mencapai 17.000 orang.
Dengan jumlah korban jiwa dan kerusakan, gempa berkekuatan 7,8 magnitudo tersebut jadi salah satu yang terparah di Turki dalam 100 tahun.
Baca juga: Santri Ponpes Riyadhus Sholihin Bandar Lampung Salat Gaib Doakan Korban Gempa Turki
Jumlah korban yang tinggi di Turki akibat gempa pernah terjadi pada 1939 dengan 33 ribu orang meninggal.
Sejak gempa mengguncang kedua wilayah tersebut pada awal pekan kemarin, tim penyelamat di Turki dan Suriah masih terus melanjutkan upaya terakhir untuk mencari dan mengevakuasi korban selamat yang terjebak puing-puing.
Namun pencarian memasuki hari keempat, harapan mereka mulai memudar.
Para ahli mengatakan orang dapat bertahan hidup selama seminggu atau lebih.
Namun, karena suhu ekstrim yang melanda Turki, kemungkinan mempersulit tim untuk menemukan orang yang masih hidup dalam suhu yang sangat dingin.
Tercatat hingga kini sebagian besar dari korban yang tertimbun reruntuhan menyerah karena hipotermia
"Ratusan keluarga masih terjebak di bawah reruntuhan saat suhu berada satu digit pada siang hari dan di bawah nol pada malam. Setiap detik berarti menyelamatkan nyawa, namun kami berada pada titik kritis kami hampir kehabisan waktu” ujar kelompok penyelamat sukarelawan Pertahanan Sipil Suriah.
Di Turki saat ini suhu siang hari hanya belasan derajat celsius sedangkan pada malam hari mencapai nol derajat.
Seperti di Kota Nurdagi sebagian besar kota rata dengan tanah dan tumpukan salju.
Meski tengah dihadapkan dengan keterbatasan, mesin-mesin berat mulai diterjunkan untuk membelah reruntuhan bangunan yang telah hancur berantakan.
Ancaman suhu ekstrem tak hanya mempersulit proses evakuasi, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan suhu dingin serta ketegangan zona konflik berpotensi menimbulkan bencana baru bagi ratusan ribu penyintas gempa Turki dan Suriah yang kehilangan tempat tinggal.
Imbas insiden tersebut bantuan yang dikirimkan barat seperti tenda pengungsian tertunda hingga ribuan orang kini tinggal di tempat terbuka dalam kondisi yang memburuk.
Lambannya pemerintah pusat dalam menangani bencana ini membuat Erdogan sempat dikritik habis-habisan.
Salah satu kritik tajam kepada Erdogan itu disampaikan oleh Kemal Kılıcdaroglu, pemimpin partai oposisi utama Turki.
Dia menuduh pemerintah gagal bekerja sama dengan otoritas lokal dan melemahkan organisasi non-pemerintah yang dapat membantu.
Terlepas dari itu badan penanggulangan bencana Turki mengatakan lebih dari 110.000 personel telah mengambil bagian dalam upaya penyelamatan.
Sementara lebih dari 5.500 kendaraan, termasuk traktor, derek, buldoser, dan ekskavator telah dikerahkan.
Kondisi Cuaca Ekstrem
Lebih jauh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tanpa bantuan, puluhan ribu orang yang tinggal di tempat terbuka terancam cuaca ekstrem.
Jumlah kematian akibat gempa Turki dan Suriah juga naik dengan pesat.
Konvoi pertama bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Turki dan Suriah telah menyeberang ke Suriah.
Enam truk melewati perbatasan bab Al Hawa dari Turki membawa tenda dan perlengkapan kebersihan.
Pihak Turki mengatakan sedang mengupayakan membuka dua penyeberangan perbatasan dengan Suriah untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan tersalurkan.
Baca juga: Korban Meninggal di Hari Keempat Gempa Turki 14.000 Orang dan 63.000 Luka-luka
Peristiwa Gempa di Turki
Gempa bumi Izmit terjadi pada Agustus 1999
Pada tahun 1999, Izmit, sebuah kota di barat laut Turki menjadi saksi gempa paling mematikan yang pernah dialami Turki dalam hampir 80 tahun.
Gempa yang juga disebut gempa Kocaeli ini terjadi di dekat Izmit pada tanggal 17 Agustus 1999 sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.
Gempa M 7,4 dan gempa susulan berikutnya menyebabkan lebih dari 17.000 orang tewas.
Selain itu, lebih dari 500.000 warga kehilangan tempat tinggalnya.
Beberapa bangunan runtuh, termasuk markas Angkatan Laut Turki dan kilang minyak di Izmit.
Gempa Elazığ, Maret 2010
Gempa Elazığ, magnitudo 6,1, melanda Başyurt di Elazığ Turki timur pada 8 Maret 2010.
Gempa tersebut merenggut 42 nyawa dan menyebabkan 74 orang luka-luka.
Banyak orang terluka setelah melompat dari gedung untuk menyelamatkan diri dari gempa.
Gempa Van City, Oktober 2011
Gempa dengan magnitudo 7,2 melanda wilayah dekat Kota Ercis dan Van di timur Turki pada 23 Oktober 2011.
Gempa tersebut terjadi pada tengah hari, pukul 13.40 waktu setempat.
Gempa menyebabkan lebih dari 600 orang tewas dan ribuan orang terluka.
Getaran gempa dan gempa susulan dirasakan hingga ke Rusia selatan dan Yordania.
Turki bagian timur, Januari 2020
Gempa berkekuatan M 6,7 mengguncang Turki timur, menewaskan sedikitnya 22 orang, melukai ratusan orang dan menyebabkan getaran di Suriah, Georgia, dan Armenia.
Gempa Laut Aegean, Oktober 2020
Gempa magnitudo 7,0 di dekat Samos, sebuah pulau Yunani di Laut Aegean dekat pantai Turki, menewaskan sedikitnya 24 orang di Turki dan menyebabkan lebih banyak korban di Yunani.
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews)
Korban Meninggal di Hari Keempat Gempa Turki 14.000 Orang dan 63.000 Luka-luka |
![]() |
---|
Seorang WNI Meninggal Dunia Akibat Gempa dan Dimakamkan di Turki |
![]() |
---|
Jumlah Korban Meninggal Akibat Gempa Turki Kini Capai 11 Ribu Orang |
![]() |
---|
Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Capai 7.825 Orang, Standar Bangunan Dipertanyakan |
![]() |
---|
Tiga Artis Indonesia di Turki Semua Selamat dari Gempa, Rumah Berdekatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.